Chapter 18 – Doubted Heart

2281 Words

Setelah selesai menyantap sarapannya, Azalea mengambil laptop untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda akibat penyakit yang menyerangnya. Ia sedang merancang bangunan rumah yang akan ia berikan pada Galang sebagai hadiah atas kesabaran putranya itu untuk mengalah padanya agar mereka bisa pindah ke Bandung. Sedang asyik – asyiknya bekerja, sebuah panggilan video call menginterupsi pekerjaannya. Ia tersenyum saat melihat nama penelepon. Emily. Ibu mertuanya yang sedang menetap di Canberra, Australia, untuk menemani suaminya yang bekerja sebagai staff di kedutaan besar Indonesia untuk Australia. “Halo, Ma.” “Halo, Sayang. Maaf ya, Mama belum bisa pulang.” “Gapapa kok, Ma.” “Gimana keadaan kamu?” “Sehat, Ma. Mama sama papa gimana di Canberra?” “Kami di sini sehat – sehat semua, kok.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD