80

1069 Words

“Ih, romantis banget Ustadz Nizam, semoga ada sisa satu untuk aku yang seperti itu.” “Amin, yang penting orangnya baik sudah oke kok, tidak perlu tunggu yang sangat sempurna.” “Hehe, tau aja kamu kalau aku tunggu datang yang paling sempurna.” “Cih, kepedean kali kamu kalau yang sangat sempurna itu mau sama kamu.” “Haha, tadi kita kan lagi bahas tentang kamu, kok jadinya malah lari ke aku, ganti topik, jadi kapan Mas Nizam akan lamar kamu?” “Setelah lulus sekolah.” “Asyik ... yang sebentar lagi akan jadi istri orang, selamat ya,” ucap Yenni dengan girang hingga beberapa teman mereka melihat ke arah mereka. “Hus! Jangan ribut, malu di dengar sama orang lain!” tegur Qisti dengan mencubit lengan Yenni. Lagi asyiknya mereka mengobrol, seorang guru keluar dan menempelkan kertas di mading

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD