Menikahi Calon ibu Mertua

3277 Words
Zein masih di dera rasa syok dengan tawaran yang Kiray Agustin berikan padanya untuk menyelamatkan kehormatan dan nama baik keluargan Herlambang dari kegagalan pernikahannya. Menurut para leluhur Zein, anak laki-laki yang sudah mendapat hari baik untuk menikah dan gagal di hari yang baik itu, maka kesialan tidak akan pernah menghilang dari hidupnya, dan Zein semakin frustasi saat memikirkan hal itu. "Itu tidak mungkin." Ucap Zein sambil menunduk dalam kekecewaannya. Sementara Kiray Agustin masih memperhatikan pemuda di depannya dan tau jika pemuda itu sedang sangat frustasi, tapi seperti kekhawatiran Zein tadi, Kiray juga seolah ikut bertanggung jawab dengan masalah yang kini terjadi dalam hidup Zein, karena Serly putrinya. Bagaimanapun, kemalangan ini tercipta karena, Serly. "Apa yang tidak mungkin, Zein?" Tanya Kiray Agustin dengan sangat tenang dan tetap memfokuskan pandangannya pada Zein yang masih menunduk dalam diam sambil terus memperhatikan jari-jari tangannya yang bertautan, seolah di sana dia bisa menemukan cara untuk menyelesaikan masalahnya saat ini. "Bagaimana mungkin aku bisa menikahi ibu dari kekasihku , setelah apa yang terjadi, apakah itu tidak akan menjadi scandal baru yang jauh lebih rumit nantinya, dan aku juga tidak mau menyeret anda dalam masalah yang akan semakin rumit dan tidak berujung nantinya." Jelas Zein, namun masih sambil menunduk. Tentu Kiray langsung faham apa yang sedang Zein cemaskan saat ini, dan sungguh Kiray, mampu, bahkan sangat mampu memecahkan segala opini publik nantinya jika apa yang Zein takutkan benar-benar terjadi. "Aku bukanlah ibu kandung, Serly Agustin. Serly hanya anak adopsi ku yang aku bawa dari salah satu panti asuhan." Ucap Kiray Agustin dan saat itulah Zein berani mengangkat wajahnya untuk melihat wanita yang mengaku ibu dari Serly Agustin, namun baru saja wanita itu juga mengatakan jika Serly Agustin, bukanlah putri kandungnya. Kini manik mata Kiray bertemu dengan manik mata Zein. Keduanya sama-sama terdiam untuk saling memahami apa kiranya yang terasa janggal dari semua ini. "Umurku baru tiga puluh lima tahun, dan aku belum pernah menikah sebelum nya. Jadi statusku masih seorang gadis, bukan seorang istri atau pun seorang janda, jadi kau bisa menikahi sebagai pengantin pengganti, dan setelah acara ini selesai kau boleh menceraikan aku. Karena hanya itu cara yang bisa aku tawarkan untuk menyelamatkan kehormatan dan nama baik keluarga mu." Jelas Kiray panjang lebar dan kali ini Zein langsung mengangguk setuju dengan apa yang baru saja Kiray Agustin paparkan, karena Zein juga sedang tidak punya pilihan lain. Zein menarik napasnya dengan sangat frustasi. Kemudian melakukan hal yang sama berkali-kali berharap rasa kecewa dalam hatinya akan sedikit berkurang sebelum akhirnya Zein mengucapkan setuju untuk menikah dengan, Kiray Agustin. "Aku setuju untuk menikah dengan anda, dan aku harap anda tidak keberatan untuk benar-benar membantuku menjelaskan masalah ini nanti pada, mamaku." Ucap Zein mantap dan Serly Agustin langsung mengangguk mengerti. Kiray Agustin bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Zein Herlambang, kemudian meminta Zein Herlambang untuk bangkit dari duduknya agar Kiray bisa membantu Zein merapikan kemeja juga dasi yang sempat Zein tarik karena rasa putus asanya tadi, lalu menyelipkan mawar merah yang sedari tadi tersemat di daun telinga kanannya tepat di d**a sebelah kiri Zein Herlambang. Setelah itu Kiray merapikan juga rambut Zein yang terlihat berantakan karena tadi Zein sempat menjambak rambut nya karena rasa kecewanya. Zein hanya pasrah saat Kiray Agustin melakukan semua itu untuknya hingga Kiray berkata "Keluarlah. Temui tamu dan para undangan yang sudah datang. Aku akan keluar dalam waktu satu jam lagi, karena aku harus mengganti gaun ku dulu agar semua tampak sempurna," jelas Kiray dan Zein kembali hanya bisa mengangguk pasrah. "Pertahankan senyum terbaikmu, Zein Herlambang. Karena dunia tidak akan berakhir hanya karena kau yang patah hati." Sambung Kiray Agustin karena Zein ternyata masih terlihat cemberut. Dengan sangat berat Zein mencoba menarik kedua sudut bibirnya hingga menciptakan senyum indah di bingkai wajah tampannya dan Kiray tetap memberikan support agar senyum itu tidak pudar, setidaknya sampai pesta itu selesai. Zein benar-benar keluar dari ruangan itu dengan tetap mempertahankan senyum terbaiknya, hingga Zein kembali naik ke altar pernikahannya. Sementara Kiray Agustin langsung menatap Roy yang sedari tadi berdiri di sampingnya sebagai pendengar antara, Kiray Agustin dan Zein Herlambang. "Apa nyonya yakin dengan keputusan ini?" Tanya Roy dan Kiray hanya mengangguk dalam diam. "Bawa Shopia ke mari, aku harus bicara padanya." Ucap Kiray dan Roy langsung mengangguk lalu pergi dari ruangan itu untuk membawa Shopia sekertaris pribadi Kiray Agustin, yang kini mungkin masih menikmati hidangan yang di sediakan pihak wedding organizer dan pihak hotel. Shopia langsung menatap Kiray Agustin dengan ketidak mengertian nya dan Kiray Agustin langsung menjelaskan apa yang sedang terjadi antara Zein dan Serly, juga menjelaskan jika dia akan menggantikan posisi Serly Agustin saat ini dan menjadi pengantin untuk Zein Herlambang. Meski Shopia syok, nyatanya Shopia juga tidak bisa menghentikan keinginan atau keputusan yang telah Kiray Agustin berikan untuk masalah, Zein Herlambang. "Bawa penata rias yang merias Serly, juga minta dia membawa gaun pengantin terbaik yang dia punya. Aku harus sudah keluar dan naik di altar dalam waktu satu jam." Perintah Kiray Agustin dan Shopia langsung menghubungi desainer yang juga merias Serly pagi tadi, seperti perintah majikannya. Tidak sampai tiga puluh menit, penata rias itu sampai di hotel itu dan Roy juga penjaga lainnya Langsung membantu desainer itu untuk membawa barang bawanya yang sangat besar dengan troli gantung, hingga masuk ke ruang di mana Kiray menunggu mereka untuk di rias. Kiray sudah duduk di kursi dan bersiap di make up dan tidak butuh make up yang menor, Kiray yang sejatinya sudah terlalu cantik di usia matangnya, semakin terlihat sempurna dengan sentuhan tipis dari penata rias profesional, dan detik itu juga Kiray langsung di bantu mengganti gaunnya dengan gaun pengantin yang sangat mewah dan cantik. Gaun putih yang ekor gaunnya hingga sepuluh meter , di tambah mahkota cantik dia kepalanya, juga tudung tipis untuk menutup wajah pengantin cantiknya. Rambut coklatnya di biarkan jatuh tergerai hingga pinggangnya, dan sungguh dia adalah pengantin yang sangat cantik, meski usianya cukup matang. Kiray Agustin sudah di bawa keluar melalui pintu berbeda dan para tamu undangan sudah di beri tahu jika mempelai wanita akan memasuki aula untuk menuju altar pernikahan. Kiray Agustin sudah berdiri di ujung karpet merah untuk berjalan naik ke altar di mana Zein menunggunya. Musik indah juga ikut mengiringi langkah cantik pengantin itu dan dua anak perempuan juga ikut berjalan di depan Kiray Agustin dengan membawa buket bunga mawar putih hingga Kiray Agustin naik di altar setelah Zein mengulurkan tangannya untuk menerima pengantinnya. Sampai Kiray Agustin naik di altar, para tamu juga keluarga Zein masih belum menyadari jika sejatinya dia bukanlah pengantin yang seharusnya menikah dengan Zein Herlambang, hingga ikrar janji suci pernikahan Zein ucapkan , dan pendeta menyatakan jika mereka sah menjadi suami istri, baru saat itu Yuyun menyadari jika itu bukanlah Serly Agustin tapi Kiray Agustin, ibu dari calon menantunya. Zein membuka tudung yang menutup wajah pengantinnya dan melakukan ciuman pengesahan sebagai tanda jika dia sudah resmi menikahi seorang wanita. Ada beberapa tamu yang langsung menyadari jika sesungguhnya itu bukanlah pengantin yang sesungguhnya namun mereka tetap Kidman karena kedua mempelai tetap terlihat membagi senyum juga kebahagiaan untuk para tamu undangan yang hadir di sana. Yuyun masih diam dalam keterkejutannya, dan kedua adik perempuan Zein juga terlihat menahan lengan ibunya. Tentu mereka syok tapi Yuyun yakin Zein pasti punya penjelasan untuk masalah ini dan Yuyun yakin jika Zein pasti sudah mempertimbangkan semua yang telah dia lakukan saat ini. Buktinya Zein juga terlihat bahagia di depan sana. Sementara Adam suaminya benar-benar tidak terlihat dari pagi hingga acara itu hampir selesai. Adam benar-benar menghilang dari pernikahan putranya sendiri dan itu juga menjadi beban pikiran Yuyun saat ini. Acara berlangsung cukup lama, hingga hari memasuki waktu sore dan para tamu sudah terlihat menarik diri satu persatu dari pesta itu saat Zein mendekati ibunya yang dari tadi hanya duduk tanpa kata. "Pulanglah. Zein akan menjelaskan semua ini saat Zein sudah sampai di rumah." Ucap Zein dan Yuyun langsung mengangguk dalam diam. Yuyun benar-benar pulang bersama rombongan keluarga nya juga kedua putrinya. Dan benar-benar tidak membicarakan apapun sampai Yuyun di rumah. Rombongan Kiray Agustin sudah kembali ke mension, termasuk Roy dan Maryam. Hanya Kiray Agustin yang tidak ikut pulang ke mensionnya karena dirinya ikut pulang bersama Zein, laki-laki yang tiba-tiba harus menikahi dirinya tanpa persiapan apapun dan kini berstatus suami bagi, Kiray Agustin. Kiray masih menggunakan gaun pengantin nya yang besar dan merepotkan, hanya saja ekor gaunnya sudah di lepas, dan Kiray ikut naik di mobil pengantin yang sudah Zein persiapkan untuk putrinya. Baik Zein ataupun Kiray sama-sama duduk dalam diam dan tidak berbicara sepatah katapun selama mereka di perjalanan menuju rumah Zein. "Aku tidak tau harus memulai cerita dari mana, karena sungguh aku masih sangat bingung dengan semua ini!" Ucap Zein setelah cukup lama dalam diam dan Kiray hanya menyimak apa yang baru saja Zein ucapkan. "Kita akan menjelaskannya sama-sama. Kau tidak perlu khawatir semua akan baik-baik saja. Setelahnya kau juga bisa menceraikanku dan semua selesai." Jawab Kiray Agustin namun Zein tidak berkata apapun atas apa yang baru saja ,Kiray Agustin jelaskan. Selang dua jam setelah Yuyun sampai di rumah, Zein pulang dengan membawa Kiray Agustin ke rumah nya, juga menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Benar saja, saat Zein sudah sampai di rumah besarnya, Yuyun sudah menunggunya di ruang tengah rumah besar itu. Zein dan Kiray langsung berjalan ke arah di mana Yuyun duduk. Zein membantu Kiray untuk duduk dengan mengangkat sedikit gaun bagian belakang pinggang nya karena gaun itu benar-benar besar dan berat. Yuyun hanya memperhatikan Zein juga wanita yang dia tau adalah ibu dari Serly Agustin, calon besannya, dan kini wanita itu yang justru menikah dengan putranya. "Maafkan putriku. Maafkan dia karena dia tidak datang di pernikahan nya. Maafkan dia," ucap Kiray Agustin, lebih dulu dan Yuyun hanya diam tanpa kata. "Hanya karena putrimu tidak bisa datang ke pernikahan nya sendiri, lantas anda menggantikan putri anda untuk menjadi pengantin di altar putrimu?" Tanya Yuyun tanpa melihat lawan bicaranya. Ada sejuta kecewa yang kini tengah di rasakan Yuyun dengan apa yang Kiray dan Zein lakukan saat ini. Tentu