29. Khitbah (2)

1241 Words

Krek! Terdengar suara pintu dibuka dari luar. “Assalamualaikum…” Herman masuk ke dalam rumah dengan setelan koko pendek dan sarung kotak-kotak berwarna coklat, tak lupa sebuah peci tersemat di kepalanya. Sudah dua hari ini Herman rutin ke masjid dekat rumahnya untuk sholat berjamaah bersama warga yang lain. Herman benar-benar telah berubah, bahkan jauh lebih baik dari sebelum Ia terjerumus ke dunia yang sempat menghancurkan karir dan keluarganya. “Waalaikumsalam…” jawab Zara sambil keluar dari dalam kamar yang juga baru selesai melaksanakan sholat maghrib. “Paah… Zara mau bicara.” “Mau bicara apa Ra? Sini duduk dekat Papah.” kata Herman sambil melepas pecinya dan duduk di sofa depan televisi. Zara mendekat ke arah Herman dan duduk di samping ayahnya. “Pah, besok mas Adrian mau

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD