4. Raisya

679 Words
"Kak Bejo Yang Romantis" Aku tidak bisa menahan rasa sedih didepan Raihan kali ini dan aku tidak peduli dengan semua itu. Ntahlah. Bila menyangkut tentang kak Bejo rasanya semuanya benar-benar membutakan segalanya. Aku luluh terhadap kak Bejo sehingga hal itu membuatku rela mengemis sebuah buku tata Surya diperpustakaan yang berada ditangan Raihan. Tapi jika selain itu, tentu saja aku tidak sudi. Jual mahal adalah kamus terbesar didalam diriku untuk hal-hal tertentu terutama didepan Raihan. "Aku suka sama kak Bejo. Aku suka sama dia." "Tolong kembalikan Raihan. Sekali saja. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." "Plish.. aku suka sama dia Raihan." Aku menatap Raihan yang terlihat berpikir keras. Aku tau dia tipe cowok yang tidak mudah di bujuk. Tapi, ayolah.. ini demi kak Bejo kali ini aku berharap pakai banget. Raihan menatapku dengan kesal. Bruk! Aku menatapnya tak percaya karena Raihan menghempaskan buku tata Surya itu kelantai tepat di bawah kakiku. "Kamu gila ya?!" kesal ku pada Raihan. "Ck." Raihan menatapku dengan sinis. "Aku masih waras.  Justru itu seharusnya aku tidak mau ikut campur dengan urusanmu!" Aku hendak membalas perkataannya tapi Raihan sudah pergi berlalu meninggalkanku. Cih, masa bodoh! Yang penting buku tata Surya itu kembali dan aku mengambilnya untuk segera kelapangan basket. Aku memilih duduk disebuah bangku panjang. Ya ampun.. hanya melihat kak bejo melempar bola basket ke dalam ring benar-benar membuatku terpesona. Aku mulai membuka buku tata Surya. Meskipun aku tidak mengerti dan memahami tentang planet-planet dan satelit, tapi aku berharap kak Bejo melihat kearah ku. Selagi menunggu, aku membuka halaman demi halaman buku tata Surya tersebut. Sebenarnya pelajaran tata Surya ini sangat membosankan. Apa menariknya sih tentang buku ini? Apalagi- "Hai Asalamualaikum Raisya." Aku menghentikan membolak-balikkan halaman buku tata Surya, mendongakkan wajahku dan mendapati Kak Bejo berdiri menjulang didepanku. Aku berbinar. Raut wajahku bersemu merah. "Wa'alaikumussalam kak." Aku berdiri. Merapikan hijabku dan Bejo tersenyum lagi kearahku. "Kamu disini? Gak masuk kelas?" "Em.. aku." Dan kak Bejo benar. Sudah aku bilang, bila menyangkut tentang kak Bejo semuanya benar-benar buta. Padahal saat ini jam pelajaran sedang berlangsung. Tapi gara-gara melihat kak bejo sedang bermain basket pada jam olahraganya di jendela kelasku, membuatku rela mendatanginya hingga berakhir disini. "Raisya? Kamu baik-baik aja kan? Kok melamun?" "Em a-aku.. aku." Aku berusaha bersikap santai. "Aku baik-baik aja kak hehehe." "Ah, Alhamdulillah deh." "Kakak sudah selesai main basketnya?" Bejo melirik kearah bola basket yang berada di tangannya. "Sudah nih. Kamu lagi baca buku tata Surya?" Aku mengangguk dengan semangat. Dan aku tidak menyangka bila mencari perhatian seperti ini pada kak Bejo tidaklah sulit. "Aku tidak menyangka ketemu cewek kayak kamu  yang membaca buku tata suryabl begini. Kalau boleh jujur, jarang banget cewek jaman sekarang baca buku tentang tata Surya." Aku tersipu malu. Raut wajahku merona merah. Secara tidak langsung kak Bejo baru saja mengganggumiku. "Saya.. kebetulan saya suka pelajar tata Surya kak." "Benarkah? Waw!!! Bukankah itu hal yang bagus? Aku suka dengan cewek yang menyukai pelajaran tata Surya." Aku gak tau harus bagaimana lagi. Ya ampun, bolehkah aku berharap bila kak Bejo akan menyukaiku juga setelah tata Suryanya itu? Ah Ya ampun, semoga Allah mengabulkan harapanku selama ini. "Kalau gitu aku kembali ke loker dan ruang ganti dulu ya. Kamu jangan lama-lama disini. Jangan lupa sholat Zuhur nanti." Aku mengangguk. Aku mencoba mencerna semua omongannya dan ucapan terakhirnya yang perhatian denganku. Ya Allah.. Kak Bejo si hitam manis itu belum jadi suami aja sudah bikin aku baper. Gimana setelah menikah nanti?? Aaaaaaaaaa dia calon suami idaman akutuh. Aku memegang kedua pipiku yang memanas. Bahkan aku sudah tidak peduli lagi dengan buku tata Surya itu yang terjatuh di bawah kakiku setelah kak Bejo pergi meninggalkanku yang kesemsem ini. Ah seperti sudah cukup. Masih ada waktu 30 menit lagi dan akhirnya aku pergi kembali ke kelasku bertepatan saat guruku baru saja tiba dari ruang guru. Dan aku tidak perduli. Selama aku senang, aku akan melakukannya. Demi kak bejo tercintaaaaaaahhhh. Apalagi dia sudah perhatian banget untuk mengingatkanku untuk sholat Zuhur nanti siang. *** Dasar ya si Raisya itu. Sudah seenaknya sendiri ambil buku perpus tanpa bilang, eh sekarang bukunya main tinggalkan gitu aja di halaman sekolah. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD