39 Hari Sebelum Persidangan
Ken menatap ke arah pintu ruangan yang terdapat nama Rosaline di atasnya.
Apakah sekarang Ken memang harus datang ke ruangan kakaknya dan membicarakan apa yang menjadi masalah mereka selama beberapa minggu belakangan?
Kata Feli, masalah antara Ken dan Rosaline harus segera selesai sebelum mereka menikah. Feli tidak ingin kalau ada seseorang yang tidak setuju dengan pernikahannya, oleh sebab itu Feli meminta pada Ken untuk berbicara dengan Rosaline.
Sekarang Ken sedang berada di dalam dilema yang besar. Dia tahu kalau Rosaline sangat sulit diajak berbicara ketika dia sedang emosi. Sejak kecil Ken mengenal Rosaline dengan sangat baik sehingga dia bisa menghafal banyak kelakuan Rosaline. Kalau ingin membahas masalah ini, Ken harus memastikan kalau sekarang Rosaline sudah bisa memahami apa yang menjadi keinginan Ken terlebih dahulu. Ketika Rosaline masih keras kepala, akan sangat sulit untuk berbicara dengan wanita itu.
Bagaimanapun juga, ada banyak hal yang terjadi sehingga membuat Rosaline tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat keras kepala.
Selama ini Ken dan Rosaline menanggung beban yang cukup berat sehingga mereka tumbuh menjadi manusia yang tangguh dan keras kepala. Ken memang sering berusaha untuk menahan emosinya sendiri, tapi berbeda dengan Ken, Rosaline lebih sering mengungkapkan rasa kesalnya. Jika Rosaline sudah memilih untuk diam, itu artinya masalah saat ini sudah benar-benar kacau.
Ken sadar kalau Kakaknya merasa khawatir dengan dirinya sendiri, tapi semua kekhawatiran yang dirasakan oleh Rosaline sebenarnya sama sekali tidak berguna. Kakaknya itu terlalu percaya dengan sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
“Ken? Apa yang kamu lakukan di depan pintu Rosaline?”
Ken menolehkan kepalanya ketika dia mendengar suara Farel yang sedang berjalan mendekati dirinya.
Ken tersenyum lalu menyapa calon kakak iparnya itu. Ah, kenapa Farel harus datang di saat seperti ini? Sekalipun sepertinya Farel juga sudah mendengar rumor yang mengatakan jika Ken dan Rosaline sedang bertengkar satu sama lain, tapi Ken sama sekali tidak ingin Farel benar-benar mengerti dengan apa yang terjadi. Bagi Ken ini adalah masalah keluarga, sekalipun Farel juga akan menjadi calon kerabat dekatnya, Ken tetap tidak ingin kalau masalah antara dua orang saudara malah jadi diketahui oleh banyak orang. Jujur saja, ada hubungan yang cukup rumit di antara dua orang saudara yang tidak akan bisa dimengerti oleh orang lain sekalipun orang lain itu juga memiliki seorang saudara.
“Ah, tidak.. aku hanya ingin menemui Kakakku..” Kata Ken sambil tersenyum dengan sopan.
Sejak kecil Ken memang sudah dekat dengan Farel karena mereka sering belajar bersama untuk bisa masuk ke dalam sekolah hukum yang cukup terkenal di negeri ini. Iya, Ken, Rosaline, dan Farel memang sering belajar bersama agar mereka bisa sama-sama mengerti mengenai pelajaran yang harus mereka kuasai.
Dulu, karena Ken cukup pandai, ketika sekolah dasar Ken sempat melompat dua kelas sehingga pada akhirnya Ken berada di tingkat yang sama dengan Farel dan Rosaline. Akhirnya, sampai mereka kuliah, mereka tetap berada di tingkat yang sama.
“Oh, begitu.. aku kira Rosaline belum datang. Belum ada mobilnya di tempat parkir, apakah dia tidak membawa mobil lagi hari ini?”
Iya, sekalipun mereka cukup dekat, setelah memutuskan untuk menjalin hubungan asmara dengan Feli, Ken memilih untuk kembali menempatkan dirinya untuk berada di bawah Farel. Ken tidak ingin menjadi teman pria itu lagi karena sekarang Ken ingin menjadi adiknya.
Dulu Ken sering merasa takut kalau hubungannya dengan Feli harus kandas di tengah jalan. Ken sangat dekat dengan keluarga Feli, Ken juga berteman baik dengan Farel, akan terasa sangat canggung kalau Ken gagal dalam menjalin hubungan dengan Feli. Untunglah semua itu tidak perlu dikhawatirkan lagi sekarang. Feli dan Ken berhasil melewati badai yang sering kali mengguncang hubungan mereka yang masih sangat lemah itu.
Sekarang Ken dan Feli akan segera memperkuat hubungan mereka agar nanti ketika badai kembali datang, Ken dan Feli tidak akan goyah lagi.
“Aku tidak tahu, dia tidak memberi kabar apapun padaku..” Kata Ken sambil tetap menjaga senyumannya.
Farel menganggukkan kepalanya. Sekalipun terlihat jika pria itu ingin tahu akan apa yang dilakukan oleh Ken, tapi Farel tetap berusaha untuk mengendalikan rasa ingin tahunya.
“Aku juga sangat ingin berbicara denganmu, Ken. Bisakah nanti kita bertemu di ruanganku?” Tanya Farel.
Ken langsung menganggukkan kepalanya begitu dia mendengar permintaan yang dikatakan oleh Farel. Ken tahu jika Farel pasti akan membicarakan mengenai rencana pernikahan Ken dan Feli.
Sejak kecil Ken mengenal Farel sebagai seorang kakak yang baik. Pria itu selalu mendahulukan kepentingan Feli dibanding dirinya sendiri. Ken belajar banyak hal dari Farel, selama ini Ken mencoba untuk menjadi seorang pria sejati yang akan selalu mengedepankan kepentingan keluarganya sendiri.
Dalam hidup Ken, dia selalu berusaha menjadi sosok Kakak untuk Rosaline karena wanita itu tidak pernah bisa merasakan sosok Kakak dari Caleb. Ken melakukan segala hal agar dia bisa menjadi seorang pria yang dipercaya ole Rosaline, Ken berusaha menjadi seorang adik yang baik dan juga Kakak yang akan melindungi Rosaline. Memang sangat tidak mudah, tapi Ken tidak akan berhenti berusaha menjadi yang terbaik.
Sekarang Ken memang sedang mengalami satu masalah yang terasa cukup rumit. Ken sama sekali tidak bisa melakukan apapun karena dia tahu mengenai ketakutan yang dirasakan oleh Kakaknya. Ya, sekalipun Ken tidak percaya, tapi Ken tetap tidak akan bisa melakukan apapun.
“Aku akan ke ruanganmu sekarang..” Kata Ken sambil mengikuti langkah Farel yang berjalan ke arah ruangannya.
Ada tiga ruangan yang berada di lorong ini. tiga ruangan penting yang ditempati oleh tiga orang terpenting di kantor ini. Yang paling ujung adalah milik Ken, lalu Farel, lalu Rosaline. Ruangan mereka berada di lorong sama dan juga lantai yang sama sehingga setiap hari mereka pasti akan sering berpapasan satu sama lain. Sangat tidak menyenangkan ketika Ken yang biasanya akan bergurau dengan Rosaline kini harus saling diam ketika sedang bertemu.
“Kamu tidak jadi ke ruangan Kakakmu?” Tanya Farel sambil menatap Ken dengan pandangan menyelidik.
Ken menghembuskan napasnya dengan pelan ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Farel. Awalnya Ken memang tidak ingin ada banyak orang yang mengetahui tentang renggangnya hubungan Ken dan Rosaline, tapi masalah ini akan semakin besar dan secara tidak langsung juga berhubungan dengan Feli. Ken sangat tahu kalau segala hal yang berhubungan dengan Feli pasti juga akan berhubungan dengan Farel.
Ken sedang berada di dalam keadaan yang sangat sulit saat ini. Ken merasa sangat bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang.
Mengenai rencana pernikahan Ken dan Feli, semua orang sudah tahu tentang hal itu. Hampir semua orang sudah memberikan dukungan mereka dan juga doa-doa terbaik untuk kelangsungan hubungan Feli dan Ken. Sampai saat ini Ken belum mendapatkan restu dari Rosaline. Ini bukan hanya masalah yang ada di antara Ken dan Rosaline saja, tapi masalah antara dua belah pihak. Ken seharusnya mengatakan apa yang terjadi di dalam keluarganya ini kepada keluarga Feli. Tapi Ken tidak ingin membuat ayahnya Feli merasa terbeban, mungkin memang tidak ada salahnya jika Ken berbicara dengan Farel.
“Aku juga ingin berbicara dengan Kakak..” Kata Ken dengan tenang.
Ken sangat tahu jika ini adalah saat baginya untuk fokus bekerja. Dia sedang ada di kantor, sangat tidak etis kalau Ken harus membicarakan mengenai masalah pribadinya saat dia sedang bekerja. Tapi.. Ken tidak akan bisa bekerja dengan tenang kalau masalah ini tidak kunjung selesai.
Ken ingin berbaikan dengan Rosaline, tapi Ken tidak memiliki keberanian untuk berbicara dengan Kakaknya itu.
Selama ini Ken selalu mencoba mengalah pada keinginan Rosaline, jadi rasanya sangat tidak menyenangkan ketika Ken menjadi egois dan lebih memikirkan dirinya sendiri. Ken tidak suka kalau dia harus berdiri dan berbahagia di atas keresahan Kakaknya sendiri.
“Kamu bisa berbicara dengan Rosaline lebih dulu. Aku akan menunggu di ruanganku..” Kata Farel sambil tersenyum dan menatap Ken.
Ken menghembuskan napasnya dengan pelan ketika mendengar kalimat yang dikatakan oleh Farel. Apa yang harus dia lakukan? Apakah Ken memang harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Farel? Iya, sepertinya Ken memang harus menceritakan masalah yang sedang mengganggu pikirannya saat ini. Ken sangat membutuhkan bantuan Farel untuk saat ini. Ken mengingat jika dulu dia sering menceritakan semua masalah pada Farel, setelah bercerita Farel pasti akan memberikan beberapa saran yang cukup bagus untuk Ken. Mungkinkah saat in Farel juga bisa membantu Ken seperti yang sebelum-sebelumnya?
“Aku butuh berbicara dengan Kakak. Ini bukan hanya tentang Kakakku dan diriku, tapi juga juga tentang Feli..”
Ken mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Tentang Feli? Aku memang tidak memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi antara dirimu dan juga Rosaline. Tapi kalau tentang Feli, selama aku masih bernapas.. apapun yang berhubungan dengan Feli akan selalu menjadi masalahku..” Kata Farel sambil menatap Ken dengan tatapan serius.
Ken menganggukkan kepalanya karena dia tahu jika Farel tidak pernah bermain-main dengan apa yang dia katakan.
Selama ini Farel memang selalu berusaha untuk mendahulukan kepentingan Feli dibanding dengan kepentingannya sendiri.
Sekalipun Ken adalah kekasih Feli dan sekarang akan segera menjadi suami Feli, Ken tetap kalah jika dibandingkan dengan Farel. Sebagai seorang Kakak, Farel telah melakukan banyak sekali pengorbanan untuk Feli. Sampai kapanpun Ken tidak akan pernah bisa menyamai posisi Farel di dalam kehidupan Ken. Oleh sebab itu, ketika Ken mendapatkan satu masalah yang juga berhubungan dengan Feli, Ken harus membicarakan masalah ini dengan Farel juga. Pria itu memiliki tanggung jawab penuh akan kehidupan Feli.
“Aku harap kamu tidak akan membicarakan hal yang akan membuat Feli merasa sedih..”
Begitu Ken masuk ke dalam ruangan Farel, pria itu langsung berbicara pada Ken.
Ken menatap Farel yang langsung mempersilahkan Ken untuk duduk di salah satu sofa yang memang tersedia untuk menerima tamu.
Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Apapun yang Ken lakukan, Ken selalu berusaha agar dia tidak menyakiti orang yang sangat dia sayangi. Selama ini Ken selalu menjadikan Feli sebagai salah satu orang paling penting di dalam kehidupannya sendiri. Feli memiliki posisi yang sama pentingnya dengan semua anggota keluarga Ken. Dalam hidup Ken, dia selalu berusaha untuk membuat Feli bahagia sekalipun sampai saat ini dia masih sering tidak adil dalam membagi waktunya. Ken terlalu sibuk bekerja hingga dia lupa kalau dia harus meluangkan waktunya untuk bisa berkomunikasi dengan Feli.
“Aku juga berharap kalau aku tidak akan pernah membuat Feli sedih, Kak. Tapi ini masalah yang sangat besar bagiku. Aku tidak akan bisa bahagia dengan Feli kalau aku melihat Kakakku sendiri menderita..” Ken langsung mengatakan apa yang mengganggu pikirannya selama beberapa minggu ini.
Tanggal pernikahan yang sudah Ken dan Feli pilih sudah semakin dekat. Kalau sampai saat itu tiba dan Ken belum bisa mendapatkan restu dari Rosaline, entahlah.. mungkin Ken tidak akan bisa menikmati acara pernikahannya sendiri.
“Ada apa dengan Rosaline?”
Ken menatap Farel dengan pandangan menyelidik. Sebagai seorang pengacara, Ken tidak hanya mengerti dengan masalah hukum. Ken juga pernah belajar mengenai beberapa bahasa tubuh karena ketika Ken menerima seorang klien, Ken harus benar-benar berpikir dengan hati-hati sebelum menerima mereka. Selama ini Ken selalu berusaha untuk menghindari kasus dimana Ken harus membela orang yang salah. Tidak, orang yang salah sama sekali tidak membutuhkan seorang pembela. Karena itulah Ken banyak mempelajari tentang bahasa tubuh agar dia juga tahu apakah seseorang sedang berbohong, jujur, gugup, atau takut.
Sejak kemarin Ken banyak menyimpan rasa curiga pada Farel. Kali ini Ken merasa ingin tahu mengenai apa yang disembunyikan oleh pria itu. Sayangnya, sebagai seorang pengacara juga, Farel sepertinya tahu kalau Ken sedang berusaha untuk membaca gerak tubuhnya.
“Kakakku tidak setuju dengan pernikahan ini. Kalau Kakakku tidak setuju, aku mungkin tidak akan bisa menikahi Feli dalam waktu dekat..” Kata Ken dengan pelan.