Chapter 1

1095 Words
Seorang pria berpakaian serba hitam dan berambut hitam dengan mata berwarna coklat, sedang bejalan dengan santai, setiap ia berjalan, banyak wanita yang memandangnya takjub, karena pria itu memiliki wajah yang sangat tampan, dengan tatapan yang dingin. Pria itu berhenti dan memegang perutnya. "Sepertinya sudah saatnya makan siang," ucapnya santai lalu kembali berjalan. "Ouch..." suara seorang wanita kesakitan, yang tidak sengaja ia tabrak. "Maaf," ucapnya singkat lalu mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu berdiri. "Tidak apa-apa, Terima kasih," ucap wanita itu lembut sambil menerima uluran tangannya dan berdiri. Pria itu memperhatikan wanita yang ia tabrak tadi dengan seksama, wanita itu berambut abu-abu panjang sepunggung, dan bermata silver "Apa kau orang asing? Karena mukamu seperti bukan orang Indonesia asli," ucap pria itu heran. "Iya, aku keturunan Indo-Jepang," jelas wanita itu senang. "Oh berarti kita sama, baiklah kalau begitu aku pergi dulu," pamit pria itu lalu mulai berjalan melewati wanita itu. "Tunggu," panggil wanita itu ceria. Pria itu menghentikan langkahnya lalu berbalik. "Ada apa?" tanya pria itu dingin. "Aku belum tahu namamu, siapa namamu?" tanya wanita itu sambil tersenyum senang. "Aku Dennis," ucapnya singkat. "Salam kenal Dennis, aku Eka," ucap Eka senang. Dennis hanya menganggukkan kepalanya lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Eka yang sedang melambaikan tangannya. "Nona, apa Anda baik-baik saja, saya lihat, tadi sepertinya ada yang menabrak Anda?" Tanya seorang pria yang menggunakan pakaian pelayan berambut hitam, bermata merah, tiba-tiba berada di samping Eka dengan membawa beberapa belanjaan. "Aku baik-baik saja, tenanglah tuan A," jawab Eka santai lalu berbalik dan berjalan mendahului tuan A. Tuan A melihat sebentar kearah Dennis, sebelum akhirnya hilang dari pandangannya lalu ia berbalik dan menyusul Eka. *** "Huaaahhh, kenyangnya!" teriak Dennis senang sambil duduk di bangku taman sendirian. Setelah selesai makan siang, Dennis memutuskan pergi ke taman dekat dengan danau. Saat ini ia sedang sendirian, tapi tidak benar-benar sendirian, karena ia melihat ada beberapa makhluk lain yang lewat, entah itu melewati atas danau, atau berjalan di sekitarnya bahkan ada yang keluar dari air. Namun, Dennis tidak merasa takut sama sekali, karena ia sudah terbiasa dengan keadaannya. Dennis bisa melihat makhluk-makhluk itu sejak ia masih kecil, dulu ia pikir semua orang pasti bisa melihat makhluk-makhluk itu, jadi santai saja. Namun semenjak ia tahu dari penjaganya, yang baru ia kenal sejak umur 10 tahun, sebenarnya hanya orang tertentu yang bisa melihat mereka, dan setiap orang yang dapat melihat itu disebut Indigo, tugas mereka adalah menolong arwah yang baik dan menghancurkan arwah atau makhluk-makhluk yang jahat, agar perdamaian bisa terjadi di dunia. Setiap Indigo pasti memiliki penjaga, setiap penjaga berguna untuk menjadi pelindung Indigo itu dan sebagai alat untuk menghancurkan makhluk-makhluk dan arwah yang jahat. Dennis juga memiliki penjaga, dan penjaganya adalah seorang Elf, memang aneh, bagaimana bisa Elf menjadi penjaga Dennis? Semua itu terjadi karena Dennis membantu seorang Elf yang sedang terluka, karena pertarungannya dengan arwah yang jahat. Dennis adalah anak yang baik dan tampan, meskipun ia memiliki wajah yang dingin. Orang tua Dennis sudah meninggal, karena kecelakaan yang mereka alami saat perjalanan ke Yogyakarta. Dennis, panggil suara seseorang dari dalam kepala Dennis yang membuyarkan lamunannya. (Ada apa, Valika?) Tanya Dennis dalam benaknya. Kau sedang memikirkan apa? Hari sudah semakin sore, sebaiknya kau segera pulang, tidak baik terlalu lama di taman, tutur Valika dalam benak Dennis. Dennis hanya menyunggingkan senyumnya senang. Kenapa kamu mala tersenyum? Tanya Valika heran. (Aku hanya senang, semenjak keberadaanmu, aku merasa tidak sendiri lagi, aku seperti memiliki ibu lagi) ucap Dennis senang namun juga sedih. Jangan sedih begitu Dennis, aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri, meskipun aku hanyalah makhluk yang tak nyata ucap Valika lembut. (Tidak, kau itu nyata, bagiku kau juga seperti manusia pada umumnya, hanya saja kau jarang menunjukkan wujudmu) tutur Dennis santai dalam benaknya sambil berjalan pulang. Valika hanya diam tidak menjawab ucapan Dennis, entah raut muka apa yang sekarang ia tunjukkan, tapi Dennis tidak memikirkan itu, dan terus berjalan sampai di rumahnya. *** Disebuah ruangan yang sangat besar, terdapat seorang wanita berambut abu-abu panjang sepunggung, ia sedang asik menikmati teh beraromakan mawar. Tok tok tok. Suara ketukan pintu membuat ia harus menghentikan kegiatannya lalu ia meletakkan gelas tehnya di atas meja kecil di sampingnya. "Masuk," perintahnya santai. Seorang pria berpakaian pelayan masuk dengan membawa sebuah surat lalu ia berjalan, dan memberikan surat itu kepada wanita itu. "Ada surat dari pusat untuk nona Eka," ucap pria itu sopan lalu Eka menerima surat itu. "Terima kasih, Tuan A," ucap Eka lalu mulai membuka surat itu, dan membacanya. Kepada Eka : Kami sudah menemukan lokasi keberadaan Raja kalian, saat ini lokasinya ada di Surabaya, hanya kalian yang lebih dekat dengannya, yang lain akan segera menuju ke Surabaya begitu masalah Arwah di Jepang sudah selesai. Aku perintahkan kalian untuk segera menyelidiki keberadaan Raja Indigo, karena kami mendeteksi arwah-arwah jahat mulai semakin banyak, kita membutuhkannya segera. Dari : Komandan Eka langsung membulatkan matanya sempurna lalu langsung berdiri, dan meletakkan surat itu di meja kecil sebelahnya. "Tuan A, malam ini kita harus berkeliling kota, kita mendapatkan informasi jika Raja sedang berada di Surabaya," Jelasnya tegas lalu berjalan mengambil jaketnya dan keluar terlebih dahulu. Tuan A hanya memandangi surat itu dengan tajam. Akhirnya, akhirnya aku bisa punya kesempatan untuk bertemu denganmu Tuan Muda, batin Tuan A senang lalu berjalan menyusul Eka. *** Dennis sudah sampai di rumahnya, rumah Dennis sangat besar, bisa di bilang seperti istana. Sebenarnya orang tua Dennis adalah orang yang sangat baik dan kaya, ayahnya mengelola perusahaan ternama di dunia, perusahaan ACE, orang tua Dennis memberikan harta yang sangat berlimpah kepada anak satu-satunya, Dennis tidak memiliki saudara, karena kedua orang tuanya adalah anak tunggal, dan kakek nenek Dennis dari kedua orang tua sudah meninggal. Orang tua Dennis meninggal dalam kecelakaan saat umur Dennis 14 tahun, saat ini Dennis sudah berumur 19 tahun, dan ia sudah memimpin perusahaan ayahnya sambil kuliah. Perusahaan ACE semakin berkembang semenjak Dennis mengambil alih, Dennis adalah anak keturunan Indo-Jepang, ibunya orang Indonesia asli, sedangkan ayahnya orang Jepang asli. Dennis memiliki wajah yang sangat tampan, dia juga baik, kaya, pintar, dan hampir sempurna, seperti seorang pangeran sejati. Dennis mulai memasuki rumahnya lalu mengunci pagar dan pintu rumahnya saat di dalam, di dalam rumah yang besar itu sangat sepi, tidak ada orang sama sekali, Dennis segera menuju ke kamarnya yang di lantai dua untuk beristirahat. Sebenarnya, tanpa Dennis sadari, sesosok makhluk sedari tadi mengikuti dan memperhatikan Dennis, sejak Dennis pulang dari taman, makhluk itu hanya mengawasi Dennis sampai depan rumahnya dan sedang berada di pohon, ia tidak bisa masuk, karena rumah Dennis di lindungi oleh pelindung yang di buat oleh Valika. "Aku sungguh penasaran dengan pria itu, siapa dia sebenarnya?" tanya sosok itu tajam lalu menghilang dalam kegelapan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD