When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
[Tidak ada penolakan, Ken. Kau secepatnya harus pulang kerumahmu, se-ka-rang! Papa sama Mama tunggu!] Rivaldy dengan tegas menyuruh Kenzo untuk pulang, dan mengeja kata sekarang seraya menekankan kata itu agar Kenzo menurut. Decakan terdengar dari sebrang telpon. Kenzo menolaknya, tapi ketegasan Rivaldy mampu membuat dia akhirnya menyetujui perintah sang papa. [Ckk, harus sekarang ya, Pah? Oke. Tunggu saja Pah, sebentar lagi Kenzo kesana.] [Ya, ingat jangan lama-lama. Papa tidak menerima alasan apa pun. Pokoknya kamu harus secepatnya pulang!] [Baik, Pah. Apa Papa bersama Mama di sana?] Kenzo mengutarakan tanya karena merasa ingin tahu. [Ya, Mama mu ada di sini. Kenapa? Kamu takut akan di omelin dia?] [Mmh, tidak juga. Karena Kenzo tidak merasa punya salah. Kenapa harus takut?] boh