When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tiba saatnya waktu pernikahan Damar di laksanakan. Damar bersama keluarga tengah berada di kediaman Khanza, untuk bersiap berangkat ke rumah calon mempelai wanita. Pria itu tampil gagah dengan balutan jas berwarna hitam. Damar yang tengah bercermin di kamarnya, tiba-tiba di kejutkan dengan kehadiran Kenzo bersama anak-anaknya. "Ayah —!" seru mereka bersamaan. Kedua anak Kenzo dan Khanza, berlari menghampiri Damar. Ada rasa haru dalam hati pria bule itu, meski si kembar telah bertemu dengan daddy kandungnya, tapi keduanya masih mengingat dia sebagai ayah mereka. Damar menyambut kedua bocah itu dengan pelukan hangatnya. Seperti biasa mereka berebut ingin di cium duluan. Sekilas ekor mata Damar menangkap kehadiran Aksa, yang hanya diam mematung menatap ke arah mereka. "Bang Aksa, sini!