Arya tak berhenti barang sedetik pun, rapalan doa masih terus berlanjut kala terlihat gapura kediaman Soedjatmiko. Batuan merah gapura yang mirip seperti gapura Hindu membuat Arya sedikit gentar. Tari menggamit tangannya kala gadis itu keluar dari mobil. Arya menggenggam erat lengan gadis itu, Tari sendiri seperti biasanya, enak sekali asal sandar di pundak Arya, lalu akan berteriak keras saat melihat beberapa bangunan mulai berbeda meski baru sebulan ia tinggal. "Liat deh, Ar, itu gazebonya udah nambah satu, itu juga bunganya udah dipotong, deh kayaknya, soalnya dulu aku yang nanam melati di situ," jelas Tari tak melirik Arya yang sudah tak bisa lagi berpikir jernih. Jangankan untuk berpikir jernih dan menanggapi ucapan Tari, bahkan untuk mendengarkan saja agaknya fokusnya sudah terpec