"ADRIAN REFANOOO"
Suara menggema akibat teriakan yang Hera lakukan di pagi ini.
Sudah biasa bagi gadis kecil seperti Allea mendengar sang mommy berteriak untuk membangunkan sang daddy. Jadi saat ini, gadis kecil itu terlihat biasa, makan biskuit seraya menyaksikan tayangan pororo favoritenya .
"AKHHHHHH.... "teriakan Adrian menyusul, dan hal itu juga biasa bagi Allea.
"TIDAKK! HEI AKHHH.. "teriak Adrian lagi.
"MAKANYA CEPAT BANGUN, DASAR PRIA TUKANG TIDUR!!"
Hera menuruni anak tangga, kakinya melangkah menuju Pantry.
"Dapat belapa mommy?"tanya Allea.
"Tiga helai.. "Ucap Hera seraya menunjukan bulu kaki Adrian dijarinya pada sang Putri. Dengan cengiran diwajahnya.
"Hahahahahahaha"tawa Hera dan Allea meledak.
"Hali ini jadi mommy?"tanya Allea kelewat antusias.
"Tentu saja"
"Yeaahhh.... "
***
Adrian hanya bisa pasrah, mengikuti setiap langkah Hera dan Allea yang kelewat antusias ke sana dan kemari, ke kanan dan ke kiri, maju lalu mundur.. Di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Seattle.
"Baju ini bagus, Allea mau yang mana?"tanya Hera pada sang Putri.
"Telselah mommy"jawab Allea.
Adrian beralih untuk duduk disalah satu bangku, ini sudah 3 jam sepasang mommy dan anak itu mengitari satu toko ke toko lainnya hanya untuk membeli 3 pasang baju balet untuk Allea.
"Kalau begitu yang ini saja ya?"ucap Hera menetukan.
Adrian tak menggubris hal itu, sudah berkali-kali Hera mengatakan hal itu dan pada akhirnya wanita itu akan mencoba mencari yang lain.
"Kalau begitu kita lihat yang lain dulu"ucap Hera.
Dan hal itu sukses membuat Adrian menjitak kepalanya sendiri pasrah.
Pria itu sungguh bosan, bosan dan bosan.
"Bagaimana kalau yang ini saja, coba dipakai"
Hera membantu sang Putri untuk memakai baju baletnya.
Tak lama Allea keluar dengan pakaian balet yang membuatnya terlihat begitu menggemaskan.
"Bagimana?"tanya Hera pada Adrian.
"Bagus... Bagus sekali"puji Adrian dengan menunjukan kedua ibu jarinya pada sang istri dan putri kecilnya.
"Ah... Berarti tidak bagus, pilih yang lain saja.. Daddymu itu memuji dengan setengah hati"gerutu Hera yang membuat Adrian menatapnya tidak percaya.
"Ya tuhan... Ini sampai kapan?"ucap Adrian frustasi.
***
Keluarga Refano sudah selesai belanja, kini mereka berada di dalam mobil menuju rumah.
Ayo ..!!
Penyelamat
Pemberani
Robocar Poli
Panggil saja, dan mereka, pasti akan segera datang
Sahabat
Semua
Robocar Poli
Selalu menolong
Saat butuh bantuan
"Yeeaahhh.... "Sorak Hera setelah mendengar Allea yang berhasil menyanyikan tentang lagu pahlawan miliknya.
Adrian tersenyum mendengarnya.
"Wah... Putri mommy Luar biasa"puji Hera senang.
"Yeahh.. "Teriak Allea girang.
"Putri daddy mau kemana setelah ini pulang atau main?"tanya Adrian.
"Ayo kita main di Lotte Word "sahut Hera girang.
"Aku tanya Allea bukan kau"ucap Adrian yang membuat Hera mengembungkan pipinya bosan.
"Ayo kita ke Lotte Wod daddy"ucap Allea yang membuat Hera menoleh ke arah sang putri cepat.
"Jangan ikuti mommy, Allea katakan saja mau kemana?"ulang Adrian seraya melirik ke belakang yang membuatnya dapat melihat sang putri.
"Allea mau ke Lotte Wod daddy. Kita naik loles.... Loles.... Loles apa mommy?"
"Rollercoaster"
"Iya.. Lolestel, ne daddy"
Adrian terkekeh mendengar betapa sulitnya sang gadis kecilnya itu untuk berucap.
"Baiklah kita meluncur ke Lotte Word"ucap Adrian senang.
***
Hera dan Adrian saling menggandeng sebelah tangan Allea. Gadis kecil itu terlihat begitu semangat, bahkan Hera tak kalah semangat. Ketiganya memakai sebuah bando telinga lucu, dan mulai menikmati segala wahana permainan.
"Aaaaahhhhhhhhhhhhh"teriak mereka saat menikmati wahana Rollercoaster. Berbagai macam wahana sudah dinikmati. Bahkan pengambilan gambar sudah berjumlah puluhan di dalam ponsel Hera ataupun Adrian.
"Pololoooooooo.... "Teriak Hera dan Allea senang. Kedua orang itu merasa begitu bahagia. Berfoto dan bermain.
"Senyum"ucap Adrian yang mulai bersiap mengambil gambar.
"One..
Two..
Thre... "
"Kyaaaaaaaa~"teriak Hera seraya berlari menjauh, di dalam fotonya hanya ada Allea yang tertawa lucu saat melihat mommynya yang ketakutan dengan sebuah dinosaurus hijau.
"Hahahahaa... Kau masih belum berubah ternyata ya"Adrian tertawa keras, mengingat dulu ada kejadian yang sama saat untuk pertama kalinya mereka pergi ke Lotte World.
"Wkwkwwk... Mommy"tawa Allea keras.
"HERA JANGAN LARI TERLALU JAUH"teriak Adrian kencang.
"MOMMYAAAAAAAAAA"panggil Allea.
***
Ketiganya menikmati makan sore di sebuah Restaurant. Hera kerap kali terkekeh saat melihat sang Putri kecilnya yang makan dengan belepotan disekitar area mulutnya.
"Mommy kalah dengan Allea, masa dengan Crong saja takut"ledek Adrian.
Allea hanya terkekeh seraya menikmati makanannya.
"Aku hanya geli karena dia mirip kodok"bela Hera.
"Darimana kodoknya sih"ucap Adrian lagi.
"Akhhh.... "Rintih Adrian saat Hera mencubit pinggangnya.
"Jangan dibahas"ucap wanita itu.
"Allea lihat... Mommy mencubit daddy, sakit sekali"adu Adrian pada putri kecilnya.
"Mommy jangan begitu, cubitnya yang kelas saja, tadi itu telalu pelan hahahaha.... "
"Hei Allea jangan kerjasama dengan mommy"protes Adrian.
Prokk*
"Tos"ucap Hera seraya menyodorkan telapak tangannya yang dapat di balas tepukan dari sang Putri kecilnya.
"Hebat,, kerjasama team yang bagus"ucap Adrian.
***
Ceklek///
Hera membuka pintu rumahnya, Hera dan Adrian masuk.
Hera menyalakan lampu rumahnya membuat ruangan menjadi terang. Hera melirik jam dinding di ruang tengah, jam sudah menunjukan. Pukul 21.00 pm.
Liburan dan mampir ke rumah ibunya Adrian hingga larut malam, sungguh hari yang panjang hari ini. Adrian berjalan ke lantai 2, dengan Allea yang teridur di gendongannya.
Hera masuk ke dalam kamarnya, membersihkan tubuhnya yang lengket dengan keringat. Untungnya Allea sudah memilih untuk mandi dirumah mommy, kalau belum Hera hanya bisa pasrah melihat sang putri tidur sebelum mandi.
Setelah membersihkan diri Hera keluar dari kamar mandi, di samping tempat tidur ada Adrian di sana tengah duduk seraya melihat-lihat hasil jepretannya hari ini. Hera berjalan mendekati Adrian, kedua tangannya sibuk membasuh rambutnya yang basah.
"Apa yang lihat? Cepat mandi kau bau keringat"ledek Hera.
Adrian menaruh handphonenya, bibirnya tersenyum ke arah Hera. "Baiklah istriku, seharusnya tadi kau menungguku.. Kan kita bisa mandi bersama"ucap Adrian dengan sebelah matanya berkedip bermaksud menggoda Hera.
"Mandi saja sana sama Crongk, dasar m***m"decak Hera yang membuat Adrian terkekeh geli.
***
Butuh 20 menit bagi Adrian untuk membersihkan diri, pria itu keluar dengan piyama yang melekat ditubuhnya.
Adrian berjalan ke arah Hera yang sedang sibuk dengan ponselnya. Pria itu memposisikan dirinya di samping Hera.
"Lagi-lagi, kau menyelingkuhiku dengan Candy Crush"ucap Adrian sarkatis.
"Apa ini bisa disebut selingkuh?! Hah!! Lucu sekali"gumam Hera.
Adrian melirik Hera yang berada di sisi kirinya.
Diam tanpa suara namun mata itu terus fokus menatap sang istri.
"Kenapa melihatku begitu?"tanya Hera tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.
"Saranghae"ucap Adrian tiba-tiba yang membuat Hera menoleh ke arahnya cepat.
"Hahahaha... Kenapa tiba-tiba mengatakan hal itu, ada apa denganmu ?"ucap Hera yang merasa lucu.
Adrian terkekeh, pandangannya beralih lalu kembali melirik istrinya.
"Apa salah aku mengatakan itu padamu-eoh"
"Salah jika kau tiba-tiba mengatakan hal itu, dari mulut pria tidak romantis sepertimu ,itu sungguh membuatku terkejut"
"Kau pasti sedang ada maunya?"tuduh Hera yang membuat kedua mata Adrian melebar.
"Hei aku ini pria romantis"
"Eohhh benarkah?"ledek Hera.
"Menurutmu aku pria seperti apa?"Adrian menyampingkan tubuhnya menjadi menghadap Hera.
Matanya menatap Hera antusias, cukup penasaran dengan kalimat yang akan terlontar dari bibir wanita itu.
"Menurutku ya... "
"Pria keras kepala, menyebalkan, tidak romantis, bicara tanpa pikir panjang, sesumbar, terkadang membuatku ingin selalu memukul kepalanya agar berpikir jernih"
"HEI"protes Adrian.
"Tapi pria menyebalkan ini yang malah membuatku tak bisa membiarkan mataku untuk berhenti menatapnya"ucap Hera yang membuat Adrian tersenyum dengan gummy smilenya.
"Jadi sekarang ada wanita gombal di sini, ternyata bukan hanya pria yang suka menggombal"ucap Adrian dengan kekehan di bibirnya.
"Aku kan belajar darimu"ucap Hera yang membuat Adrian kembali terkekeh.
"Hey...Kau mau tahu tidak, menurutmu sikapmu itu seperti apa di mataku"bisik Adrian pada Hera.
"Tidak mau"ucap Hera yang membuat Adrian menyerngit.
"Aku begitu paham, bagaimana sifatku sendiri"
"Cantik, baik hati, tidak sombong, rajin menabung... "ucapan Hera membuat Adrian hanya bisa menggelengkan kepalanya terheran.
"Hah! Kau memuji dirimu sendiri"tuduh Adrian.
"Aku sudah tahu apa yang akan kau katakan, pasti sifatku jelek-jelek semua, aku tidak mau dengar.. Sudah tidur sana, besok kan kau kerja"ucap Hera menggerutu.
Adrian terkekeh, entah kenapa Adrian tidak mau mengalihkan pandangannya dari Hera. Seakan kedua mata itu sudah terkunci hanya untuk memandang sang istri. Jujur Hera gugup, namun dia berusaha bersikap biasa dengan itu.
"Baby"panggil Adrian.
"Hmm"jawab Hera malas.
"Honey"panggil Adrian lagi yang tidak di gubris oleh Hera.
"Baby"
"Honey"
Hera terkekeh mendengar setiap panggilan yang Adrian katakan padanya. Tidak biasanya Adrian seperti ini, ini membuatnya tertawa dan tak bisa berhenti. "Berhenti memanggilku dengan sebutan aneh-aneh... itu terdengar menggelikan ckckckck"tawa Hera meledak.
"Lalu aku harus memanggilmu apa? Eoh.... Apa,, beruang manisku"goda Adrian.
"Hei"protes Hera seraya meninju pelan bahu Adrian.
"Apa yang kau mau humm..? "Tanya Hera penasaran, ia kini menatap Adrian sepenuhnya, menunggu jawaban dari bibir suaminya dengan penasaran.
"Ahh... Bukan apa-apa"ucap Adrian terdengar ragu. Hera mendengus lalu menatap Adrian lebih intens.
"Jangan buat aku penasaran "ucap Hera lagi.
"Ayo... Kita berikan adik untuk Allea"
"APA!! "