Will dan Operasi Rahasia

1115 Words
Di sebuah gudang kosong di pinggiran kota Zurich, suara erangan kesakitan dan derit pintu besi tua bergema. Will meringis saat rambut gondrongnya dijambak oleh seorang anggota teroris yang menyiksanya. Penyamaran Will terbongkar saat ia selangkah lagi akan mengetahui siapa pemimpin tertinggi pemasok senjata bagi teroris kejam yang berusaha memporak-porandakan Montenegro, sebuah negara kecil dekat Laut Balkan. Will di seret dan di ikat di sebuah kursi, tubuhnya penuh luka dan memar. Dia di siksa dengan kejam untuk mendapatkan informasi tentang siapa yang mengirimnya masuk ke lingkup teroris itu. “ Siapa yang mengirimmu? CIA? FBI? MI6?” Jerit laki-laki bertubuh tinggi besar sambil menjepit jari-jari Will dengan alat penjepit besi. Jepitan itu membuat Will berteriak kencang, namun ia hanya menggertakkan giginya, menahan segala rasa sakit yang menyayat. “ Aku mau lihat sampai kapan kamu bisa bertahan tetap diam?” Teriak lelaki tinggi besar itu dengan mata penuh amarah. “ Bunuh saja aku. Aku tidak peduli. Aku tidak akan mengungkapkan siapa yang mengirimku.” Kata Will dengan tekad baja, khas agent rahasia terlatih yang sudah disumpah untuk mati daripada mengungkapkan jati diri. Dalam ruangan yang gelap dan lembap itu, suara langkah kaki terdengar mendekat. Seorang pria berjas hitam dengan wajah dingin memasuki ruangan. Ia menghampiri Will dengan tatapan penuh kebencian. “Kau adalah duri dalam daging ,” katanya dengan suara rendah yang penuh ancaman. “Kau hampir merusak semuanya. Tapi sekarang, kau tidak punya pilihan lagi.” Will menatap pria itu dengan penuh kebencian. “Aku tidak akan pernah menyerah pada kalian.” Pria berjas hitam itu tersenyum sinis. “Kita lihat saja.” Suara rintihan kesakitan dan erangan memenuhi gudang tempat jaringan teroris itu menyiksa Will. Tapi Will yang sudah babak belur tetap menunjukkan tekadnya yang kuat. Lelaki tinggi besar itu kembali mendekat dengan alat penyiksaan lainnya, tapi tiba-tiba suara keras menggelegar di luar gudang. Serangkaian ledakan dan tembakan terdengar, menggetarkan bangunan tua itu. Pria berjas hitam itu terkejut dan berteriak kepada anak buahnya untuk memeriksa situasi. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Will. Dengan sisa tenaga yang ada, dia berusaha melepaskan diri dari ikatan. Tiba-tiba, pintu gudang terbuka dengan keras dan sekelompok pasukan khusus dari Dewan Keamanan PBB menyerbu masuk, melepaskan tembakan dan menjatuhkan para teroris satu per satu. Will tersenyum lemah saat melihat komandan Jackson masuk dengan senjata terangkat dan langkah gagah. “Kau datang tepat waktu, seperti biasa.” Komandan itu mengangguk. “Kita tidak bisa membiarkanmu begitu saja, Will. Meskipun operasi ini telah gagal total, tapi kamu tetap harus kami tolong. Hanya itu yang bisa kami lakukan untuk anggota kami .Kami tidak mungkin membiarkanmu mati. Setelah pulih, kami akan mengirimmu kembali ke negara asalmu. Indonesia.” “ What! Apakah ini hukuman untukku, karena gagal mengungkap siapa pemasok senjata bagi teroris ini? Mengapa aku di kirim pulang ke Indonesia, bukankah aku bekerja untuk dewan keamanan PBB? Mengapa hanya gagal sekali saja,kalian langsung mengirimku pulang.” Tanya Will sambil di angkut ke ambulance. “ Will ini uda perintah atasan. Sebagai agent rahasia, kamu tidak bisa menolaknya.” “ Tapi Sir.. Aku tidak suka dikirim kembali ke Indonesia.” “ Kenapa? Itu negara asalmu bukan?” Tanya komandannya ikut naik dan duduk di samping Will . Mobil ambulance itu segera berjalan menuju rumah sakit. “ Terlalu banyak lukaku di Indonesia Sir. Ayahku dibunuh karena dia adalah hakim yang anti korupsi. Saat itu dia sedang menangani kasus yang melibatkan penguasa dan untuk mencegah ayahku menjatuhkan hukuman berat pada pelaku korupsi, ayahku dibunuh dengn keji. Ibuku terpaksa membawaku lari berpindah dari satu pelosok ke pelosok lain di Indonesia, sampai aku tamat SMA dan aku berhasil mendapat beasiswa di Amerika. Aku dan ibuku pindah ke Amerika , sejak itu aku tak pernah lagi kembali ke Indonesia. Jadi jangan berikan aku hukuman dengan kembali ke Indonesia , Sir. Aku lebih memilih jadi security guard di kantor pusat Dewan keamanan PBB selama 6 bulan, daripada dikirim ke Indonesia.” Kata Will dengan nada memohon. “ Will… Wil…. Masak agent terbaik Dewan Keamanan menjadi security guard?” Kata Komandan Jackon sambil tertawa “ Ini bukan hukuman, Will. Kamu itu adalah agent terbaik yang kami miliki. Kamu cerdas, penuh taktik, meskipun kadang sedikit ceroboh dan suka seenaknya.” Kata Komandan Jackson yang sudah mengangap Will seperti anaknya “ Tapi kamu sangat lihai dalam penyamaran. Kamu juga sanagt gigih kalau mencari informasi. Jadi kami mengirimmu pulang ke Indonesia untuk melakukan satu missi penting.” “ Missi apa?” “ Melindungi seorang ilmuwan?” “ Baby sitting! No Way!” Jerit Will. Dia paling tidak suka mendapat tugas bodyguard yang harus melindungi wanita lemah. “ Will ini perintah atasan!” Komandan Jackson kini berkata dengan suara tegas “ Aku tidak biasa baby sitting, Sir. Aku tipe ceroboh seperti katamu.” Kata Will “ Kamu tidak bisa menolaknya Will, ini sudah keputusan atasan.” “ Mengapa ilmuwan itu harus dilindungi? Siapa dirinya? Apa kontribusinya sehingga Dewan keamanan sampai harus melindunginya?” Tanya Will bertubi-tubi. “ Ini sebenarnya tugas tidak resmi. Dewan kemanan dimintai pertolongan oleh United Nation Environment Programme dan World Water Council tentang salah satu Ilmuwan yang bernama Maya Santoso yang hendak memaparkan penemuan penting di World Water Forum di Bali, tapi sampai detik terakhir, dia tidak hadir dan menghilang.” “ Maya Santoso, dari namanya dia orang Indonesia pastinya.” Kata Will bergumam “ Mungkin dia berubah pikiran, tidak ingin memaparkan secara gratis penemuannya dan lebih memilih menjualnya ke perusahaan air supaya dia lekas kaya.” “ Suaminya juga menghilang.Mereka berdua terpisah. Pelacakan terakhir Maya tetap naik ke pesawatnya menuju Bali, tapi dia tidak pernah tiba. Makanya kamu harus segera kembali ke Indonesia. Temukan dia dan lindungi diri Maya sampai penemuannya bisa diberikan kepada World Water Council.” “ That’s impossible. Indonesia itu terdiri dari beribu pulau, kalau dia landed di Bandara dan tidak terbang ke Bali tapi terbang ke daerah lain, gimana aku bisa menemukannya?” Kata Will “ Informasi terakhir tidak ada pergerakan dari paspor atas nama Maya Santoso. Berarti dia masih tetap di Jakarta dan tidak terbang ke daerah lain.” “ Dia bisa saja naik jalur darat dan uda pindah ke ribuan tempat lainnya sepanjang pulau Jawa- atau pulau Sumatera.”Kata Will ngotot tidak mau pulang. “ INI PERINTAH WILL! KAMU HARUS KEMBALI SECEPATNYA! SEGERA SETELAH KAMU PULIH!” Komandan Jackson berkata dengan nada perintah “ Siap! Laksanakan!” Akhirnya ucapan tunduk pada perintah atasan itu Will ucapkan karena sudah sumpah agent rahasia, tidak boleh menolak semua perintah dari atasan. “ Bagus. Cepatlah pulih dan saya akan memberimu informasi up to date mengenai keberadaan Maya Santoso. Tugasmu hanya mendapatkan kepercayaannya dan melindunginya. Saat ini semua perusahaan raksasa penyulingan air hendak membunuhnya demi agar penemuannya tidak terungkap.” Kata Komandan Jackson. “ Siap!” Kata Will mengangkat tangannya memberi hormat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD