BERDASAR INFO TAK VALID

1039 Words
“Kalau sudah main tarik-tarikan seperti itu terlihat anak-anak tentu tidak baik, kalau masih ada orang tua yang melihat juga mungkin tidak baik, saya berpikir seperti itu Pak.” “Jadi bukan karena ini kasusnya dengan Miss Lala atau dengan siapa pun, tapi sejak awal memang miss Lala sudah menolak, kenapa lelaki itu ngotot seperti itu? Dan tidak etis sampai membentak-bentak guru lain, mengusirnya agar keluar. Saya tidak tahu motivasi dia apa. Kalau memang dia mencintai, seharusnya kan lembut.” “Okelah kita mendekati dengan usaha keras, tapi tidak menyerang seperti itu. Pasti dengan cara yang elegan. Kita guru loh, ini saya bicara atas nama mereka Pak.” “Kita guru masa kelakuannya seperti itu, kan tidak pantas. Itu yang akan saya katakan besok pagi sebelum jam mengajar. Jadi pagi-pagi jam enam atau setengah tujuh saya akan kirim pesan pada semua kepala sekolah dari TK sampai SMA, juga kepala unit dari TK sampai SMA ditambah kepala unit keamanan.” “Jelas-jelas itu bukan laporan Pelangi, jadi seandainya ada dendam itu bukan Pelangi. Sama saja kasus tindak pidana enggak perlu ada orang lapor, polisi langsung bisa melakukan tindakan kan?” “Kita juga seperti itu. Yayasan nggak perlu miss Pelangi lapor pun faktanya dari CCTV sudah terlihat. Memang kebetulan ibu Anin yang lapor karena dia merasa tidak terima diusir dari daerah teritorialnya.” “Oke jalankan saja. Semua terserah kamu, saya juga kok jadi merasa nggak enak ya. Kalau memang cinta harusnya ngajak makan nggak kayak gitu lah. Itu kok sama dengan mantan suami Pelangi ya?” “Dia bilang dia cinta mati, tapi cara memiliki Pelangi dengan memperkosanya berkali-kali sampai hamil itu kan gila. Sama juga seperti Utkas ini.” “Kenapa Pelangi harus dua kali menghadapi orang seperti itu? Sudah bilang nggak suka tapi selalu dipaksa dengan cara keras dan kasar,” Biru jadi kasihan terhadap wanita itu. “Tapi tentu saja berita itu nggak boleh sampai ke mana-mana kan Pak?” “Ya bodoh saja kalau kita menyebarkan rahasia Pelangi. Walau nanti beberapa mungkin ada yang dengar, tapi yang penting jangan dari kita.” “Saya mengerti Pak,” kata Adnan ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Assalamu’alaykum. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pagi ini ada hal urgent yang harus saya tangani karena itu saya minta bertemunya di kantor saya, kantor yayasan Syahab pusat dan saya kumpulkan semua kepala unit dari kepala unit TK sampai SMA dan juga kepala unit keamanan. Dan saya juga panggil kepala sekolah TK, SD, SMP, dan SMA serta satu orang guru yaitu pak Utkas.” “Ada beberapa yang ingin saya bahas. Inti pertama teguran keras untuk kepala unit TK dan PAUD juga kepala TK yang kemarin hampir membuat nama saya dicoret oleh pemilik yayasan.” “Karena tanpa angin tanpa hujan tiba-tiba kepala unit TK dan kepala sekolah minta semua guru memulangkan siswanya. Poin pertama, memulangkan siswa itu bukan hal sepele.” “Kalau siswa yang tidak ditunggu lalu siapa yang bertanggung jawab menemani mereka dan bertanggung jawab terhadap keselamatan anak-anak itu?” “Itu teguran pertama. Teguran kedua adalah alasan memulangkan siswa untuk menjenguk bapak Tara Syahab yang sedang sakit.” “Saya tidak tahu ibu Bhanurasmi sebagai kepala sekolah TK dan ibu Fianni Sisma sebagai ketua yayasan unit TK dapat info bapak Tara sakit sakit dari mana?” “Hanya karena bapak Tara pingsan lalu merasa wajib mbesuk, wajib mengunjungi? Bisa saja kan saat itu pak Tara begitu sampai rumah dia langsung sadar, cuma memang belum masuk ke kantor lagi, karena di larang ibu Julanar atau bagaimana saya nggak tahu.” “Info yang tidak akurat entah didengar dari mana atau dari televisi sekali pun kalau tentang anggota yayasan bukan berarti itu valid.” “Jadi Ketika dua ibu tiba-tiba menjadikan info yang didengar sebagai alasan utama ibu ketua yayasan unit TK dan ibu kepala sekolah TK menjenguk dengan membawa para guru dengan menomor duakan siswa, itu menjadi teguran kedua.” “Info tidak akurat tidak layak digubris.” “Kalau bapak Tara atau ibu Julanar atau siapa pun sakit kami dari yayasan akan memberi pengumuman resmi, agar semua unit juga bisa mengirim wakilnya untuk menengok, dan tidak bisa orang menengok keluarga Syahab apabila dia dirawat di rumah!” “Artinya apa? artinya ada hal yang ingin ditutupi keluarga Syahab dari public, dari media, atau dari siapa pun.” “Ingat ketika media heboh dengan kecelakaan ibu Julanar sampai meninggal. Mengapa ibu tak tergerak takziah?” “Karena yayasan langsung meredam semua tenang tak usah terpengaruh media.” “Sama seperti pingsannya pak tara kemarin, yayasan tak menyerukan apa pun karena merasa tak ada yang perlu kami beritahu.” “Kalau kita menengok di rumah, lalu omong-omong antar kita, eh pak Syahab ternyata begini, eh ternyata begtu, akhirnya menyebar ke segala arah. Itu kan tidak mungkin kita hentikan.” “Jadi apa bila ada anggota keluarga Syahab dirawatnya di rumah sakit mini yang mereka miliki, itu berarti tidak seorang pun boleh menengok!” “Ingat itu. Siapa pun tidak boleh menengok termasuk saya.” “Kalau tidak dipanggil saya tak pernah berani datang. Tiap hari saya ke sana hanya sampai depan pintu. Tidak pernah berani masuk. Kalau tidak dipanggil tidak ada yang boleh masuk.” “Lalu kalau kalian sampai sana tiba-tiba kalian tidak boleh masuk, sakit hati kan? Tapi itu sudah peraturan dari keluarga Syahab, apabila tidak dipanggil tidak ada yang boleh masuk ke sana.” “Ingat itu.” “Jadi saya pagi ini menegur dua alas an, untuk kepala TK dan ketua unit TK. Ingat sudah dua teguran!” “Itu itu tidak main-main. Peringatan untuk yang lain jangan asal memutuskan tanpa pengumuman resmi dari yayasan. Saya tidak akan mungkin tidak memberi pengumuman bila memang kita boleh menengok atau membesuk atau mengunjungi. Tapi kan memang dari yayasan tidak di beri pengumuman seperti itu.” “Apabila kemarin saya kecolongan, nasib saya tinggal di tiang gantungan.” “Jadi ingat ya, saya undang semua ketua unit dan juga kepala sekolah agar mengingat. Itu peraturan bakunya. Kalau tidak ada pengumuman resmi dari yayasan pusat tidak ada yang boleh bergerak nyeluntur sendiri-sendiri dengan alasan ingin memberi atensi.” “Semuanya juga bisa kok beri atensi. Jangan cuma karena info yang tidak valid lalu kita gerobag gerubug membuat keputusan besar.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD