C. Datang sendiri

1278 Words
Hari ini cuaca begitu cerah, angin sepoi-sepoi membuat perasaan tenang. ini adalah kelas terakhir bagi safa di hari ini Safa sudah sangat malas mendengarkan penjelasan dosen itu ia melihat jam, mengapa detik demi detik nya sangat lambat "Waktu nya sudah habis, jelas hari ini berakhir sampai sini, terimakasih " kata dosen kemudian meninggalkan kelas "Akhirnya berakhir juga, gue udah bosen banget" keluh Jasmine "Iya hari ini ga mood banget" kata Selina "Safa lo hari ini kan harus ke rumah temen nyokap gue" Widia mengingatkan "Iyaa, abis ini gue mau kesana " jawab Safa "Lo mau ikut" safa ingin mengajak Widia "Gak deh, gue hari ini mau nga date sama ayang gueee!!" Widia pamer "Biasa aja kali, emang lo doang yang punya pacar" jawab Jasmine sedikit kesal "Emang lo punya?" Tanya Widia "Punya lah" Jasmine dengan penuh percaya diri "Mana gue belum pernah liat tuh" ucap widia "Lagi dalam perjalanan menuju tempat tujuan hahaha" Jasmine sangat di luar naral "Lo kira pesen paket" Selina menambahkan "Guys, gue balik duluan ya" pamit Safa "Iyaa hati-hati sa" kata Selina Liam dan temannya menuju parkiran motor "Liam lo yakin gak ikut" kata aldi "Nyesel lo nanti" Firza mengancam "Gak gue males, pengen tidur" ucap Liam acuh "Dasar bangke" Kevin mengumpat "Gue balik" Liam kemudian meninggalkan parkiran "Permisi" "Permisi " ucap safa sambil menekan bel "Permisi" "Iyaa sebentar " jawab orang rumah "Cari siapa mbak?" seorang Ibu yang membuka gerbang langsung bertanya "Saya Safa Indriani, yang mendaftar jadi guru ngaji Bu" safa menjelaskan "Ohh iyaa, kamu rekomendasi Widia ya?" Tanya si ibu "Iyaa bu saya temen nya Widia" tutur Safa "Kalo begitu ayo masuk na" ajak si ibu "Iyaa bu" ... "Saya tadinya mau manggil ibu guru, tapi kamu nya masih sangat muda, saya panggil kak Safa aja ya biar lebih akrab " tutur si ibu "Iya bu, terserah ibu aja gimana enaknya, saya tidak masalah di panggil apapun asal yang baik mah" jawab Safa sambil tersenyum canggung "Alvian nya lagi main bola sama temannya, ibu sudah suruh mamang untuk menjemput nya, kamu gak papa kan nunggu sebentar?" Kata si ibu " gak papa bu saya tunggu" jawab Safa "Kalo begitu ibu ke dapur dulu ambil minum, tunggu sebentar ya" ucap si ibu "Ehh ga usah bu jadi ngerepotin " safa merasa tidak enak "Ngerepotin apa enggak lah, kamu kan tamu, sebentar ibu ke dapur dulu" kata si ibu dengan ramah kemudian pergi Safa pun hanya bisa diam Matanya melihat keseluruhan rumah, dia berada di ruang tamu yang terletak di tengah rumah, ia merasa rumah ini sangat luar biasa bentuk nya yang lumayan besar arsitektur dan desain interior yang merancang nya sangat hebat, ini persis seperti rumah impian nya saat kecil, safa jadi terharu. Di dekat lemari kristal yang indah terdapat poto keluarga yang sangat harmonis Safa melihat satu per satu orang yang ada di sana dari kursi tempat ia duduk, namun ada wajah tidak asing lagi dari salah satu anak dari pemilik rumah ini, ia pun beranjak dari tempat nya duduk kemudian mendekati poto keluarga tadi ingin melihatnya lebih jelas. Dia memperhatikan wajah itu lekat-lekat "ini ko gak asing ya, gue rasa pernah ketemu tapi dimana ya, lupa lagi" Safa bertanya-tanya. "Siapa lo" suara berat itu langsung menusuk telinga Safa . Safa berbalik ingin melihat siapa orang itu, Alangkah kaget nya iamelihat seseorang yang berada di depan nya ini. Liam tak jauh berbeda dengan safa dia sangat terkejut dengan seseorang di depan nya ini, wanita yang beberapa hari ini selalu membuat nya penasaran dan akhirnya dia pun mencari nya secara besar besaran namun tak berhasil ditemukan, hingga tiba-tiba sekarang ada di dalam rumahnya ini luar biasa. "Lo orang gak jelas yang so asik itu kan" safa tegas "Lo bilang apa" Liam tidak menyangka dia berkata begitu "Gak ada pengulangan kata ini live" jawab safa Liam tiba-tiba teringat sesuatu kemudian dia bertanya hal yang tidak seharusnya tidak ditanyakan sekarang "Lo fakultas apa?" ucap Liam pertanyaan-pertanyaan konyol menurut safa "ngapain nanya, sksd banget lu" jawab sapa "lo kenapa si jutek amat" ungkap Liam "Terserah gue lah" Safa sedikit emosi " tau gak ? " Liam bertanya "ya gak lah tau darimana gue " safa heran dengan pertanyaan Liam "Dengan sikap lo yang jutek dan galak itu, entah kenapa bikin gue penasaran sama lo" Liam sangat to the point "apaan sih, ga jelas banget " safa tersentak kemudian menutup salting nya dengan kata mutiara "beneran, gue juga heran" ungkap Liam kemudian dia tertawa kecil terlihat sangat manis safa melihat kearahnya dengan tatapan sinis kemudian berbalik meninggalkan liam lalu duduk di kursi "Liam kamu udah pulang" tanya si ibu dari dapur dengan membawa nampan berisi minuman "Iya bu bosan di kampus" keluh Liam "Liam Liam " si Ibu sudah biasa "Ohh ya liam, ini safa Indriani guru ngajinya Alvian" si ibu mengenalkan "udah kenal bu" kata liam sambil tersenyum kemudian berjalan menuju lantai dua "ohh jadi kalian sudah saling kenal, aduhh ibu gak tau" ucap si ibu tidak enak ternyata safa teman Liam juga "baru kenal ko bu " Safa tersenyum canggung Safa kesal banget dengan si Liam itu kenapa dia ngomong gitu ke ibunya Safa jadi gak enak "ibu baru tau liam punya temen cewek, dia sebelumnya belum pernah punya temen cewek" si ibu berkata sambil tersenyum senang "hehee iya bu" Safa merasa sangat canggung Liam masuk ke kamarnya kemudian dia senyum senyum sendiri entah mengapa dia sangat bahagia. Liam sangat senang wanita yang selama ini dia cari di seluruh kampus namun tidak berhasil ditemukan akhirnya datang sendiri kerumahnya. "kalo jodoh emang gak akan kemana" ucap liam sambil senyum-senyum sendiri "assalamualaikum Bu" Alvian sudah datang "Alvian cepetan kesini" kata si ibu "iya bu" "kenalin nih, ini kak Safa guru ngaji kamu mulai hari besok" tutur si ibu Alvian tidak menjawab hanya mengerekan kepada ke bawah yang artinya dia nurut saja "saya gak di seleksi dulu bu, langsung diterima?" Safa heran kenapa ia langsung diterima begitu saja "tidak usah lah, kamu kan teman Liam jadi gak perlu, langsung ibu terima saja" jelas si ibu "kamu juga mau kan Al di ajar ka Safa?" tanya ibu ke Alvian. "iya bu" Alvian menjawab datar "makasih ya bu, safa akan mengajar Alvian sebaik mungkin yang Safa bisa" kata safa sangat senang kemudian reflek memeluk si ibu. "iyaa na Safa ibu percaya sama kamu" kata si ibu "Alvian ke kamar dulu bu" kata Alvian kemudian pergi "Alvian emang cuek sama orang baru, jadi kamu harus maklum ya" ungkap si ibu "saya mengerti bu" kata safa "kamu pulang naik apa?" si ibu bertanya "paling naik bus" kata safa "kamu dianterin Liam aja ya, udah sore juga bus jarang ada" tutur si ibu "gak usah bu ngerepotin banget, lagian Liam juga tadi keliatan cape banget harus istirahat" Safa benar-benar tidak mau dianterin Liam si aneh dia harus mencari berbagai alasan "kata siapa gue capek" kata Liam dari atas , kemudian menghampiri mereka "hahhh,e.e..wajah mu itu kelihatan cape banget mning istirahat" Safa sangat tegang saat ini "ga usah terlalu perhatian, gue sehat ko" Liam dengan pede nya " perhatian apasih, bukan gitu maksudnya" Safa kehabisan kata "alah bilang aja lo takut gue sakit karena kecapean kan, tentang aja gue itu kuat ko" ucap Liam penuh kebanggaan "enggak ih, siapa juga yang khawatir, yang ada lu kepedean" kesal Safa "Afifah iyaah " Liam jahil "tau ah" Safa sudah bad mood "udah-udah kenapa kalian jadi ribut sih" si ibu melerai "mending gini aja, Safa kamu dianter Liam ya biar aman sampe rumah, ibu khawatir kamu ada sesuatu di jalan" jelas si ibu "gak usah bu, Safa udah biasa ko" safa kehabisan cara menolak "udah jangan bandel, Lo gue anterin" ucap Liam kemudian menarik tangan safa keluar " hati hati, jangan ngebut liam" si ibu mengingatkan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD