When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Hei—Sayang! Kamu bisa masuk ke kamar Daddy?" tanya Kenzo heran, melihat Keysa telah berdiri sembari mengerucutkan bibirnya. Gadis kecil itu menatap tajam ke arah mereka berdua. "Bica, Key bica macuk ke kamalnya Daddy. Ayah Damal yang bukain pintunya. Kenapa Mommy sama Daddy belum bangun udah ciang juga? Key, jadi lama-lama tunggunya. Key, mau main cama Daddy," protes gadis kecil tersebut. Kenzo melirik sang istri, tapi wanita itu malah pura-pura masih tertidur. Dia menghela napas kasar, bingung menghadapi sang putri yang tengan merajuk. Pria itu bingung karena dia tidak bisa berbuat apa-apa, tubuh mereka yang tengah polos tersembunyi di balik selimut tebalnya. Di bawah selimut dengan nakalnya tangan sang istri malah meremas lembut area sensitifnya. Membuat darahnya berdesir kembali