Part 12 | When You're With Her

1331 Words
Banyak yang Alle pikirkan dalam perjalannya menuju Soulsteak, dia tidak tau kenapa hatinya gelisah, juga sebagian dirinya yang berusaha meyakinkan jika semua akan baik-baik saja dan berjalan sesuai keinginannya, Earl tetap akan datang walau tidak jadi menjemputnya, dan mereka tetap akan memiliki dinner yang indah malam ini, walau sebagian dirinya lagi menentang hal itu. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di sana, Alle langsung disambut oleh pelayan yang telah mengenalnya, mengantarkannya pada meja reservasi atas nama Earl, wanita itu hanya mengikuti ke mana pelayan membawanya, masih dengan pemikiran-pemikiran yang membuatnya justru semakin gelisah. Tiba di mejanya, Alle langsung kembali menghubungi Earl untuk mengabarkan jika dia sudah tiba di Soulsteak. -Earl, aku baru tiba di Soulsteak, berapa lama kau akan datang dan membuatku menunggu? Aku belum makan malam dan sudah lapar, Earl. Kuharap kau segera datang, kau tidak lupa kan, aku benci menunggu terlalu lama.- *** Earl tiba di apartemen Vale dan masuk dengan tergesa-gesa, begitu membuka pintu, dia mendapati Vale yang menatapnya dengan raut wajah yang sulit diartikan, pun dengan Earl yang menatapnya dengan emosi campur aduk. “Kau ke mana saja?! Kau bahkan mengirimkan kata-kata laknat itu padaku! Apa maksudmu, Vale?!” Cecar Earl pada Vale membuat Vale langsung mendekat dan memukul-mukul daa Earl. “Aku yang seharusnya marah padamu!! Aku yang seharusnya menutut banyak jawaban darimu!! Kau bahkan hanya percaya dengan pesan-pesan itu!! Kau bahkan tidak mencoba mencari tahu di mana diriku!! Ah, jangankan mencoba mencariku, kau bahkan tidak curiga apakah benar aku yang mengirim pesan itu atau bukan!! Kau terlalu sibuk menikmati waktumu dengan Alle?! Iya, kan?! Jadi kau mengabaikanku!!” Vale sudah menangis dan memukul-mukul d**a Earl semakin kuat, membuat Earl langsung menahan tangan wanita itu dan membawa Vale dalam pelukannya, namun Vale meronta dengan kuat, wanita itu berusaha lepas dari Earl dan berhasil, Vale menatapnya dengan berlinang air mata. “Coba kau pikirkan, Earl. Seharusnya kau memahamiku lebih baik, seharusnya kau tau jika aku tidak mungkin mengirimkan pesan-pesan itu, tapi apa yang kau lakukan, kau memilih percaya dengan pesan-pesan itu dan menikmati waktumu bersama Alle. Bagaimana mungkin kau mengkhianatiku seperti ini, Earl?!” Vale kembali berteriak histeris, membuat Earl mengusap wajahnya kasar dan berusaha meraih Vale, namun Vale menepisnya dengan kasar dan menatapnya penuh luka. “Tidak seperti itu, Vale, bagaimana mungkin aku menikmati waktuku bersama Alle jika aku selalu memikirkan dirimu.” “Jika kau memikirkan diriku, detik itu juga saat kau menerima pesan-pesan dariku, kau harusnya mengakhiri honeymoon-mu dan memilih pulang untuk mencariku!! Tapi apa yang kau lakukan, kau seolah memang jatuh cinta pada Alle dan menikmati waktu kalian berdua, itu yang kau lakukan, Earl!! Atau jangan-jangan kau memang mencintai Alle?! Iya, kan?! Kau hanyya menggunakan aku sebagai tameng agar Alle tidak meninggalkanmu?! Begitu, kan?! Iya, kan?!!” “Valeria!!” Earl berteriak emosi dengan omongan Vale yang semakin melantur, pria itu menatap tajam Vale dan mengusap wajahnya kasar. “Apa yang kau katakan?! Berhenti berpikiran macam-macam, bagaimana aku bisa jatuh cinta pada Alle jika aku telah berkorban sejauh ini untuk hubungan kita!! Bagaimana mungkin kau bisa mengatakan hal seperti itu?! Aku mengorbankan Alle dalam hubungan kita, dan kami memiliki kesepakatan, dia meminta tiga permintaan dariku, dan aku tidak mungkin menolaknya. Dia telah mengorbankan hidupnya untukku.” Earl mendekat pada Vale, sedang Vale yang mendengar itu hanya mendengus sinis. “Lalu dia menginginkan kalian berperan layaknya saling mencintai dan menikmati honey moon kalian?!” Tanya Vale tepat sasaran, membuat Earl terdiam, diamnya Earl membuat Vale tertawa sinis. “Wanita, b******k! Bagaimana aku tidak pernah berpikir jika dia bisa lebih licik dari yang kupikirkan?” Vale menggumam, namun Earl masih bisa mendengarnya. “Valeria, bagaimana kau bisa mengumpat Alle?! Dia telah menolongku, mengorbankan hidupnya untuk menikah denganku!!” Earl menatapnya kecewa, tidak terima Alle diumpat dengan kasar oleh Vale, sedang Vale yang mendengarnya hanya mendesah lelah dan meninggalkan Earl, menuju sofa dan menjatuhkan dirinya di sana, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Earl duduk di sisinya, membawa wanita itu dalam pelukannya dan mengecup puncak kepala