Mobil Oleng

1060 Words

Melihat Afina tepat di sampingnya bagai mimpi. Ini hal yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Ya, ia memang bahagia. Tapi jujur, ia takut kalau harus terlalu terbuai. Ia takut kalau kebahagiaan ini hanya sekejab. Ia takut kalau pada akhirnya ini hanya akan berakhir tak lama setelah ia dibuat melayang. Setengah jam setelah memandang, ia baru bisa tidur. Ya cukup pulas karena lelah dan mungkin efek mabuk juga. Ya walau siangnya ia sudah puas tidur juga tanpa disengaja. Bukan inginnya juga untuk tidur. Esok paginya, ia bangun lebih dulu. Mengecek pekerjaan dulu apakah ada balasan dari klien. Kalau tidak ada, ia bersiap solat dan membangunkan Afina. Perempuan itu juga nyenyaak. Suasana flat juga cukup damai. Yang kembali sibuk di dapur tentu saja Haikal. Begitu ia selesai mempersiapkan sem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD