Davina's POV Aku melihat Will merayap di lantai dengan gesit menuju pintu tangga darurat. Setelah memastikan keadaan aman, dia melambai pada kami agar bergerak perlahan menuju tempatnya. Dia memberi isyarat dengan tangannya agar kami tetap menunduk. Sesampainya di tempat Will menunggu kami, aku melihat ke arah Maya yang wajahnya memucat. "Will, Apa kita harus turun lewat tangga darurat? Aku nggak yakin Maya sanggup. Wajahnya sudah sangat pucat," kataku khawatir. "Kalau tidak turun lewat tangga, tidak ada cara lain karena listrik padam, jadi lift juga padam," kata Will, melihat Maya dengan mata penuh kekhawatiran. "Aku bisa, Bu, pelan-pelan," kata Maya dengan suara tegar. "Tidak Maya, ibu tidak setuju. Ini lantai tertinggi, kamu bakalan pingsan sebelum mencapai lantai bawah," kataku.