Bab 13. Masa Lalu Prisha 1

1155 Words
# Prisha ingin menolak tapi Ethan memaksa agar Prisha di antar oleh salah satu sopir kepercayaan Ethan yang bernama Dasa sementara sopirnya yang lain akan membawa mobil Bu Kepala yang dipakai Prisha kembali ke rumah Bu Kepala. Sikap Ethan yang tidak menerima penolakan akhirnya membuat Prisha menyerah dan bersedia di antar oleh Dasa. Sepertinya Dasa sendiri adalah orang yang tidak banyak bicara. Sepanjang perjalanan, dia hanya diam dan fokus menyetir. Dia hanya berbicara ketika hendak meminta izin dari Prisha agar bisa sedikit memutar dari jalan utama yang ternyata di tutup karena perbaikan pipa. Tidak butuh waktu lama sebelum akhirnya Prisha dan Dasa tiba di kediaman Prisha. Sebuah rumah mungil yang sederhana namun terlihat asri. Hanya saja, saat mobil sudah semakin dekat dengan rumah Prisha, mendadak Dasa bukannya menghentikan mobil yang dikemudikannya itu dan malah terus menginjak pedal gas hingga melewati rumah Prisha. Prisha yang melihat itu seketika menjadi kaget sekaligus khawatir. “Pak Dasa, apa-apaan ini?!” tegur Prisha dengan nada yang jelas menunjukkan rasa tidak sukanya pada tindakan Dasa. Namun Dasa tampak masih diam dan terus mengamati sesuatu lewat kaca spion. “Pak Dasa, hentikan saja mobilnya disini! Saya bisa berjalan kaki sampai ke rumah,” pinta Prisha. Dasa tetap saja mengemudi tanpa menghentikan mobilnya. “Maafkan saya, tapi saya melakukan ini karena saya dipesan oleh Pak Ethan untuk benar-benar menjaga keselamatan serta memastikan keamanan Anda sebelum menurunkan Anda di rumah. Saya melihat mobil mewah yang sangat mencurigakan diparkir di seberang rumah Anda dan saya bisa memastikan itu karena mobil tersebut menyala namun sejak kita masih di jarak yang cukup jauh, mobil itu sama sekali tidak bergerak. Sekali lagi maafkan saya,” ucap Dasa dengan sungguh-sungguh. Dasa sendiri sebenarnya bukanlah sopir biasa. Dia sudah sering menggagalkan banyak rencana sabotase yang bisa saja membahayakan Ethan dan Noah selama ini. Jika bukan karena Dasa kebetulan sedang ditugaskan oleh Ethan ke tempat lain, maka tidak mungkin Ethan bisa mengalami kecelakaan seperti sekarang. Di sisi lain, Prisha tertegun mendengar penjelasan Dasa. Dia sendiri tidak bisa mempercayai begitu saja apa yang dikatakan oleh Dasa tapi di Prisha juga tahu kalau apa yang di ucapkan oleh Dasa bisa jadi memang benar. Dirinya hanyalah seorang guru TK biasa, siapa sebenarnya yang mau repot-repot mengintainya? Terlebih dengan menggunakan sebuah mobil mewah? Tentu saja tidak ada yang akan melakukan itu kecuali satu orang. Menyadari hal itu mendadak jantung Prisha berdetak kencang. “Bisakah kita memutar lagi untuk memastikan apa yang kau katakan?” tanya Prisha pada Dasa. Dasa mengangguk mengerti. “Sesuai keinginan Anda,” ucap Dasa. Dia kemudian memilih jalan untuk kembali memutar melewati rumah Prisha. Kali ini Dasa dengan sengaja mengemudi sedikit pelan untuk memberi kesempatan pada Prisha melihat ke seberang jalan tempat mobil mencurigakan itu berada dan benar saja, Prisha melihat mobil itu. Sayang kacanya yang hitam membuat Prisha tidak bisa melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil tersebut. “Aku belum pernah melihat mobil seperti itu,” ucap Prisha. “Saya sudah berpengalaman dalam melindungi Tuan Ethan dan Tuan Kecil Noah selama ini. Naluri saya mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan mobil di itu. Jika Anda tidak keberatan, saya bisa turun dan berbicara langsung dengan orang di dalam mobil serta membuatnya turun dari mobil agar Anda bisa memastikan apakah Anda benar-benar tidak mengenal orang tersebut,” ucap Dasa. Prisha terdiam selama beberapa saat. Otaknya sedang mencoba membuat penyangkalan tapi perasaannya mengatakan kalau kecurigaan Dasa bisa saja benar. “Bisakah kita berputar sekali lagi? Kali ini pelan-pelan saja,” pinta Prisha. Tangannya saling bertaut, wajahnya terlihat ketakutan. “Tentu saja, sesuai keinginan Anda,” balas Dasa. Dasa kemudian kembali berputar melewati rumah Prisha sekali lagi dan seperti sebelumnya, mobil itu masih berada di tempat yang sama. Kini Prisha merasa semakin gelisah. “Apa cara yang kau katakan tadi bisa dilakukan tanpa membuat pengemudi dalam mobil tersebut tahu tentang keberadaanku?” tanya Prisha. Dia teringat dengan Banyu, mantan suaminya. Hanya saja pengadilan memerintahkan Banyu untuk berada dalam radius tertentu dari Prisha, selain itu Prisha tahu pasti kalau Tuan dan Nyonya Rakesha sudah pasti tidak akan mengizinkan Banyu untuk kembali mendekatinya. Dasa kemudian menghentikan mobilnya di pinggir jalan setelah belokan untuk menghindari kecurigaan dari pemilik mobil sebelumnya. “Anda seharusnya tidak perlu merasa khawatir karena mobil ini menggunakan kaca gelap anti tembus. Meski Anda bisa melihat dengan jelas dari dalam mobil, orang dari luar hanya akan melihat warna hitam tanpa tahu apakah ada Anda di dalam mobil ini atau tidak,” jawab Dasa akhirnya. Prisha mengepalkan kedua tangannya di atas pangkuannya. “Baiklah, kalau memang begitu, aku minta tolong Pak Dasa. Maaf kali ini merepotkan Pak Dasa,” ucap Prisha. “Itu sudabh menjadi tugas yang diberikan Tuan Ethan pada saya hari ini. Anda tidak perlu merasa sungkan,” ucap Dasa. Pada akhirnya mereka kembali memutar dan kali ini Dasa dengan sengaja menghentikan mobilnya di di belakang mobil mencurigakan itu. Dasa kemudian turun dan mengetuk kaca mobil di depan mereka sementara Prisha hanya diam di dalam mobil dan mengamati kejadian di depannya. Selama beberapa saat Dasa terus berbicara dan Prisha tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang Dasa ucapkan, namun sepertinya Dasa sedang berpura-pura mencari alamat seseorang. Beberapa saat kemudian pengemudi mobil itu akhirnya menurunkan kaca mobilnya, namun Prisha tetap masih belum bisa melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil tersebut. Entah apa yang dilakukan Dasa namun kemudian sesosok pria akhirnya keluar dari dalam mobil mewah tersebut. Di detik itu juga Prisha merasa kalau jantungnya seakan hendak melompat keluar dari dadanya dan rasa panik nyaris membuat dia kehilangan kendali dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Prisha tidak mengenali siapa pria yang turun dari mobil tersebut. Bahkan setelah lewat beberapa tahun, sosok Banyu, mantan suami Prisha masih meninggalkan trauma mendalam di dalam diri Prisha. Bukan hanya karena apa yang terjadi pada Bima, anak mereka, namun juga karena perlakuan yang dia terima selama bertahun-tahun sebelum dan sesudah dirinya menjadi istri Banyu. Beberapa saat kemudian Dasa kembali masuk ke dalam mobil dan dia tampak terkejut mendapati kondisi Prisha yang pucat pasi dan gemetar. “Anda tidak apa-apa? Apa Anda mengenal orang itu?” tanya Dasa. Prisha mengangguk pelan. “Bi-bisakah kita pergi dari sini segera? To-tolong,” ucap Prisha dengan terbata-bata. Sosok Banyu jelas membuat Prisha sangat ketakutan hingga dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis di dalam mobil. Bagaimana tidak? Banyu adalah penyebab dirinya kehilangan Bima dan banyu juga yang secara tidak langsung sudah memperkenalkan neraka dalam hidup Prisha yang berakhir dengan kematian kedua orang tuanya. Dia tidak akan pernah bisa memaafkan Banyu namun juga dia tidak memiliki keberanian untuk berhadapan secara langsung dengan Banyu. Dasa yang melihat itu hanya diam dan kembali mengemudi tanpa menanyakan lagi pada Prisha apa yang terjadi. Dia hanya mengirim pesan singkat pada Ethan yang menjelaskan kalau mereka bertemu orang yang membuat Prisha tidak bisa kembali ke rumahnya sendiri hari itu. Mobil yang ditumpangi Prisha kini melaju meninggalkan Banyu yang mulai kehilangan kesabarannya menanti kepulangan mantan istrinya. Dia mondar-mandir di depan rumah Prisha beberapa kali sebelum akhirnya memilih pergi dari sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD