55

518 Words

“Ya sudah, kamu masuk dulu gih sana,” ujar Nizam yang seperti menyuruh masuk anak kecil. “Daa Mas Nizam,” ucap Hani yang melambaikan tangannya pada Nizam dan berjalan masuk ke kelas. “Gara-gara dia, Qisti malah membuang bunga mawar yang aku kasih,” gerutu Nizam sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Nizam pulang dengan mobilnya, karna dia ada jadwal untuk mengaja. Qisti duduk di kelas dengan wajah di tekuk. “Kamu kenapa sih? Datang-datang bukannya ceria, malah loyo kek gini?” tanya Yenni pada Qisti. “Gak tau, aku Cuma lagi tidak semangat saja,” jawab Qisti berbohong. Tak berapa lama, datang Hani yang sudah mengubah penampilannya, membuat Yenni shock dan menutup mulutnya dengan cepat. “Sejak kapan dia jadi alim kek gitu?” bisik Yenni pada Qisti dengan pelan. “Entah, mun

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD