Edric hendak merebahkan tubuhnya pada tempat tidurnya hendak terlelap namun suara bising di sebelah rumahnya membuat pemuda itu kembali menegakan tubuh dan sontak melangkah turun menuju jendela kamarnya. Ia melongokan kepala mengamati lab yang terdengar suara ribut di dalam sana. Ia mengernyitkan dahinya merasa ada yang aneh, karena tidak ada satu oranh pun di rumah ini selain dirinya. Kalaupun ada itu hanya para vampire yang tersisa di lab ayahnya yang masih terkurung di dalam sana. “Mereka tidak mungkin bisa keluar kan?” Gumamnya dengan melangkah keluar dari kamarnya, menuruni tangga rumah dan melesat keluar dari pintu. Berlari cepat menuju laboratorium di samping rumahnya. Edric terdiam sesaat melihat pintu yang biasa menjadi tempat ayahnya memonitori para vampire yang sedang diuji