Penjelasan

1023 Words
Jayden mengecup leher Zela tanpa memberi tanda, ciumannya naik pada bibir Zela sebagai rasa terima kasihnya karena Zela sudah memberikan segalanya pada Jayden. "Makasih Zela, makasih, sayang.." bisiknya di depan bibir Zela yang merah dan basah itu. Jayden menyeka peluh di kening Zela, menatap mata sayu Zela yang masih merasakan lelahnya malam mereka. "Jayden, tadi Zela itunya sakit." manja Zela setelah mulai bisa mengatur nafas dan debar jantungnya, tangisan manjanya membuat Jayden mengeratkan pelukannya pada Zela. "Sakit ya sayang? Aku kasar?" tanyanya dengan mengamati Zela penuh rasa dan banyak pemikiran. Jayden benar - benar melakukan kesalahan besar, Jayden merasa penyesalan mulai menyapa. Namun mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur. "Ngantuk.." rengek Zela dengan begitu manja dan kelelahan. Jayden melepaskan penyatuannya membuat Zela melenguh saat merasakan kehampaan dan juga rasa ngilu. Jayden mengecup bibir Zela sekilas karena lenguhan itu, lenguhan terindah yang pernah di dengarnya selama ini. "Tidur.." Jayden memeluk lagi Zelanya."sekali lagi makasih untuk semuanya Zela, maaf juga karena aku ambil kesempatan dari kepolosan kamu." bisik Jayden pelan. Jayden membiarkannya tidur, sedangkan Jayden meraih tissue untuk membersihkan hasil perbuatannya. Perasaan lega sekaligus menyesal membuat Jayden tidak bisa tidur. *** "Hm.. Gue izin sama Zela! Pokoknya jangan kepo kenapa sih!" amuk Jayden emosi, masih pagi sudah tidak terkendali. Dasar emosi yang sulit di kendalikan. Panggilan pun Jayden akhiri sepihak, Naura benar - benar musuhnya. Entah apa awalnya, mungkin karena emosinya yang sama levelnya. Jayden menoleh saat melihat Zela menggeliat di sampingnya dengan rambut yang berantakan. Jayden tersenyum, semalam sungguh malam terindah. Kasihan Zela sampai lelah dan kesakitan. Jayden mengecup kening dan merapihkan rambut Zela, kini gadis lucunya jadi wanita lucunya. Menyesal tidak ada gunanya, sekarang Jayden hanya perlu menjaganya dan bertanggung jawab setelah lulus sekolah. "Jayden hiks.." Zela membuka matanya dengan tangisan dan rengekan manja."sakit badannya.." akunya dengan menguap lucu. Jayden memijat bahu lalu pinggang dan terakhir mengusap punggung Zela yang polos nan lembut. "Zela engga mau tidur sama Jayden, sakit.." akunya disela - sela isakan dengan begitu manjanya. "Yaudah, jangan terlalu sering aja ya.." Jayden tersenyum geli, merasa berbicara dengan bocah di banding wanitanya. Balita kesayangannya, gemesin. Jayden mengusap kepala Zela, kepala yang pernah terluka di masanya. Jayden begitu sedih saat itu. Si pintar Zela berubah dan kini membuatnya kesulitan dalam mengingat pelajaran atau hal yang tidak di sukai Zela. Dalam kepala mungil itu hanya berisikan tentangnya, di sisi lain Jayden bersyukur. "Tapi mau tidur terus.." rengek Zela dengan kembali terpejam perlahan. Jayden meremang, Zela benar - benar tidak tahu arti tidur itu. Jayden akan menjelaskan semuanya, dia tak mau sampai suatu hari kepolosan Zela di manfaatkan orang lain. Cukup dia orang b******k yang memanfaatkan Zela. *** "Masih sakit?" Jayden bertanya dengan menatap Zela sekilas karena selanjutnya dia akan memutarkan video dewasa. Jayden akan menjelaskan semuanya. Kalau perlu dengan detail. Les biologi di mulai, dia akan menjadi guru beberapa jam ke depan. Semoga saja Zela akan paham dengan semua penjelasannya. "Engga, cuma aneh.." akunya dengan menatap layar di depannya risih. "Liat, semalam kita ciumankan Zela.." Jayden menatap Zela, memintanya untuk ingat. Zela mengangguk malu - malu."Kayak semalem.." gumamnya dengan mengernyit, Zela semakin malu karena melihat daerah privasi orang lain. Jayden mempercepat videonya agar pada intinya."Dan ciuman itu engga boleh sama yang lain, cuma aku sama kamu!" tekannya di akhir, membayangkan Zela ciuman dengan orang lain saja membuatnya emosi. Panas membakar hati dan jiwanya. Zela mengangguk dengan mengikuti arah pandang Jayden, layar di depannya kini menampilkan perempuan yang tengah di sentuh di sana - sini. "Kita semalem gini, di dalam selimut.." Jayden menatap Zela yang menatapnya dengan bersemu merah, ternyata Zelanya bisa malu. Menggemaskan. Jayden kembali ke depan layar sebelum keinginan melahap Zela semakin besar. "Jangan lakuin ini atau bilang ke orang lain kita tidur kayak gitu.." Jayden menjeda videonya, meraih wajah Zela."inget apa yang aku bicarain?" lanjutnya serius, menatap retina polos itu. Zela memutar ingatannya tentang ucapan Jayden yang tidak pernah dia lupakan."Ciuman, jangan sama orang lain kecuali Jayden. Tubuh Zela engga boleh di sentuh kecuali sama Jayden.." yakinnya dengan senyum senang karena bisa ingat dan bisa mengulangnya. Jayden menggigit sayang pipi Zela."Kurang! Satu lagi ketinggalan, jangan bilang ke siapa pun soal kita yang tidur kayak gitu, oke?" Zela mengangguk dengan murung, ternyata masih belum sempurna ingatannya. Jayden memeluk Zela. "Engga papa, aku juga banyak lupa.." bisik Jayden lalu mengurai pelukannya."kita bahas lagi lanjutannya.." lanjut Jayden dengan kembali melanjutkan video itu. Zela menggeliat tidak nyaman, ternyata Jayden melakukan itu semalam pikirnya dengan gugup. Zela merasa malu saat melihat video itu. Jayden meliriknya, terpaksa dia harus memutar video tidak senonoh itu demi pahamnya Zela. Zela mengernyit, merasa kalau perempuannya lebih kesakitan dari dirinya semalam. "Zela ngerasain sakitnya.." gumam Zela dengan polosnya. Jayden menoleh, mengulum senyum tipis. Padahal yang di video bukan perawan, hanya saja suaranya di buat menggairahkan agar para penontonnya terangsang seperti dirinya saat ini. "Mau lagi?" tanya Jayden dengan suara memberat, Jayden terangsang. Zela menggeleng dengan cemberut."Sakit, Zela takut.." akunya manja. "Tapi jujur, enak?" tanya jayden seraya merapihkan rambut Zela agar tidak menghalangi lehernya. Zela membenamkan wajahnya di ketiak Jayden."Enak.." akunya yang mengundang tawa Jayden. *** Zela menggeleng kuat, Jayden tidak berhenti padahal Zela sudah tidak kuat. Jayden terus bergerak, memeluk Zela di kamarnya yang kini berantakan. Zela merasakan sesuatu lagi, sepertinya akan kembali bergetar dan terbang melayang bersama kupu - kupu di perutnya."Jayden.. I-itu, Zela.." suaranya tercekat dengan tangan meremas bahu Jayden. "Lepas aja, sayang.." bisik Jayden dengan semakin giat membawa Zela semakin melayang. Zela merasakan tubuhnya terus bergetar, rasanya Zela melayang hebat. Jayden mengulum lembut bibir Zela, mengecup kening juga pipinya. "Bersihin dulu, istirahat sebentar terus kita makan.." Jayden berlalu meraih pakaian untuk Zela pakai ke kamar mandi. Jayden membersihkan hasil percintaannya dengan menghela nafas pelan, kini mereka kembali melakukan kesalahan. Jayden akui, dia ketagihan. Apalagi selama ini Zela yang menjadi fantasinya setiap di beri wanita oleh temannya atau menyewa wanita bayaran. Zela bukan lagi fantasinya, jelas Jayden tak bisa hanya sekali. Dia akui gila karena bukannya menjaga tapi malah merusak. "Di baju dulu.." Jayden membantu Zela berdiri, peluh menghiasi lehernya."mandi mau?" tanyanya perhatian. "Tidur dulu." manjanya. "Yaudah." Jayden menyeka keringat, merapihkan rambut Zela dengan sayang. Zela mulai mencari posisi nyaman, kedua matanya mulai terpejam dan mimpi pun mulai menjemput.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD