bc

I'm (not) A Villain!

book_age16+
123
FOLLOW
1K
READ
reincarnation/transmigration
superhero
tragedy
mystery
ambitious
male lead
magical world
rebirth/reborn
kingdom building
like
intro-logo
Blurb

Rafas Raymond Yuro tiba-tiba saja terbangun sebagai seorang Villain di negeri Immortal yang tidak ingin dirinya percayai. Semua orang menyoraki untuk memberinya hukuman mati di saat ia sendiri mengingat dengan jelas kematian itu pernah mendatanginya sebelum ini.

Rafas tidak keberatan bila harus mati dua kali, tetapi tidak dengan tuduhan sebagai penjahat seperti ini. Dia bukan sang Villain! Dan itu yang akan dirinya buktikan kepada Putri Auraleia yang menyelamatkan hidupnya.

Kira-kira, bisakah Rafas membuktikan pada Putri Aura bahwa ia bukan seorang Villain? Bagaimana kehidupan Rafas setelah berada di dunia Immortal sebagai seorang Villain? Temukan jawabannya di I’m (Not) A Villain!

chap-preview
Free preview
I’m (Not) A Villain | 1
*** Pimpinan perusahaan besar yang bergerak di bidang food and drink milik Double Y Group ditangkap setelah Rafas Raymond Yuro memenangkan pertarungan di pengadilan. Memiliki profesi sebagai seorang pengacara tak membuat Rafas melupakan segala kewajibannya sebagai manusia. Rafas mendedikasikan dirinya sebagai pengacara yang siap membela klien tanpa memungut biaya sepeserpun. Ia membela kebenaran dan menjatuhkan lawan dengan cara yang elegan. Seperti beberapa waktu ini, seorang klien mendatangi Rafas untuk mendapatkan pembelaan karena ketidak adilan yang diberikan oleh Double Y Group kepadanya. Setelah menelisik kasus tersebut, jiwa penolong Rafas menggebu untuk mengungkap segalanya agar kliennya mendapatkan keadilan yang  setara. Perselisihan antar pimpinan dan karyawan seringkali terjadi di sana, tetapi baru kali ini ada yang berani melaporkannya. Tak hanya dipaksa bekerja lebih dari Dua Puluh Empat jam, tetapi juga kerap mendapatkan penyiksaan apabila pekerjaan dianggap tidak becus oleh pihak perusahaan. Sementara itu, upah yang diberikan tidak sebanding dengan pekerjaan. Kliennya melaporkan ketidak adilan itu karena terlalu sering mendapat ancaman. Bahkan kliennya memiliki bekas luka akibat dihajar habis-habisan karena ingin melarikan diri dari perusahaan. Double Y Group menipu karyawan dengan kontrak palsu yang terlanjur di tanda tangani. Sejak awal mereka memaksa pekerja untuk melakukan kerjasama. Kontrak tersebut hanya bisa diputus oleh mereka sendiri. Karyawan bahkan tidak berhak mengundurkan diri karena akan dikenakan denda yang tidak masuk akal. Mereka yang terlanjur terikat hanya bisa pasrah dengan pekerjaan dan kekerasan yang berada di dalam perusahaan. Laporan lainnya adalah perusahaan sengaja menambahkan bahan yang berbahaya ke dalam produk mereka. Bahan tersebut dapat membuat seseorang yang mengkonsumsinya merasa ketergantungan. Jika di konsumsi secara berlebihan, maka akan menimbulkan penyakit yang sangat mematikan. Dengan kemampuannya, Rafas berhasil mengalahkan mereka meskipun harus melalui banyak kesulitan. Hal itu biasa bagi Rafas. Dunia pengacara mengenal namanya berkat rasa kemanusiaan yang ia miliki selama ini. Namun, nasib buruk menimpa Rafas sehari setelah penangkapan itu terjadi. Rafas dibunuh oleh pihak yang bertentangan dengan kebenarannya. Semua orang berduka karena kehilangan seorang pengacara handal yang memiliki sifat kemanusiaan yang tinggi. Semasa hidup yang Rafas lakukan hanyalah berkorban untuk kebaikan. Ia selalu membantu orang-orang yang berada di dalam kesulitan. Kini, nama Rafas hanya tinggal kenangan. Namun, meskipun demikian, Rafas tidak merasa keberatan karena ia telah berhasil menghukum penjahat itu dengan tangannya sendiri. Setidaknya keadilan berada dipihak orang-orang yang lemah berkat usahanya selama ini. Rafas meninggal dengan tenang. Keluarganya pun merasa bangga pada Rafas yang baik hati dan rela berkorban. Kenangan-kenangan tentang kebaikannya selama ini masih membanjiri benak semua orang. Banyak pengacara yang terinspirasi dengan kebaikannya. Masyarakat pun merasa Rafas adalah sosok yang luar biasa. Tidak ada yang membuatnya takut selama membela kebenaran dan memberikan keadilan untuk orang-orang yang membutuhkan. Rafas merasa senang karena pernah hidup dalam kebaikan. Namun, mendadak terbangun dalam keadaan yang mengerikan membuat Rafas bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. “Bunuh dia!” “Kerajaan harus menghukumnya!” Rafas menggeleng tidak mengerti dengan apa yang saat ini sedang ia hadapi. Semua orang berteriak padanya. Sementara tangan dan kakinya sedang terikat di sebuah tiang pengadilan. Mulutnya bahkan tak dibiarkan seperti biasa. Gumpalan kain dimasukan ke dalam mulutnya untuk membungkamnya. Sedangkan matanya tertutup kain hitam. Rafas yakin panjangnya sama seperti dasi yang dulu sering ia gunakan untuk melengkapi penampilannya sebagai seorang pengacara. Tunggu! Rafas memikirkan sesuatu. Kenapa ia mengingat apa yang terjadi selama sisa hidupnya di dunia? Padahal, Rafas ingat betul dirinya sudah mati terbunuh oleh lawannya dalam persidangan. Namun, kenapa ingatan itu ia bawa hingga berada di tempat asing ini? Mungkinkah ini neraka? Tetapi, semasa hidup di dunia, Rafas selalu melakukan kebaikan untuk membantu orang-orang yang tidak mendapatkan keadilan. Kepada siapa Rafas harus bertanya di saat ia sendiri tak bisa membuka mulut dan matanya. Entah bagaimana wujud orang-orang di depannya ini, tetapi mendengar suara mereka yang kejam membuat Rafas merasa mereka tak seperti yang ia bayangkan. Mungkin melebihi musuh-musuhnya selama ini. “Hukum Villain itu dengan setimpal!” “Hukum!” “Hukum!” Mendengar semua orang berteriak seperti itu membuat Rafas semakin ketakutan. Terbangun setelah kematian ternyata seperti ini. Kenapa orang-orang di sekelilingnya mengatainya sebagai penjahat? Pembunuh? Apa yang salah sebenarnya? Seumur-umur tak sekalipun Rafas membunuh lawannya meskipun mereka seringkali melakukan sesuatu di luar nalarnya. Rafas merasa tertuduh. Ia ingin membela dirinya “Jangan ampuni sang Villain itu!” Villain. Rafas mengulangi kata itu dari dalam hatinya. Villain berarti penjahat. Apa kejahatan yang telah ia lakukan? Apa yang terjadi hingga dirinya bisa terikat seperti ini? “Diam! Sang Villain akan segera mendapatkan hukumannya. Raja sudah memutuskan untuk memberinya hukuman yang setimpal!” perintah itu dengan segera dituruti. Semua orang terdiam. Tidak ada lagi yang bersuara. Keadaan yang tadinya sangat ramai mendadak menjadi senyap. Hanya detak jantung Rafas saja yang berdegup lebih kencang dari biasanya. Pengadilan ini lebih membuatnya gugup daripada melawan Double Y Group beberapa waktu lalu. Rafas merasa hidupnya jauh lebih terancam dari pembunuhan yang dilakukan pihak lawan terhadap dirinya karena saat ini Rafas tidak tahu kesalahan apa yang telah ia lakukan. Sungguh, Rafas tidak takut bila harus mati dua kali, tetapi tidak mati dalam keadaan seperti ini. Mendadak menjadi seorang Villain yang semasa hidup sangat dirinya benci, membuat Rafas memohon kepada Tuhan agar segera diselamatkan. Rafas tidak ingin dihukum akibat kesalahan yang tidak pernah dirinya lakukan. “Bawa dia!” Ketakutan Rafas semakin menjadi ketika seseorang memberi perintah. Napasnya naik turun karena merasa terancam. Rafas memberontak ketika Dua orang memaksanya melangkah setelah melepas ikatan tangan dan kakinya. Ia pun mencoba berteriak, tetapi hanya suara tertahan yang keluar dari mulutnya. Kegelisahan yang Rafas rasakan semakin nyata ketika kepalanya diletakan dibawah benda tajam bagai raksasa. Rafas dapat melihat itu karena matanya telah dibuka penutupnya. Rafas mengalihkan perhatiannya pada orang-orang yang tampak menghujaninya dengan tatapan tajam. Serasa lebih tajam dari benda berbentuk sedikit melengkung di atas kepalanya. “Semoga seseorang sudi menyelamatkan aku,” gumam Rafas. Ia tampak tidak peduli pada pengumuman yang baru saja telinganya dengar. “Hormat pada Raja!” seru seseorang yang sama. Mungkin dia adalah juru bicara. “Ra … Raja?” tanya Rafas terbata saat ia baru saja benar-benar menyadari keadaan disekitarnya. Rafas melarikan matanya ke sagala arah hingga ia bertatapan langsung dengan Raja. Lalu seseorang mengacungkan pedang padanya dan berkata keras. “Sang Villain tidak sopan kepada Raja! Hukum dia sekarang juga!” teriakannya menggema. Membuat Rafas menahan napas saat melihat benda tajam itu berada tepat di depan lehernya. Raja mengabaikan itu. Raja membawa langkah kakinya untuk duduk di singgasana. Ia mengangguk pada kasimnya dan beberapa bawahnya. Sekali lagi seseorang berteriak dengan lantang. “Hukuman akan segera dimulai!” semua orang berseru senang. Sementara Rafas hanya sanggup memejamkan mata. Namun, ia masih berharap seseorang membantunya seperti dia yang selama hidup di dunia suka membantu orang lain. Rupanya, harapan itu terkabulkan. Sebelum hukuman benar-benar dilaksanakan, seseorang datang untuk membebaskannya dari hukuman. “Kabut ilusi! Lindungi Raja!” teriakan itu terjadi bersamaan dengan kabut yang teramat tebal. Rafas melihat semua orang tampak kebingungan seolah tidak bisa melihat satu sama lain. Ada yang bertabrakan karena berlari kesetanan. Ada juga yang memekik memanggil nama seseorang. “Kau tidak terpengaruh rupanya,” Rafas menolehkan kepalanya ketika mendengar bisikan itu. Pertama kali yang ia lihat adalah tatapan tajam sekaligus lembut milik seorang perempuan. Hanya matanya saja yang terlihat, sedang yang lainnya tertutup kain berwarna merah yang tipis sedikit transfaran. “Cantik,” masih sempat-sempatnya Rafas memuji perempuan yang menolongnya itu. Beberapa menit kemudian Rafas telah terbebas dari hukuman yang hampir saja membunuhnya sekali lagi. “Si … siapa kau?” Rafas terbata bertanya. Perempuan yang ia anggap sebagai penolongnya itu melempar tubuhnya ke lantai dengan sangat keras beberapa saat setelah mereka sampai di tempat ini. Tampak seperti kamar perempuan bagi Rafas. Namun, ukiran di dinding dan pintunya membuat Rafas bertanya-tanya di mana sebenarnya ia berada. “Dan tempat apa ini?” tanyanya yang tampak semakin kebingungan. “Orang-orang itu, kenapa mereka ingin menghukumku? Apa salahku?” Alih-alih mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Rafas justru kembali merasa terancam karena perempuan yang menolongnya mengacungkan pedang padanya. “Jangan berpura-pura! Katakan apakah benar Perdana Menteri Basam yang mengirimmu untuk membunuhku?” bentaknya. Rafas menggelengkan kepalanya berkali-kali. “Perdana Menteri Basam? Siapa dia?” tanyanya tak mengenal nama yang perempuan di depannya ini sebutkan. Dan apa katanya tadi? Untuk membunuhnya? Rafas semakin menggelengkan kepalanya, tak mungkin ia sanggup melakukan pembunuhan! “Aku bukan pembunuh! Kau salah menuduhku!” Tck Perempuan bercadar merah menunjukan wajahnya. “Kau lupa pernah mengacungkan pedangmu padaku? Pada Putri Raja sepertiku?” Putri Auraleia namanya. Ia membentak Rafas dengan kesal karena mengingat kembali kejadian sehari yang lalu, di mana sang Villain hampir saja merenggut nyawanya. Beruntung ia segera menyadari segala situasi, hingga berhasil membalik keadaan dengan segera. Sang Villain berada di bawah kuasanya dan terkalahkan olehnya. “Pu … Putri Raja? Kau?” lagi-lagi Rafas terbata. Wibawanya ketika menjadi seorang pengacara yang cerdas entah menghilang ke mana. Saat ini Rafas merasa terintimidasi hanya karena mendapatkan tatapan tajam dan ancaman pedang dari perempuan yang mengaku Putri Raja di depannya. “Sebenarnya aku ada di mana?” Rafas akhirnya membalas bentakan sang Putri. Tampak jelas kebingungan menghampiri wajah Putri Aura saat mendengar teriakan itu. Putri Aura menyimpan pedangnya, lalu meraih dagu Rafas dengan kasar. Wajah sang Villain melekat di sana, dan Putri Aura masih mengingatnya dengan jelas. Hanya saja ada yang berbeda. Tatapan mata lelaki di depannya ini berbeda dengan sang Villain yang hampir saja berhasil menghunuskan pedang padanya. Putri Aura melepas perlahan dagu Rafas. Ia pikir ada yang aneh di sini. “Siapa kau?” Putri Aura memundurkan langkahnya. Ia tetap memasang kewaspadaan meskipun tanpa pedangnya. . . Bersambung.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

Romantic Ghost

read
162.4K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.6K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook