12

756 Words
Sikap Ratu memang baik, ramah, dan bijaksana diantara pelayan, juga masyarakat, tetapi gambaran itu tidak berlaku pada Aslan. Padahal dia hanya anak kecil biasa yang ketakutan pada orang dewasa, ia hanya anak kecil yang merindukan kasih sayang, membutuhkan sandaran, dan juga membutuhkan pujian untuk lebih membangkitkan semangat-semangatnya. Sudah menjadi rahasia jika sang ratu begitu membenci Aslan, para pelayan yang menyukai Ratu juga turut membencinya. Ketika Ratu Adalia membuat kesalahan dengan mengurung Aslan, mereka semua memilih menutup mulut, mengatakan bahwa tidak ada yang terjadi dan mereka tidak tahu apa-apa tentang Aslan.  Mereka memilih melindungi Ratu yang punya kuasa penuh di dalam kerajaan, mereka tidak memikirkan perasaan Aslan yang berada di ruangan bawah tanah, sendirian, gelap dan disiksa habis-habisan. Seharusnya waktu itu ia tidak mengunjungi Ratu untuk memberikan kain tenunannya atau mungkin inilah akhir dari kehidupannya. Aslan melirik jendela kecil yang berada di ruangan itu, bergumam dalam hati 'mungkin guru tidak bisa menemukannya'. Saat mengatakan bahwa seharusnya ia lebih pantas menjadi putra mahkota dari pada Pangeran Ozza, ratu langsung menariknya secara kasar, membawanya ke ruangan bawah tanah yang gelap, dingin, dan berbau busuk. Di ruangan bawah tanah itu ada penjara khusus untuk orang-orang yang melakukan kesalahan besar, mereka yang berada di penjara bawah tanah disiksa untuk lebih cepat menemui ajalnya. Kedua tangannya diikat beserta kedua kakinya, setiap hari punggungnya dipukul oleh cambuk. Para pengawal itu meneriakinya sebagai anak seorang b***k. Mengapa ia lahir dari rahim seorang b***k? Dan apa salah b***k yang telah melahirkannya? Apakah memang b***k adalah manusia terkeji di dunia ini? Selama di siksa Aslan selalu memikirkan hal itu. Hari demi hari ia lewati di sana dengan penuh p********n. Makanan yang disajikan pada nya juga makanan yang tidak layak, berbau busuk. Aslan berada di ambang kematiannya, ia yakin sekali dirinya tidak akan bisa hidup lebih lama.  Ratu sendiri sejak menyeretnya ke ruangan bawah tanah tidak pernah sekali pun mengunjunginya, tubuh Aslan kurus, kedua matanya tampak cekung. Bahkan dia seperti bukan seorang pangeran. Seharusnya pangeran tetaplah pangeran, meskipun ia lahir dari rahim seorang b***k, seharusnya begitu. Aslan jadi membenci orang rendah seperti ibunya, karena ibu kandungnya ia berakhir di tempat terkutuk ini. Saat pandangan Aslan mengabur dan hampir saja ia pingsan, Aslan mendengar seseorang membuka gerbang tempatnya berada. Ia tidak bisa melihat orangnya dengan jelas, tetapi ia mengenali suara itu.  "Astaga, apa yang terjadi pada Anda, Pangeran? Saya mencari anda sejak satu minggu yang lalu, dan maafkan saya karena saya baru mengetahui kabar Anda hari ini, maafkan saya, Pangeran." Aslan tidak bisa mendengar apa-apa lagi, yang ia tahu kedua kaki dan tangannya dilepaskan. Aslan langsung jatuh ke dalam pelukan guru Mino, lalu ia dibawa pergi dari tempat terkutuk yang berbau busuk itu. Tidak hanya dirinya yang ada di sana, ia bisa mendengar suara orang lain yang sedang menjerit dan mengerang  minta tolong, mungkin itu adalah penjara yang dibuat untuk para b***k. Yah, derajat b***k memang menjijikan. Ia tidak tahu kemana guru Mink membawanya, saat ia merasakan sinar matahari, Aslan jatuh pingsan sepenuhnya. Saat ia bangun Aslan sudah berada di ruangan yang hangat, bau obat-obatan tercium dan tubuhnya juga sudah di balut.  *** Sejak kesepakatannya dengan Aslan, Mino langsung membuat rencana. Ia mengatur keberangkatan mereka empat hari kemudian. Tapi saat ia datang ke kamar Aslan, anak kecil itu tidak ada di kamarnya. Mino berusaha mencari informasi, mengerahkan seluruh tenaganya dan bahkan ia bertanya kepada Pangeran Ozza, tapi tidak ada yang tahu keberadaan Aslan. Saat itu ia berpikir mungkin Aslan sudah pergi karena tidak tahan ingin melihat dunia luar, ternyata ia salah. Beruntung saat itu ia mendengar percakapan di antara pengawal, mereka berbicara tentang ratu yang dengan kejamnya menghukum Pangeran Aslan. Mino dengan kemampuannya membuat para pengawal itu berbicara jujur, ia terkejut dan tentu saja sudah terlambat menyelamatkan Aslan. Mungkin nyawa anak itu masih bisa ditolong, tetapi kejiwaan dan psikisnya sudah rusak. Ia langsung membawa Aslan ke Kelas Istimewa, tempat para manusia-manusia pilihan dibesarkan untuk dilatih menjadi pahlawan.  Saat ini Aslan masih pingsan belum sadarkan diri, perjalanan mereka ke sekolah itu memakan waktu sepuluh hari. Ia membawa Aslan ke rumah temannya terlebih dahulu untuk diobati, ketika terbangun Aslan sudah bukan dirinya yang dulu. Anak itu berubah menjadi pendiam, tatapan matanya tajam dan ia melihat bahwa ada dendam kuat yang terpendam, dendam yang membuat Aslan menjadi berbeda.  Anak itu tidak berbicara setelah bangun, ia hanya menatap Mino lalu menggumamkan kata terima kasih.  Setelah itu, Aslan tetap diam hingga dua bulan dirinya pulih. Mino langsung membawanya ketika dirasa keadaan Aslan membaik. Ia berharap sesampainya di sana, Aslan bisa seperti dulu, karena di sana banyak anak-anak seusianya. Mino seperti kehilangan sosok Aslan. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD