Pacar Baru Kairav

2113 Words
Giandra cukup sering mengendarai kendaraan-kendaraan mewah ketika sedang bersama klien vip-nya. Dan Kairav juga termasuk klien Vip untuk jangka lama, klien Vip yang tak bisa luput dari kemewahannya. Bahkan sekarang sebagai pacar pura-pura yang baik, Kairav mengantarkan Giandra pulang ke apartemennya yang berada di kuningan city. Sudah beberapa tahun menjadi wanita panggilan untuk memuaskan napsu s*x para lelaki super duper kaya membuat penghasilan Giandra cukup besar sehingga bisa hidup mewah dan memiliki apartemen mewah dengan harga miliaran. Kairav awalnya cukup takjub ketika tahu bahwa wanita panggilan seperti Giandra bisa tinggal di apartemen mewah seperti ini. Giandra jelas bukan wanita panggilan biasa. Di dalam mobil ferrarri berwarna abu-abu milik Kairav, Giandra terus melirik ke spion dan menatap mini van berwarna hitam yang terus mengikuti mobil Kairav dari Detik Coffe hingga kearah apartemen Giandra. “Mobil hitam di belakang, kayaknya ngikutin kita terus nggak sih?” tanya Giandra sembari melirik lagi ke spion, tatapannya kini sudah was-was. “Kamu lupa sekarang kamu lagi pergi sama siapa?” Giandra menoleh, lalu mulutnya membulat. “Gara-gara kamu kaya terus kita dikuntit gitu?! Hii, serem ah! Aku mau turun aja!” Kairav memijat dahinya, memang kebanyakan wanita cantik itu sedikit bodoh. “Itu wartawan gossip yang suka cari-cari berita tentang aku.” “Masa sih?” Giandra masih parno. “Daritadi ngikutin terus loh.” Kairav membenarkan letak kacamata hitamnya ketika memasuki basement apartemen Giandra. Dan benar saja, mini van hitam itu terus mengikuti bahkan sampai Kairav memarkirkan Ferrari-nya. “Kai, mereka masih ngikutin loh.” Cicit Giandra ketakutan. Kairav sedikit menengok ke belakang, menyipitkan mata melihat mini van yang terparkir beberapa meter di belakangnya dan Kairav mendengus ketika melihat sebuah kamera dengan lensa yang panjang sedang disiapkan para wartawan gossip itu. Kairav lalu memagang puncak kepala Giandra, memutarnya agar wanita cantik itu focus menatapnya. “Itu wartawan, nggak usah takut. Mereka udah ngikutin kita semenjak kamu keluar dari Detik Coffe sambil gandeng tanganku.” Kairav lalu menekan bibirnya menjadi segaris lurus, mengingat keagresifan Giandra di pertemuan pertama mereka. “Dan… jangan g****k-g****k amat jadi orang.” “Ih!” Giandra mendesis kesal, lalu keluar dari mobil begitu saja. Kairav lalu juga keluar dari mobil, menaikkan kedua alisnya menatap Giandra ketika wanita itu hanya berdiri dengan raut wajah kesal. “Apa?” tanya Kairav ketika Giandra tetap menatapnya diam. Giandra lalu melangkah menghampiri Kairav dan kemudian tubuh Kairav kaku saat Giandra memeluk tubuhnya. “Kok tegang gitu? Bukannya kamu udah biasa acting sama aktris-aktris cantik di luar sana?” bisik Giandra tepat di telinga Kairav sambil mengusap punggung Kairav. “Peluk aku juga, Kai.” Kairav mengerjapkan matanya, sadar dari keterkejutannya. Giandra benar, ini cuma acting dan Kairav lalu balas memeluk Giandra—membiarkan wartawan gossip itu diam-diam mengambil gambar atau bahkan video mereka berdua. Giandra terkekeh, “kamu bahkan bisa sambil remas pantatku kalau kamu mau.” “Kamu gila?” Kairav hampir mendorong tubuh Giandra agar menjauh. Tapi Giandra malah berjinjit dan dengan cepat menempelkan bibirnya pada bibir Kairav LAGI. Kairav tidak bohong jika kepalanya langsung pening dan jantungnya terasa ingin meloncat karena ciuman tiba-tiba dari Giandra untuk kesekian kalinya. Bahkan bibir seksi itu melumat bibirnya dengan sensual sebelum melepaskan kecupan mereka dengan lembut. “Kamu…” bisik Giandra lembut di depan bibir Kairav. “Enak banget dicium. Karena aku pacar kamu, boleh dong cium lagi?” Kali ini Kairav benar-benar mendorong tubuh Giandra dan memutar bola mata jengah. “Jauh-jauh.” Giandra langsung menggenggam tangan Kairav. “Kai, jaga ekspresi kamu. Kita harus romantis di depan kamera.” Oh astaga, Kiarav benar-benar begitu saja tidak perduli dengan pura-pura romantis. Giandra terlalu berangasan dan agresif. Semakin dekat dengan Giandra, semakin Kairav akan menyakiti perasaan Raul. Kairav menyentakkan tangan Giandra begitu saja, kemudian memasuki mobil dan memundurkan mobilnya dengan gas menderu, membuat Giandra tersentak sampai memegangi dadanya. “Dasar cowok gila!” Desis Giandra kesal. Ia sudah hendak mengepalkan tangannya ke udara, namun kemudian melirik mini van yang masih berada di basement apartemennya. “Hfftt, sabar Giandra, sabar. Kalau bukan karena uang, kamu nggak akan melakukan ini.” Giandra lalu mengibaskan rambutnya, berusaha mengembalikan kesan anggunnya dan melangkah masuk ke lift. Membiarkan wartawan gossip itu menentukan headline berita Kairav dengan Giandra. *** Sepulangnya dari sebuah syutting project film terbarunya, Kairav bukannya pulang ke apartemennya sendiri, namun ia malah pulang ke apartemen Abian yang baru. Abian sudah mulai magang di hari pertama dan pada hari pertama juga bos-nya meminta Abian untuk pindah ke apartemen yang sama dengan bosnya. Karena Abian adalah sekertaris pribadi bosnya yang bisa Kairav anggap gila karena suruhannya di hari pertama kerja. Kairav menekan bel intercom apartemen Abian dan begitu Abian membuka pintu dengan wajah lelahnya, Kairav tetap saja mencekik singkat leher sahabatnya itu. “Aduhh! Uhuk! Apaansih, anjing?!” geram Abian sambil menyentakkan tangan Kairav. “Stress lo?!” “Lo yang stress! Darimana sih lo nemu cewek macem Giandra?” tanya Kairav tak habis pikir sambil memasuki apartemen Abian. Begitu memasuki apartemen, ia langsung mendengar siulan menggoda dari Nicholas. “Kayaknya ada yang udah hampir normal kembali, nih.” “Bacot lo.” Sahut Kairav. “Beritanya udah banyak banget di sosmed. Kairav Zachary kencan dengan wanita baru, Kairav Zachary menampik isu gay dan kepergok kencan lagi, sampai—ciuman mesra Kairav yang berujung pertengkaran.” Nicholas bersiul banget. “Asli, udah berapa tahun ya gue nggak lihat lo ciuman sama cewek?” Kairav menatap tajam kearah Nic. Jika ia terus menjawab ucapan lelaki itu, maka ia tidak akan bisa marah-marah ke Abian. Tapi begitu melihat Abian sedang mengantuk-ngantuk sambil membuka web untuk memesan Ipad seri terbaru, membuat Kairav mengernyit. “Lo mau beli Ipad lagi? Bukannya kemarin baru beli sama gue?” tanya Kairav heran. “Bukan,” Abian mendesis sembari menggaruk pelipisnya. “Bos gue nyuruh gue beli Ipad baru buat ganti punya dia yang jatuh hari ini.” “Rusak parah? Layarnya pecah atau—” “Cuma lecet.” Abian menatap layar macbooknya dengan kesal. “Lagipula katanya dia udah bosen sama warnanya. Dia minta gue pesenin baru.” Nicholas terkekeh, kemudian menambahi. “Bosnya juga nyuruh Bian buat pindah unit apartemen hari ini juga. Semua di biayain bosnya. Biar Bian selalu ada dan nggak pernah terlambat.” “Kalau menurut lo Giandra adalah wanita paling freak di kehidupan lo, maka Atsa Patricia Byakta merupakan wanita paling paling palinggg freak di dunia ini.” Bian lalu menutup layar macbook-nya dengan kasar. Nicholas tertawa lagi, “titisan Roro Jonggrang kali!” “Hah?” Kairav tak paham. “Ituloh, legenda wanita yang minta dibuatkan seribu candi dalam satu malam.” Jawab Nicholas. “Bener banget astaga!” Bian menyetujui. “Dia terlalu gila dan semua permintaannya harus dikabulkan detik itu juga, besoknya harus ada.” Kairav terdiam. Ia tidak mau ambil pusing masalah Atsa, bos baru Abian. Ia sekarang menatap layar ponselnya yang menampilkan panggilan masuk facetime dari Raul. Kairav melirik dua sahabatnya yang masih saling mengobrol, kemudian ia berdiri dan melangkah ke balkon apartemen Abian, lalu mengangkat facetime dari Raul. “Hai,” sapa Kairav dengan senyumnya, melihat wajah Raul selalu bisa membuatnya merasa lebih baik. Tapi Raul yang sedang berada di Korea hanya menghela napas. “Ramai banget berita kamu dengan wanita lain itu. Kamu mau main-main sama hubungan kita?” “Raul, itu semua cuma settingan.” Kairav memberikan penjelasan tanpa basa-basi. “Aku harus buat skandal baru untuk menutupi berita-berita tentang hubungan kita yang hampir ketahuan. Karena aku sedang ada project baru sebuah film romance.” Namun penjelasan langsung dari Kairav malah terlihat membuat Raul makin kecewa. “Sampai kapan hubungan kita harus sembunyi-sembunyi kaya gini? Kalau gini caranya, kelihatan banget kamu malus ama hubungan kita.” “Bukan gitu,” Kairav jelas mengelak. “Orang-orang disana masih mengira aku Kairav yang dulu. Bahkan keluargaku—” “Kamu anggap hubungan kita nggak normal?” “Bukan gitu, Raul. Banyak hal yang dirugikan kalau aku ngomong mengenai hubunganku dengan kamu sekarang ke media.” “Kamu emang selalu egois, Kai. Kamu selalu mementingkan diri kamu sendiri dan nggak memikirkan bagaimana perasaan pasanganmu.” Panggilan facetime dimatikan secara sepihak begitu saja oleh Raul. Membuat Kairav makin lelah oleh semua ini. Menjadi public figure tidak bisa membuatnya menjadi diri sendiri, tuntutan dari banyak orang membuat hubungannya dan Raul seringkali diterpa ketidaksetujuan dan mereka berakhir bertengkar “Kairav Zachary, ya?” Kairav melongok ke balkon atas, mengernyit ketika wanita cantik yang menggunakan gaun tidur tersenyum kearahnya. “Wah… jadi benar soal skandal kamu yang gay dengan Raul si beauty blogger terkenal itu?! Turut senang kalau itu benar! Aku dukung banget hubungan kalian!” Wanita itu tersenyum sumringah. “Kamu kok ada di apartemen Bian?!” Kairav makin mengernyit. “Atsa Patricia? Bos-nya Abian?” “Kok tahu namaku?!” Kairav melirik Abian yang sudah ketiduran lelah di sofa, lalu tersenyum kearah Atsa sambil menggelengkan kepalanya. Tanpa berkata apa-apa lagi Kairav masuk ke apartemen Abian lagi, ia tidak mau terlalu ikut campur dan mengenal wanita dengan senyum cantik yang merupakan titisan Roro Jonggrang itu. *** Dari dalam mobilnya, Giandra menamati lokasi syutting film terbaru Kairav. Ia lalu menatap kotak bekalnya yang berisi dimsum buatan Giandra. Setelah bertahun-tahun hanya memikirkan kecantikan dan merawat tubuh untuk melayani banyak pria, baru kali ini Giandra kembali menyiapkan makanan untuk pacar pura-puranya. Lagipula, memberikan dimsum ini juga salah satu trik Giandra membantu Kairav agar orang-orang di lokasi syutting benar-benar mengira Kairav punya pacar. “Pak, bapak langsung pulangin aja mobilnya ke rumah saya.” Giandra menyebutkan rumahnya, karena Giandra punya rumah dan juga apartemen. “Saya nanti pulang bareng pacar, hehe.” “Ohh, siap deh kalau gitu, non.” Supir Giandra menuruti, kemudian membawa mobil sedan mewah Giandra setelah Giandra turun di lokasi syutting Kairav. Ia sudah memakai bucket hat berwarna putih dan juga masker berwarna hitam untuk membuat image penasaran kepada wartawan. Begitu sampai di depan pagar lokasi syutting, ia langsung dicegat oleh satpam karena tidak mengenalinya. “Siapa ya? Maaf tidak boleh masuk ke lokasi syutting jika tidak ada keperluan.” Giandra membuka maskernya, membuat satpam dihadapannya sampai tidak berkedip sepersekian detik karena melihat kecantikannya. “Saya pacarnya Kairav tahu, pak.” Ucap Giandra. “Kalau nggak percaya, panggil aja Kairav.” Tapi satpam itu segera tersadar. “Banyak fans halu yang ngaku-ngaku jadi pacarnya Kairav. Jadi kamu lebih baik pulang saja. Artis disini sibuk, kalau nggak sibuk juga bakal menyapa fans di depan sini.” Kemudian satpam itu menunjuk ke deretan fans dan wartawan yang sedang ada di depan lokasi syutting. “Atau kamu duduk-duduk sama mereka kalau mau ketemu Kairav.” “Ih, tapi saya beneran pacarnya, pak!” Giandra ngotot. “Saya bakalan telepon Kairav kalau bapak nggak mau panggilin pacar saya.” “Oke, coba aja telepon kalau benar kamu pacarnya.” “Oh, bener ya?” Giandra lalu mengeluarkan ponselnya dengan kesal. Tapi beberapa detik kemudian ia langsung mematung begitu sadar kalau dia tidak punya nomor Kairav. “Saya… lupa nyatet nomor telepon pacar saya.” Satpam itu sontak terbahak. “Tuhkan, kamu halu.” Giandra mengerucutkan bibirnya, kemudian mengangsurkan kotak makan berisi dimsum itu ke satpam yang ada di lokasi syutting. “Bisa tolong kasihin ini ke Kairav sekarang? Bilang aja Giandra nunggu di luar. Ada yang mau di omongin, penting.” Satpam itu kembali menatap Giandra menyelidik, “yasudah, kamu tunggu dulu disini sama fans-fans yang lain.” Giandra mengangguk, kemudian menatap kearah deretan fans dan wartawan yang duduk-duduk di depan lokasi syutting menunggu idola mereka. Giandra yang tidak tahu harus apa, kemudian mendekati deretan fans itu dan berdiri di bawah pohon untuk menghindari terik matahari. “Mbaknya fans Kairav juga?” tanya salah satu fans yang mengenakan hijab, bersama gerombolan anak muda lainnya. “Kalau jadi pacarnya Kairav, tentu aja harus jadi fansnya.” Jawab Giandra dengan senyum sumringah. Gadis itu sontak tertawa bersama teman-temannya. “Sama mbak, kita juga sering halu jadi pacarnya Kairav.” “Tapi aku enggak halu! Kairav memang pacarku.” Jawab Giandra ngotot. Membuat para fans lainnya menatap Giandra dengan tajam. Hingga ada yang menyeletuk. “Gila nih cewek.” “Dih, lihat aja, Kairav sebentar lagi keluar buat jemput aku.” Kata Giandra sambil mengibaskan rambutnya. “Halu terosss.” Giandra mencibir sambil bersedekap di depan d**a. Baru saja ia ingin duduk, para fans dan wartawan langsung berteriak heboh dan melangkah ke pagar pembatas lokasi syutting begitu Kairav Zachary melangkah keluar menggunakan topi berwarna hitam. Giandra terdiam sejenak, ia menamati Kairav dengan jauh. Entah bagaimana, Kairav memang punya aura bintangnya tersendiri. Bahkan ketika berjalan sendirian di bawah terik matahari dengan kaus berwarna abu-abu, Kairav terlihat bersinar di mata Giandra. Giandra masih diam di tempat, melihat Kairav yang sesekali balas menyapa fansnya dengan ramah. Tapi Kairav terus melangkah maju, terus melangkah hingga langkahnya berhenti di depan Giandra. Senyum Giandra tak tertahankan lagi. Dia sontak mendongak, menatap Kairav yang menyipitkan mata kearahnya. Tapi kemudian, lelaki itu menyelipkan jemarinya di sela-sela jemari Giandra, menggenggam tangannya. “Kamu udah nunggu lama?” itu adalah kalimat Kairav yang paling lembut, dapat membuat wanita di sekitarnya meleleh jatuh cinta, termasuk Giandra yang sampai tercengang. “Ayo masuk, kasihan kamu kepanasan.” Begitu Giandra ditarik lembut untuk melangkah bersama Kairav, wartawan-wartawan gossip makin menyesaki mereka. Menyeletukkan pertanyaan yang sama, “Kairav, ini pacar barunya?” Kairav sontak berhenti melangkah, tersenyum kearah kamera dan mengangguk. “Iya, dia pacar saya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD