“Gary,” lirih Megi. Kedua matanya tiba-tiba saja berembun mendengar kabar menyesakkan barusan. Gary aseksual? Pria sesempura itu? “Lo jijik ya?” “Astaga! Kok lo bisa sih ngomong begitu, Ger?” tangis Megi. Ia menggigit bibirnya, menahan isak. “Kok lo jadi sedih, Gi?” “Ya sedihlah gue!” “Karena gue aseksual?” “Hmm.” “Seenggaknya itu bukan penyimpangan kan Gi?” “I know. Jenis yang mana, Ger?” “Romantic.” “Berarti lo ga risih dengan kontak fisik kan?” “Ngga.” “Meluk cewek pernah?” “Isla.” “Ngapain lo meluk Isla?” “Pas Papanya kecelakaan.” “Oh. Nyium cewek pernah?” “Mami.” “Itu sih di luar konteks. Pacaran pernah?” “Baru mau nyoba, itu juga pura-pura.” “Kalau gue malah jadi suka sama lo beneran gimana?” “Emang lo mau pacaran sama orang yang ga tertarik