Yuyun tidak akan mempermasalahkan jika pernikahan itu sampai gagal, dari pada putranya harus menikahi wanita yang sejatinya adalah calon ibu mertuanya. Apa yang akan di katakan orang-orang jika tau, Zein putranya di tinggal pengantin nya tepat di hari pernikahan nya dan berakhir menikah dengan ibu dari calon istrinya. Membayangkan itu saja d**a Yuyun langsung terasa sesak dan kali ini dia hanya akan merasa sangat tidak beruntung. Pernikahan ini sudah lama Yuyun impikan. Pernikahan mewah untuk putarannya yang akan memberinya cucu-cucu yang sangat lucu, pernikahan yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan kini justru menjadi sebab rasa kecewanya. "Tidak seperti itu, mama. Tidak seperti itu." Ucap Zein menolak ucapan ibunya yang mengatakan jika Kiray hanya pengantin pengganti untuk putrinya. Memang benar dari awal Kiray lah yang lebih dulu menawarkan dirinya untuk menjadi pengantin penggati sampai pesta itu selesai dan bersedia di cerai setelahnya. Tapi perasaan Zein berubah saat dia mengucap janji suci pernikahan nya , juga sumpahnya di depan pendeta. Benar Zein bersedia menikahi Kiray Agustin untuk menggantikan Serly tapi tidak sedikitpun Zein ingin mengingkari sumpah dan janji pernikahan nya yang dia ucapkan dengan segenap hati dan kesadaran penuh. Mungkin benar jika tidak ada cinta di hati Zein dan Kiray saat ini, tapi sungguh meskipun Zein mengucap setiap bait janji itu dengan meneteskan air mata, tapi Zein juga mengucapkannya dengan segenap jiwa dan ketulusan hatinya, maka Zein sudah mantap dengan keyakinan jika inilah takdir yang telah di garis kan untuk dirinya. "Zein memang terpaksa menikahi nyonya Kiray Agustin, karena Zein tidak mau mengecewakan ibu, juga tidak mau kehormatan dan nama baik keluarga kita jadi tercoreng hanya karena gagalnya pernikahan Zein yang sejatinya sudah di prediksi harus terjadi. Zein juga tidak mau jika sampai ramalan para tetua dari keluarga kita benar-benar terjadi hanya karena gagalnya pernikahan Zein. Mungkin benar Zein telah gagal menikahi wanita yang sangat Zein cintai, tapi saat itu juga Zein menemukan wanita yang tidak keberatan untuk menjadi istri Zein. Apa itu satu kebetulan?" Tanya Zein menjeda kalimatnya. "Tidak, mama. Itu bukan kebetulan. Tapi begitulah cara takdir mempertemuka Zein dengan jodoh Zein. Tak peduli bagaimana jalan yang telah takdir buatkan untuk Zein, pada intinya Zein menemukan jodoh terbaik untuk Zein, dan dia adalah nyonya Kiray Agustin." Jelas Zein panjang lebar namun Yuyun tetap tidak bisa terima keputusan putranya yang menurutnya sangat tidak masuk akal. "Tapi menikahi calon ibu mertuamu juga bukanlah keputusan yang tepat, Zein." Sesal Yuyun sambil menumpukan wajahnya di atas bantal sofa yang ada di pangkuannya. Yuyun merasa sangat buruk, sangat buruk untuk saat ini. "Aku bukan ibu kandung dari, Serly Agustin." Ucap Kiray setelahnya kemudian menceritakan kronologis kejadian hari ini hingga dirinya yang harus menikah dengan Zein untuk menyelamatkan kehormatan keluarga dan nama baik keluarga Herlambang, meskipun Herlambang sendiri yang juga menjadi penyebab kehancuran itu terjadi. Kiray juga menceritakan jika Serly, putrinya kabur dari pernikahan itu bersama Adam Herlambang, yang sejatinya adalah ayah dari Zein Herlambang dan suami dari Yuyun pula. Dan menceritakan pula jika ternyata Adam Herlambang memilih menikahi Serly Agustin sebelum di nikahi oleh putranya. Kiray juga menceritakan status dirinya yang masih gadis dan tidak pernah menikah sama sekali, jadi tidak ada satu hal yang akan memberatkan Zein dengan statusnya ketika Zein memutuskan untuk menerima pernikahan itu dengan, Kiray Agustin. Hancur. Hati Yuyun semakin hancur saat berita jika suaminya telah menikahi calon istri dari putranya. Menikah tanpa persetujuan dari dirinya yang sejatinya masih berstatus istri sah dari Adam Herlambang. Tidak pernah terbayangkan oleh Yuyun selama ini jika pada akhirnya suami yang sangat dia percaya juga sangat dia cintai tega mengkhianati kepercayaan nya. Bagai gelas kaca yang jatuh di lepar, hatinya benar-benar tak bisa lagi di gambarkan dengan kata-kata kiasan karena hati itu benar-benar sudah hancur tak berbentuk lagi. "Sungguh, tidak pernah terpikir olehku jika putriku akan melakukan ini pada keluarga kalian, maka dari ini aku secara pribadi minta maaf yang sebesar-besar nya pada kalian. Aku minta maaf." Ucap Kiray sungguh-sungguh. Kiray sangat mencintai Serly putrinya, jadi Kiray memang akan melakukan segala cara untuk meminta maaf pada keluarga Zein perkara tindakan tidak terpuji yang Serly lakukan saat ini. Mungkin benar jika Serly bukankah anak kandung Kiray Agustin, tapi Kiray memang sungguh-sungguh mencintai dan menyayangi gadis yang sudah dia adopsi selama lebih dari lima belas tahun. Dan benar-benar menganggap Serly seperti anak yang dia lahirkan dari rahimnya langsung. Terdengar Yuyun menghela napasnya dan sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Bagaimanapun semua sudah terjadi. Seperti yang Zein ucapkan tadi, ini adalah takdir Zein putranya, sekeras apapun kita menolak takdir, takdir tetap akan menemukan jalan untuk sampai pada tujuannya. "Jadi apa yang akan kalian lakukan sekarang? Apa kalian akan menerima pernikahan ini?" Tanya Yuyun saat menatap Kiray yang kini resmi menjadi menantunya juga Zein putranya secara bergantian. "Kami akan bercerai." "Zein akan tetap menerima nya sebagai istri Zein." Jawab Kiray dan Zein, secara bersamaan. Hingga membuat Kiray Agustin langsung menoleh pada pemuda yang sudah menikahinya beberapa jam lalu. "Apa maksud mu?" Tanya Kiray pada Zein yang masih terlihat cukup tenang dari duduknya. Bukankah sebelumnya mereka sudah sepakat jika Zein akan menceraikannya setelah pesta itu selesai, lalu apa sekarang? Kenapa Zein malah berubah pikiran. Oooh tiba-tiba kepala Kiray jadi kembali pusing hanya memikirkan ucapan Zein barusan yang menurutnya tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka sepakati tadi "Ya. Aku akan menerimamu sebagai jodoh yang memang di kirimkan takdir untukku. Aku akan menjadi suami terbaik untuk anda seperti sumpah dan janji yang aku ucapkan di ataa altar pernikahan kita. Aku tidak akan melepasmu hingga maut yang akan memisahkan kita, aku akan tetap menggengam tanganmu saat berjalan melewati lika-liku kehidupan yang kadang tidak selalu indah, aku akan melindungi mu dari semua yang tidak baik dan menahan rasa sakit untukmu. Dan aku yakin bisa melakukannya untukmu. Sangat yakin." Jelas Zein mengulang kembali beberapa penggal isi sumpah dan janjinya tadi untuk wanita yang kini berstatus istrinya. "Jangan gila, Zein. Kamu tau aku tidak mencintaimu dan kau tidak mencintaiku. Bagaimana mungkin kau akan melewati hidup dengan orang yang tidak kau cintai dan tidak mencintai mu." Tolak Kiray Agustin sambil bangkit dari duduknya tadi. Zein hanya diam menyimak setiap penolakan wanita yang kini berstatus istri. "Bukankah tadi kau setuju untuk menceraikan ku saat pesta berakhir? Lalu apa sekarang, apa kau mau mengatakan jika kau juga lupa dengan apa yang sudah kita sepakati?" Sambung Kiray Agustin, bahkan nada suaranya kini naik dua oktaf karena sungguh Kiray masih belum memahami apa yang kiranya sedang Zein pikirkan saat ini. "Maaf nyonya Kiray Agustin, istriku. Aku tidak pernah mengatakan setuju untuk menceraikan mu usai pesta berlangsung, aku hanya setuju untuk menerima mu sebagai wanita yang akan aku nikahi dan menjadi istriku, tapi bukan untuk aku ceraikan. Itu hanya permintaan anda tapi aku tidak pernah setuju untuk menceraikan anda, istriku." Ucap Zein dengan sangat tenang. Meskipun Kiray sudah terlihat panik dengan ucapan Zein tapi Zein tetap bersikap tenang di hadapan ibunya. "Kau pasti becanda kan, Zein. Kau tidak bisa melakukan ini padaku. Kau harus menceraikan ku." Tolak Kiray tapi Zein hanya menggeleng. "Mungkin benar aku setuju menikah dengan mu saat aku sedang dalam keputusasaan, tapi aku mengucap sumpah dan janjiku dengan kesadaran penuh, dan juga melibatkan hati dan pikiran ku." Ucap Zein menjeda kalimatnya "dan untuk anda tau, aku sudah berjanji dalam diriku sendiri jika aku hanya akan menikah satu kali saja dalam hidupku, dan mustahil aku akan menceraikan mu saat anda datang bagai lentera dalam kegundahan ku. Kau akan menjadi satu-satunya istriku, sekarang, besok, atau sampai kapanpun. Aku hanya akan menjadi suamimu." Sambung Zein dan Kiray benar-benar kehabisan kata-kata untuk mendebat setiap ucapan Zein saat ini. Karena bagaimanapun Zein juga benar jika Zein memang tidak pernah setuju untuk menceraikan nya ketika tadi mereka memutuskan untuk menikah. Kiray akhirnya pasrah dan akan melihat sejauh mana kesungguhan dari ucapan Zein tadi. Kiray tau jika usia dirinya dan zein terlalu mencolok, tapi itu bukanlah hal yang Kiray khawatir kan untuk saat ini. Jujur Kiray malah mengkhawatirkan bagaimana keadaan putrinya dan ke mana Adam Herlambang membawa pergi putrinya. Hari sudah cukup larut saat Zein menyusul istrinya ke kamar di mana Kiray berada. Sebelumnya beberapa asisten rumah tangga sudah membantu Kiray untuk naik ke kamar tuan mudanya, Zein Herlambang, dan saat Zein masuk ke kamar itu ternyata Kiray masih utuh dengan gaun pengantinnya. Zein mendekati Kiray yang duduk di bibir ranjang dengan menghadap ke jendela baklon kamar itu dan ikut menatap jendela yang sama dengan yang Kiray perhatian. "Apa anda kesulitan untuk melepas gaun pengantin ini?" Tanya Zein lirih namun Kiray tidak menjawab pertanyaan Zein, dan tetap hanya fokus memperhatikan jendela balkon. Pikirannya entah berada dimana saat ini tapi yang pasti Kiray masih di dera rasa tidak percaya jika sekarang dia sudah menikah dan memiliki suami. "Aku akan membantumu melepasnya. Aku tau, anda pasti kerepotan dengan gaun besar ini, maka ijinkan aku membantumu melepasnya!" Sambung Zein, namun Kiray tetap tidak menjawab ucapan Zein. Zein lebih dulu membantu Kiray untuk berdiri dari duduknya lalu menutup tiray jendela balkon sebelum Zein benar-benar membantu Kiray melepas setiap kancing dan pita gaun pengantin di belakang punggung Kiray yang masih berdiri kaku di depan nya. Kiray tidak menolak saat Zein menurunkan gaun itu dari tubuhnya hingga gaun itu teronggok di lantai dengan sangat penuh, lalu menutup tubuh polos Kiray dengan handuk kimono dan menunjukan Kiray kamar mandi, karena Zein yakin jika Kiray mungkin ingin membersihkan tubuhnya yang seharian menggunakan gaun pengantin yang beratnya hampir sepuluh kilo garam juga sangat merepotkan. Kiray juga langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dengan air dingin. Entah kenapa Kiray merasa sesuatu yang aneh dengan sikap Zein tadi saat memintanya untuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya dengan mandi. Dan tiba-tiba Kiray memikirkan , apa mungkin Zein akan langsung meminta haknya sebagai seorang suami? Dan saat Kiray memikirkan itu semua, Kiray justru merasa ketakutan yang luar biasa. Takut jika Zein akan benar-benar melakukan nya pada dirinya, dan sungguh Kiray merasa belum siap untuk itu, tapi ,,,,,,,,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD