Saat sampai di depan rumahku Dane diam saja, dia tetap membukakan pintu untukku, tapi tidak bicara apapun, tidak senyum pula, ini di luar kebiasaannya. Dane sudah masuk kembali ke dalam mobil setelah aku keluar. Aku mendekat ke jendela mobilnya, aku ketuk pelan, tak lama kemudian dia membukanya, tapi matanya lurus ke depan, tidak menatapku. "Dane ... jangan marah," ucapku pelan. Kuhela napas pelan, dia memang sangat emosian, tapi setidaknya dia sudah bisa mengendalikan diri dengan diam, tidak seperti sebelumnya, marah sedikit langsung memukul orang. "Kamu tunggu sebentar mau? Aku ganti baju dulu?" Dane menghela napas berat, suaranya sangat terdengar. "Oke." Kali ini dia menoleh, senyuman kecil yang singkat tampak di wajahnya, walaupun singkat, aku bisa lebih tenang, entah mengapa saat D