74

1052 Words

Ara yang mendengar ucapan Qisti hanya mangut-mangut karna mendengar permintaan terberat dari putrinya, jika putrinya minta uang, mungkin Ara bisa memberikan berapa pun yang Qisti mau, tapi Qisti minta ilmu agama, mereka saja sangat minim ilmu agama, bagaimana caranya memberikannya pada Qisti. “Iya, Mama sampaikan sama Papa kamu nanti, Mama keluar dulu ya.” ucap Ara. Ara keluar dari kamar Qisti dan menuju kamarnya untuk menemui Firman yang sedang sibuk dengan laptopnya. “Pa,” panggil Ara dengan ragu. “Iya Ma, ada apa?” tanya Firman tanpa menoleh ke arah Ara, karna sedang fokus pada kerjaannya. “Qisti menyuruh Papa untuk menjadi Imam,” ucap Ara dengan raut wajah datar. Firman menghentikan jemarinya yang menari di atas laptop dan memalingkan wajahnya pada ke arah Ara berdiri. “Dia memi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD