Pikiran Mars terus bergelut seputar gadis bermata bulat menggemaskan itu. Warna abu-abu iris matanya yang terlihat seperti bulan itu begitu menyihirnya. Dan sungguh beruntung, Yuri sangat menyukai Neil. Sekali lagi sungguh beruntung, sialan. Sedangkan pikirannya masih berkelana membayangkan gadis manis yang baru ia temui tadi, Mars terus melangkah menuruni tangga darurat dan tangga rahasia yang menuju ke laboratorium. Melangkahkan kaki pada jejak Abraham yang dulu pernah membawanya kemari dalam gendongannya. Persis seperti apa yang ia ingat. Tangga yang di mana ibunya terjatuh dan kepalanya terbentur hingga berdarah saat mencari dirinya di hari kematian sang ayah. Kenangan buruk yang membuat Mars mengeluarkan tenaga lebih untuk terus meneruskan perjalannya menuju laboratorium. Hin