Shena menatap Yanan yang kini memainkan hpnya. Yanan duduk anteng di hadapannya. Pria itu sudah membawanya ke sini, tapi tidak ada niatan untuk mengajaknya mengobrol. Shena menyeruput tehnya dengan pelan. Teh manis buatan Yanan mampu menghangatkan tubuhnya. Shena meninggikan kepalanya, perempuan itu melirik apa yang dimainkan Yanan. Lagi dan lagi Yanan memainkan game yang sama. “Game lagi?” tanya Shena dengan lirih. “Hem,” jawab Yanan. “Apa gak bosan itu terus yang kamu mainkan?” “Pertandingan kurang sepuluh hari lagi, tapi persiapan belum matang. Personil tim juga kurang,” jelas Yanan tanpa Shena minta. “Kenapa tidak merekrut orang?” tanya Shena. “Besok interview,” jawab Yanan. “Kamu sudah lama di dunia game. Pasti kamu juga mengenal banyak player yang tidak memiliki club. Ha