When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Khanza yang minta izin untuk pergi ketoilet, tiba-tiba di tengah lorong di kejutkan dengan cekalan tangan seseorang di lengannya. Wanita itu langsung menyentakan cekalan tangan tersebut, dia merasa sangat kaget dan sedikit sakit karena cekalannya yang sangat kuat. Khanza sampai menjerit saking kaget dan ketakutan. "Aww! Siapa kamu? Berani sekali kamu mencekal lengan sa—" wanita itu menggantung kalimatnya setelah melihat siapa orang yang tengah berani mencekalnya itu. "Suttt, diam jangan teriak. Mas, hanya ingin tahu kabar kamu, Khanza. Kamu sungguh berbeda sekali, kamu semakin cantik. Nyesel dulu Mas nyia-nyiakan kamu." "Basi, Mas. Semuanya udah basi. Kamu nggak usah mengungkit- ungkit masa lalu lagi. Hubungan kita udah kelar." "Mas tahu kamu akan menolaknya, tapi Mas selalu gelisah