Bab 1

1309 Words
40 Hari Sebelum Persidangan Kenandra membuka matanya dengan pelan ketika dia menyadari sekarang sudah saatnya bangun dan bersiap untuk berangkat bekerja. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus dia lakukan, salah satunya adalah mengurus Kakaknya sendiri. Ketika baru bangun tidur, hal pertama yang selalu dilakukan oleh Ken adalah duduk lalu berdoa untuk memulai harinya. Setelah itu Ken langsung berjalan menuju toilet untuk membersihkan dirinya. Beberapa menit kemudian Ken berjalan dari dalam toilet hanya dengan sebuah handuk yang melilit pinggangnya. Ken melangkahkan kakinya dengan pelan menuju lemari pakaian miliknya yang ada di pojok ruangan. Hari ini, sama seperti pakaian yang biasa dipakai oleh Ken, lagi-lagi Ken akan mengenakan kemeja putih dan juga setelah warna hitam. Iya, gaya yang sangat membosankan untuk dilihat. Tapi Ken memang seperti itu, dia tidak pandai dalam memilih gaya pakaian yang berbeda-beda. Kena terlalu takut untuk berekspresi dengan pakaiannya sendiri. “Jangan pakai kemeja putih lagi. Orang-orang di kantor bisa mengira kalau kamu hanya punya satu kemeja yang sama!” Ken tersentak dan secara otomatis membalik tubuhnya dengan sangat cepat. Di atas ranjangnya, ada seorang wanita muda yang sangat cantik. Sungguh, Ken sama sekali tidak melihat kalau tadi ada Feli di sana. Astaga, sudah berapa lama wanita itu ada di sana? Kebiasaan Feli memang tidak akan pernah berubah. Wanita itu akan melakukan apapun yang dia anggap menyenangkan tanpa peduli kalau tindakannya itu bisa membuat orang lain terkejut. Seperti saat ini, apa yang terjadi jika Ken tidak mengetahui kalau Feli ada di sana? Ini adalah kamar Ken, bukankah tidak seharusnya kalau Feli ada di dalam sini? “Feli! Kenapa kamu ada di sini?” Tanya Ken sambil berjalan mendekati Feli. Bukan sekali dua kali wanita itu membuat Ken terkejut dengan cara yang sama. Ah, bagaimana mungkin Ken selalu saja tertipu dengan Feli? Bagaimana caranya Feli masuk ke dalam kamarnya padahal Ken ingin kalau dia sendiri yang mengunci pintu kamarnya. Wanita itu memang selalu melakukan apapun yang dia mau, sekalipun begitu.. ketika melihat Feli mulai tertawa seperti ini, Ken akan merasa sangat bahagia. Apapun akan dia lakukan untuk terus melihat Feli tertawa. Ketika Feli mulai tertawa, rasanya seperti semua beban yang ada di pundak Ken jadi berkurang lalu hilang begitu saja. Bagaimana mungkin seorang wanita membuat Ken merasa sampai seperti ini? “Aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Tidak ada yang bisa menghentikan aku..” Feli tersenyum lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju ke arah lemari pakaian Ken. Apa yang akan dilakukan oleh Feli? Di dalam lemari itu ada banyak sekali benda-benda yang tidak seharusnya dilihat oleh wanita. Astaga, bagaimana caranya menghentikan Feli? “Feli, kamu mau melakukan apa?” Tanya Ken sambil menghentikan Feli yang ingin melakukan sesuatu di dalam lemarinya. Setelah sekian lama mengenal Feli lalu menjalin hubungan asmara dengan wanita itu, Ken banyak mengetahui hal-hal kecil yang sering Feli lakukan. Termasuk memilih kemeja untuk Ken. Iya, Ken sudah tahu akan hal itu, tapi sampai sekarang dia masih merasa gugup setiap kali Feli masuk ke dalam kamarnya. Ah, padahal mereka akan menikah dua bulan lagi. Apa yang menjadi milik Ken juga akan menjadi milik Feli. Bukankah mereka bisa mulai saling membiasakan diri mulai dari sekarang? “Jangan pakai kemeja putih setiap hari. Bagaimana dengan warna biru? Ini sangat cocok dengan kulitmu yang putih..” Feli tersenyum sambil menyentuh d**a Ken yang masih basah karena dia baru selesai mandi. Akibat dari sentuhan yang diberikan oleh Feli, Ken jadi merasa kalau jantungnya berdetak dengan kencang. Benar, Feli memang selalu bisa melakukan banyak hal yang dia inginkan pada Ken. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Sekalipun mereka akan menikah sebentar lagi, Ken tetap harus menguasai dirinya sendiri. Ken sudah menjaga Feli selama bertahun-tahun, bukan masalah yang besar kalau Ken harus menjaga Feli selama beberapa bulan lagi. Iya, menjaga Feli dari dirinya sendiri tentunya. Ken menatap jam dinding yang ada di dekat ranjangnya. Dia akan terlambat pergi bekerja kalau meladeni Feli. Ah, padahal Ken juga sangat senang kalau bisa menghabiskan waktunya bersama dengan Feli. Mereka sangat sibuk, kalau Ken selalu bekerja dan pulang ketika malam hai, Feli malah lebih parah lagi. Wanita itu sering kali menghabiskan waktunya selama berminggu-minggu untuk melakukan perjalanan dengan teman bandnya. Iya, Feli adalah vokalis band yang sekarang namanya sedang melambung tinggi. Ken tahu kalau dalam hubungan mereka yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, sangat jarang Ken dan Feli menghabiskan waktu berdua seperti pasangan kekasih pada umumnya. Mereka berdua sangat sibuk bekerja dan Ken sering kali juga merasa kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa meluangkan waktu dengan Feli. Wanita itu memiliki hak atas waktu Ken, tapi ketika Ken sedang sibuk, Feli sama sekali tidak pernah mengeluh. Wanita itu sangat tahu kalau pekerjaan Ken yang menjadi seorang pengacara memang menghabiskan banyak sekali waktunya. Iya, Feli jelas tahu bagaimana sibuknya seorang pengacara yang selalu menangani sebuah kasus, Feli juga dibesarkan di dalam keluarga yang kebanyakan berkecimpung di dunia hukum. Kakaknya Feli adalah rekan Ken di firma hukum yang didirikan oleh ayah mereka berdua. Iya, Ayahnya Ken dan Ayahnya Feli sudah berteman sejak lama, mereka bekerja sama dan membangun sebuah firma hukum yang sekarang menjadi sebuah firma terkenal di negeri ini. Tidak seperti ayahnya Feli yang masih aktif sebagai seorang pengacara, ayahnya Ken sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena terkena serangan jantung. “Kamu sudah selesai dengan perjalananmu?” Tanya Ken sambil menatap Feli. Wanita itu langsung berhenti menjelajahi isi lemari Ken, sekarang Feli sedang menatapnya sambil menganggukkan kepalanya. Wanita itu tersenyum, terlihat dengan sangat jelas kalau dia merasa bahagia setelah menyelesaikan tour keliling Indonesia untuk mengadakan konser dari satu kota ke kota yang lain. Ken juga sangat bangga akan apa yang dilakukan oleh Feli. Wanita itu sangat cantik dan juga berbakat. Ken beruntung karena memiliki Feli sebagai kekasihnya. “Sudah selesai. Semuanya juga berjalan dengan sangat lancar.. aku senang sekali..” Kata Feli sambil tersenyum. Wanita yang sedang mengenakan dress bunga-bunga dengan warna soft blue itu menatap Ken dengan pandangan sangat bahagia. Ken sangat tahu jika Feli pasti bekerja dengan sangat keras. Wanita itu pasti merasa sangat kelelahan, tapi dia tetap bahagia. Itulah yang membuat Ken benar-benar bangga atas apa yang dilakukan oleh Feli. Wanita itu bekerja berdasarkan apa yang dia sukai sehingga dia sama sekali tidak merasa keberatan. “Feli, bisakah kamu keluar dari kamarku? Aku akan berganti pakaian sekarang..” Ken menatap Feli dengan pandangan memohon. Ken memang merasa sangat senang ketika menghabiskan waktunya bersama dengan Feli, tapi Ken juga harus segera bersiap karena dia memiliki banyak sekali pekerjaan yang sudah menantinya. Yang paling utama adalah mengantarkan Caleb ke sekolahnya. Sekalipun usia Caleb berada jauh di atas Ken, Kakaknya itu masih tetap bersekolah di salah satu SLB di kota ini. Sebenarnya Ken sudah lulus dari sekolah itu, tapi karena Kakaknya sama sekali tidak memiliki pekerjaan ketika dia sedang di rumah, Caleb meminta agar dia bisa kembali ke sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya. Menurut Ken, dari pada Caleb tidak melakukan apapun selama di rumah, akan lebih baik kalau dia bisa kembali sekolah. Pada akhirnya, sampai sekarang Caleb masih bersekolah. “Aku tunggu di meja makan, ya? Jangan lupa, kamu harus pakai baju warna biru itu!” Kata Feli sambil tersenyum. Ken menganggukkan kepalanya. Dengan cara apapun, Ken akan berusaha untuk membuat Feli bahagia. Kalau Feli merasa bahagia ketika Ken mengenakan baju yang dia pilih, maka Ken akan dengan senang hati memakainya. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan ketika menatap Feli yang melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Andai saja Ken memiliki banyak waktu luang. Sudah pasti Ken akan menghabiskan semua waktunya untuk duduk berdua bersama dengan Feli dan menceritakan apa saja yang ingin dia ceritakan pada Feli. Sayang sekali, Ken sangat sibuk karena dia baru saja mendapatkan satu kasus baru. Ken juga masih harus mengurus segala keperluan Caleb yang kadang kala menyita banyak waktu Ken. Dulu ada Rosaline yang akan membantu Ken dalam beberapa hal. Kakak perempuannya itu sekarang memilih untuk tinggal sendiri di apartemennya karena dia sering berdebat dengan Mama. Entahlah, masalah antara wanita memang sering kali membuat Ken merasa kebingungan. Ah, lagi pula sekarang Ken juga memiliki sedikit masalah dengan Rosaline. Wanita itu tidak akan membantu Ken untuk mengurus Caleb. Masalahnya, bukan hanya Caleb yang membutuhkan Ken. Feli juga membutuhkan dirinya. Ya ampun, kapan Ken memiliki waktu untuk bersama dengan Feli selama seharian penuh?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD