"Akh! Sakit Mah! Lepas Mah, sakit tahu!" Reza meringis kesakitan saat Alina terus mencubit pipi dan juga menjewer telinganya dengan penuh semangat. Astaga! Kalau masalah cubit-cubitan Alina memang jagonya. Tidak terkalahkan dan tak tertandingi lagi. "Kamu tuh, berani-beraninya berbuat yang tidak-tidak pada Ani!" Alina berteriak tepat di telinga kanan Reza, membuat gendang telinga Reza langsung berdengung. "Mah kita melakukan hal itu dalam keadaan sadar." Reza jelas mencoba mencari pembenaran atas aksi yang tadi ia dan Ani lakukan. Alina menarik dalam nafasnya, mencoba meredam emosi yang sudah bercokol dalam hatinya. Sebenarnya ia ingin sekali menjedotkan kepala Reza ke tembok, tapi ia tak tega, karena Reza adalah anak kesayangannya. "Sudah sejauh mana kamu menyentuh Ani?" Alina melep