Senjata Makan Tuan

1227 Words

Mas Agung tak terlihat marah. Sejak tadi dia sangat menikmati obrolan dengan Pak Ihsan dan Bu Indira. Alih-alih menunjukkan menunjukkan raut ketidaksukaan dengan ulah ku, justru dia memperlakukanku dengan sangat lembut. Pak Ihsan berkata jika bukan sekali dua kali menangani kasus yang tengah menimpaku. Untuk memenangkan kasus perkara mudah baginya. Jadi, beliau memintaku agar tetap tenang dan tidak perlu panik. Mereka pamit istirahat karena sudah pukul 1 malam. Mas Rayan pun sudah kembali ke kamar sejak tadi karena Abang Biyan merengek mencari Amma-nya. Sekarang tinggal ada aku dan Mas Agung. Keadaan cafe masih ramai. Para tamu hotel masih banyak yang ngopi sambil bekerja. “Ada yang ingin kamu jelaskan padaku?” tanya Mas Agung. Nada suaranya masih lembut dan penuh perhatian, namun eksp

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD