Seumur-umur Devan tidak pernah menyangka jika dia akan mengalami hal ini. Bahkan dalam mimpi pun dia tidak pernah membayangkan. Bagaimana mungkin, dirinya yang keren ini dibully oleh cewek cabe-cabean seperti mereka?! Jiwa laki-laki Devan meronta-ronta. "Lo pikir lo bisa pergi gitu aja dari sini?" Gea menggebrak pintu dinding toilet dengan keras. Sengaja menghalangi Devan yang baru saja mencuci muka untuk keluar dari tempat tersebut. Di belakangnya, ada mantan pacarnya -yang omong-omong Devan pasti sudah lupa siapa namanya jika dia tidak pernah menjadi Alena dan bertukar kelas- menatapnya dengan tatapan dingin mencemooh. Tak hanya mereka berdua, masih ada tiga cewek lain yang entah siapa mereka. Yang jelas mereka bukan salah satu mantan Devan. "Satu lawan lima, eh?" tukas Devan dengan n