Vale. “Berhenti berpikiran yang tidak-tidak, bagaimana mungkin aku mencintai Alle jika aku selalu memikirkanmu, aku cukup terkejut dengan semua pesan yang kau kirimkan, aku juga ingin pulang secepatnya, hanya saja aku tidak bisa mengecewakan permintaan Alle yang telah mengorbankan masa depannya untuk menikah denganku, tolong mengerti, Valeria.” Ungkap Earl lebih tenang, menggenggam tangan Vale lembut dan menepuk-nepuk bahu wanita itu. Vale masih belum bersuara, membuat Earl mendesah panjang, membiarkan Vale tenang sebelum menanyakan kemana wanita itu dan maksud dari semua pesan-pesan itu. “Kau melupakan janjimu untuk menemaniku di cottage-ku malam itu, kau memilih tidur bersama Alle.” Vale kembali mengingat kekecewaan dan sakit hatinya, sedang Earl hanya bungkam juga lelah, ternyata Vale masih ingin membahas hal itu. ‘Kau tidak memiliki jawabannya kan, Earl. Bukankah kau melupakan Vale saat melihat bagaimana Alle tersenyum begitu manis pada Jeremy dan bagaimana mereka bisa begitu dekat padahal mereka baru saja saling mengenal?’ ‘Menurutmu, apa alasan yang cukup untuk menenangkan Vale, bahkan malam itu, di saat melihat kedekatan Alle dan Jeremy, kau langsung melupakan Vale dan fokus memisahkan Jeremy dari Alle.’ “Kau bahkan tidak bisa menjawabnya, jangan katakan padaku jika kalian menghabiskan malam kalian bersama!” Vale langsung beranjak dan melepaskan rangkulan Earl, membuat Earl menatapnya lelah dan menghembuskan napasnya panjang. “Bukan, kau tau kan aku memiliki kesepakatan dengan, Alle. Tolong mengerti, Valeria. Aku ke sini karena sangat merindukanmu, dan ingin meminta penjelasan darimu. Aku bahkan ....” Earl seketika menghentikan ucapannya saat teringat sesuatu, pria itu langsung melirik arloji di tangan kirinya, seketika dia meneguk ludahnya susah payah, ternyata sudah hampir satu jam sejak dia mengirim pesan pada Alle untuk datang sendiri ke Soulsteak. “Bahkan apa?” Tanya Vale menatap bingung pada Earl yang tiba-tiba terdiam. “Ke mana dirimu selama seminggu ini, dan apa maksudmu dengan pesan-pesan itu?” Earl mengalihkan pembicaraan, membuat Vale menghela napasnya panjang. “Jeremy menjebakku, dia membawaku ke sebuah pulau di mana hanya ada aku dan dirinya, dia memonopoliku, bahhkan dengan ponselku, semua pesan itu Jeremy yang mengirimkannya. Lebih gila lagi, Daddy memintaku untuk mengurus bisnis di China dan Jeremy yang akan mendampingiku!! Aku tidak bisa, Earl! Aku membenci, Daddy! Apa yang sebenarnya Daddy lihat dari pria itu?! Aku membenci Jeremy! Bahkan seminggu ini aku benar-benar tersiksa bersamanya, dan bayangkan dua minggu ke depan aku masih harus bersamanya!”Vale mengepalkan tangannya kuat, meninju sofa dengan isak tangis yang semakin menjadi, membuat Earl mengeratkan pelukannya dan berusaha menenangkan gadis itu. “Tenanglah, semua akan baik-baik saja, jika perlu aku akan menemanimu di China nanti dan membantumu menyelesaikan semua urusan bisnismu di sana. Aku tidak memiliki kuasa menentang Daddy karena itu bisnis miliknya, tanpa campur tangan milikku.” Ungkap Earl yang memang dari awal telah memiliki bisnisnya sendiri dan membangunnya dari nol walaupun Edward dan Jennie memiliki bisnis di beberapa bidang, namun Earl mencintai dunia bisnis yang dijalaninya kini. Sebuah perusahaan IT yang didirikannya dari nol hingga sebesar sekarang. Dia tidak pernah mencampuri urusan bisnis ayahnya yang memang lebih banyak berkecimpung di dunia mall dan perhotelan. Hal itu membuat Edward sangat menjaga Vale dan meminta wanita itu meneruskan dan membantu bisnis keluarga Addison. “Aku merindukanmu, Earl,” ujar Vale setelah berhasil menguasai dirinya dari kemarahan, membuat Earl yang mendengar itu tersenyum bahagia dan mengecup puncak kepala Vale. “Aku lebih merindukanmu,” “Bermalam di sini ya, Earl. Aku ingin tidur dipeluk olehmu.” Pinta Vale dengan manja, membuat Earl terdiam, rasa sesak dan bersalah kembali menghantuinya, saat mengetahui sudah berapa lama dia membiarkan Alle menunggu di Soulsteak. “Ya, sayang. Sekarang kita tidur, oke? Kau pasti sangat lelah kan?” “Aku ingin bersamamu hingga besok malam sebelum aku berangkat ke China.” Ungkap Vale, lalu menarik Earl untuk berdiri dari duduknya. “Tapi aku lapar, kita makan malam dulu di luar, oke?” Vale tersenyum begitu manis, membuat Earl tersenyum dan mengangguk, mengacak gemas rambut wanita itu dan mengajaknya keluar untuk makan malam, walau sebagian hatinya lagi berbisik dan terus meneriaki nama Alle yang masih menunggunya di Soulsteak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD