25

501 Words

“Beli untuk Yenni saja, saya tidak butuh!” “Asek, Qisti ngalah nih,” seru Yenni. Nizam tak lagi menjawab, dia melajukan mobilnya mengantar mereka berdua sampai di depan rumah Qisti. “Hafal sekali rumah Qisti, berhentinya tepat di pintu pagar Qisti,” ejek Yenni. “Karna saya tidak tau rumah kamu di mana.” “Di depan sana rumah saya, tidak jauh lagi.” “Saya antarnya sampai di sini saja, tidak boleh berdua-duaan sama yang bukan mahram.” “Iya ustadz.” Nizam melajukan mobilnya meninggalkan mereka berdua yang sudah turun dari mobil Nizam. “Bohong sekali lelaki itu!” ucap Qisti. “Bohong kenapa?” “Dia bilang tidak boleh berdua-duaan dalam mobil sama yang bukan mahram, lah waktu itu dia ngajak aku nebeng di mobil dia, memangnya aku mahram dia!” “Mungkin saja iya, kan tadi dia ngaku omnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD