When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sepeninggal kedua mertua juga pasangan Nuri dan Danang. Khanza masih setia duduk di depan tv beralaskan karpet. Wanita itu masih sibuk membalas chat dari Cici. Karena keasikan berbalas chat, tak terasa malam semakin larut. Khanza di kagetkan dengan denting bunyi jam dinding yang menunjukan waktu jam sebelas malam. "Astagfirullahaladzim, ternyata ini sudah malam. Aku terlalu asik chatan dengan Mbak Cici. Mas Kenzo, apa dia sudah tidur atau belum, ya?" Khanza membeo. Di raihnya remote tv yang ada di dekat meja, gegas dia mematikannya. Suasana tampak sepi karena mungkin orang-orang telah berada di alam mimpi masing-masing. Wanita cantik itu berjalan menuju ruang tamu, dia ingin memeriksa pintu siapa tahu belum terkunci. Dan benar saja pintu belum di kunci, Khanza lekas menguncinya.