Beberapa hari telah berlalu, baik Manaka maupun Aaron, tak ada yang mau minta maaf. Mereka tetap tinggal bersama, makan bersama seperti biasanya. Namun, tak ada satu pun yang berbicara. Diam-diaman seperti anak kecil. Manaka perlahan-lahan mulai menjaga jarak, lebih banyak menghabiskan waktu di lantai bawah dengan bawahannya. Aaron jadi makin merasa bersalah. Mau minta maaf, tapi tak pernah bisa menemukan waktu yang pas. Makin dibiarkan, makin buruklah keadaan mereka. Manaka juga sama saja, marah-marah di depan anak buahnya. Mengeluh kenapa Aaron malah mendiamkannya. Membujuk atau apalah gitu! Bila perlu langsung membantingnya seperti biasa, memaksa tubuh dan pikiran Manaka patuh dengan kekerasan. Itu, kan cara mereka mendekatkan diri. Aaron yang jinak begini menjengkelkan sekali. Dud