Setelah tiga puluh menit di perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di apartemen Luna.
"Sampe juga akhirnya" ujar Aga.
"Bentar gua sama Bagas ambil kereta dulu buat dorong, biar ga capek. Biar makin efektif dan efisien juga pekerjaan kita sehingga membuat kita menjadi hemat tenaga" ujar Riko.
"a***y lo, bisa aja lo ngomongnya. Belajar dari mana lo woy ngomong kayak gitu?" tanya Aga.
"Weh gua punya suhu dong" ujar Riko.
"Udah-udah. Gih cepetan di ambil sono woy. Keburu jadi keriting nih di sini" ujar Atlas
Riko dan Bagas pun berjalan menuju ke dekat pos satpam untuk meminjam kereta dorong yang nantinya akan mereka gunakan untuk mengangkut barang-barang Luna.
Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai dengan membawa kereta dorong yang udah mereka pinjam.
Mereka memutuskan siapa yang akan di atas, siapa yang akan mengangkut barang, dan siapa yang menjaga barang-barang tersebut di bawah.
Setelah memutuskan, akhirnya Riko menjaga barang-barang yang masih di dekat mobil, sementara Aga, Bagas, dan Atlas memindahkan barang ke apartemen Luna. Dan Luna sendiri menata barang di apartemennya agar terlihat lebih rapi sedikit.
Atlas dan yang lainnya pun masih memindah-mindahkan barang dari bawah ke atas. Luna pun berinisiatif untuk memesankan minuman dan makanan untuk mereka, agar saat mereka selesai nanti, mereka dapat langsung makan dan minum.
Seperti pesanan tadi, Luna memesan Chatime untuk minumannya sesuai dengan janjinya tadi. Sedangkan makanan, Luna memilih untuk memesan KFC.
"Masih banyak ga? Gua bantuin aja ya" ujar Luna melihat mereka semua kelelahan.
"Ga boleh. Biar kita aja. Tinggal dikit kok, lagian kita ini kan cowok. Masalah angkat-angkat gini kita pantang di bantuin sama cewek dong" ujar Aga.
"Uwwwww Aga ku gentle banget kata-katanya. Semangat guyss" jawab Luna.
Mereka pun melanjutkan kegiatan memindah-mindahkan barang. Sampai akhirnya Riko ikut naik, yang menandakan bahwa semua barang sudah selesai di pindahkan.
Mereka pun langsung duduk di sofa yang ada di ruang tamu Apartemen Luna.
Tak beberapa kemudian, bel apartemen Luna berbunyi. Luna pun segera mengambil dompet dan membuka pintu.
"Atas nama Luna ya? Yang pesan Chatime?" tanya driver tersebut.
"Iya Pak. Benar saya sendiri" ujar Luna.
"Ini ya mba pesanannya Chatime kan? " ujar Bapak driver tersebut.
"Iya Pak, Makasih pak, sebentar Pak jangan pergi dulu. Ini untuk bapak" ujar Luna sembari membuka dompetnya dan memberikan dua lembar ratusan ribu kepada bapaknya.
"Kan udah di bayar pakek Ovo mba jadi mba ga perlu bayar lagi" ujar Bapak tersebut.
"Ga papa pak ini buat bapaknya. Bapaknya udah baik mau nganterin sampe sini juga. Sekali lagi makasih ya pak. Anggep aja ini bonus buat Bapak" ujar Luna.
"Anggep aja rejeki dari bidadari pak" ujar Aga yang melihat itu semua dari ruang TV.
"Wah Mba makasih banget ya mba. Saya belum pernah dapet tip sebanyak ini. Semoga rejeki nya mba lancar ya mba. Kalo gitu saya permisi dulu" ujar Bapak itu. Tentunya bapak driver itu sangat senang mendapatkan bonus yang sangat banyak dari Lunaa .
"Aamin. Sama-sama Pak, Hati-hati dijalan ya pak" ujar Luna.
Luna pun masuk dan memberikan Chatime itu kepada yang lainnya.
"Gila lo baik banget sih Naaa. Keknya lo tuh emang bidadari deh" ujar Aga.
"Hahahaa apa sih Ga. Sayangnya gua ga punya sayap nih gimana dong" jawab Luna.
"Iya Na, sengaja. Sayapnya gua simpen biar lo ga kemana-mana. Biar lo di deket gua aja" ujar Aga yang mendapatkan bullyan dari teman temannya
"Woy ngaca lo. Lo siapa woy hahaha" ujar Riko.
"Udah udah minum minum. Makanannya belum dateng tapi yang sabar ya guys. Lo semua kalo mau minumannya di abisin ga papa gua tadi juga pesen Cola kok" ujar Luna.
"Emang lu pesen makan apa Na?" tanya Atlas.
"KFC lo pada suka kan?" tanya Luna.
"Demen banget dong. Apalagi gratis beuh. Yang beliin bidadari lagi tambah muantep dah" ujar Bagas.
"Lah lo ngapa ngikut-ngikut gua bilang kalo Luna bidadari woy. Bidadari nya gua itu. Lo jangan ngaku-ngaku deh. Gua gibeng lo" ujar Aga.
"Hahahha ya udah gih di minum. Kalian lucu banget deh sumpah bikin gua ketawa mulu" ujar Luna.
"Na, lo juga lucu deh sumpah. Bikin gua diabetes kalo liat lo ketawa mulu" ujar Aga.
"Ye ini bocah masih aja woy. Sadar woy" ujar Riko.
Mereka pun tertawa.
Tak beberapa lama kemudian, bel apartemen Luna berbunyi lagi. Kali ini Luna mengajak Atlas karena tadi Luna memesan cukup banyak makanan. Jadi Luna tidak akan bisa mengambilnya sendiri.
Kali ini bahkan driver yang menerima pesanan Luna sampai mengajak driver lainnya. Sama seperti tadi, driver tersebut Luna beri uang bonus beserta driver yang satunya. Walaupun Luna sudah membayarnya lewat Ovo.
"Aduh Mba, makasih banyak ya Mba. Mba nya baik banget" ujar driver tersebut.
"Sama-sama mas. Itu udah rejekinya mas kok hehhee. Saya cuman perantara yang di kirim sama Tuhan aja" jawab Luna membuat Atlas terbengong-bengong.
"Yuk bawa masuk Tlas" ujar Luna tapi tidak mendapatkan balasan dari Atlas. Ternyata Atlas sedang bengong.
"Tlas? Kok lo bengong sih? Ayo kita bawa masuk" ujar Luna yang membuat Atlas sadar dan kembali ke dunianya lagi.
"Na, lu malaikat ya" ujar Atlas sembari menatap Luna.
"Apasih lo gajelas tau Atlas" ujar Luna.
"Ini jelas banget Na, lo malaikat kan Na? Jujur aja sama gua Na" ujar Atlas membuat Luna tertawa.
"Bukan Tlas, gua bukan Malaikat. Tapi gua Bidadari. Hahaha. Udah yuk ah masuk" ujar Luna.
Luna dan Atlas pun masuk lagi membawa makan tersebut.
"Guys makanan udah dateng nih" ujar Luna yang membuat mereka yang sedang bermain game langsung melupakan game tersebut. Karena memang sedari tadi mereka sangat lapar.
"Asyik gua boleh nambah ayam sama nasinya kan ya Na" ujar Aga.
"Boleh Aga, sok mau nambah berapa" ujar Luna.
"Demen nih gua kalo kayak gini mah" jawab Riko.
Mereka pun makan bersama di selingi oleh canda dan tawa.
Sementara itu Rigel dan Orion saat ini masih berada di kamar Bianca. Rigel kekeh untuk menjaga Bianca dan ingin selalu ada di dekat Bianca.
Bianca memang sakit, namun ternyata sakitnya Bianca hanyalah sakit panas biasa. Bahkan bisa di bilang hanya badannya saja yang hangat. Namun, Rigel tetap lah Rigel. Rigel sangat khawatir dengan keadaan Bianca. Sampai sakit biasa pun bagi Rigel itu adalah suatu hal yang luar biasa.
"Igel aku ga papa, kamu ga usah terlalu khawatir kayak gitu" ujar Bianca menenangkan Rigel.
"Kamu istirahat aja Bia, biar aku di sini jagain kamu" ujar Rigel.
"Iya makasih ya Igel" ujar Bianca.
"Sama-sama Bia" jawab Rigel sembari mengusap lembut kepala Bianca.
Gua mulai paham, kenapa Genta dukung Luna dan mihak Luna kalau aja nanti Luna milih buat ninggalin Rigel. Karena ga ada cewek yang rela membagi perhatian dan rasa kasih sayan cowoknya sama cewek lain. Apalagi cewek lain itu jadi prioritas utama buat cowoknya. Batin Orion.
Na, gua udah mulai paham Na posisi lo. Tapi boleh ga Na kalo gua minta lo buat bertahan sebentar aja Na. Gua janji ga akan lama Na. Tolong bertahan sama Rigel Na. Batin Orion.
Tak terasa sudah malam, saat ini sudah pukul 11 malam. Orion pun membujuk Rigel untuk pulang. Karena tak baik berada di rumah perempuan malam-malam begini.
"Ayo Gel pulang. Besok pagi kita kesini lagi. Ga enak kalo mau disini" Ujar Orion.
"Ga papa bang, lagian Mama sama Papa yang nyuruh Igel jagain Bia" ujar Rigel keukuh tidak mau pulang.
"Tapi Gel, ga enak" ujar Orion.
"Ga papa Gel, kamu pulang aja besok baru kesini" ujar Bianca ikut membujuk.
"Engga. Aku di sini" ujar Rigel.
"Oke, abang juga di sini" ujar Orion mengalah.
"Bia kamu tidur ya biar aku yang jagain kamu" ujar Rigel.
"Iya Igel" jawab Bianca.
"Night Bia, have a nice dream. Mimpiin aku ya Bia" ujar Rigel.
"Too Igel" jawab Bianca yang langsung menutup matanya.
Sementara itu, pukul setengah 12 Atlas dan teman-temannya memutuskan untuk pulang karena hari sudah malam. Sedangkan Atlas hanya pindah saja ke apartemen sebelah Luna. Karena ya memang itu adalah unit apartemen milik Atlas.
Sebenarnya tadi Riko, Aga, dan Bagas akan menginap di apartemen Atlas namun tidak jadi karena teringat jika tadi malam mereka juga tidak pulang. Mereka masih takut jika tiba-tiba di keluarkan dari kartu keluarga karena dikira menghilang atau tidak di akui anak oleh kedua orang tuanyam
Setelah yang lainnya pergi, Luna mencoba untuk menghubungi Rigel untuk bertanya keadannya. Meskipun di sakiti berkali-kali, Luna tetap menyayangi Rigel.
Panggilan pertama tidak di jawab oleh Rigel.
Namun Luna tidak kunjung putus asa, akhirnya Luna pun memanggil lagi.
Panggilan kedua pun juga sama. Tidak di jawab.
Kamu kemana Gel? Kenapa ga jawab telfon aku Gel? Batin Luna.
Akhirnya Luna memanggil lagi, dan kali ini di jawab oleh Rigel.
-Percakapan di telefon-
"Hallo kenapa Na?"
"Gel, kamu di mana?"
"Aku masih di rumah Bia, hari ini aku nginep. Mau jagain Bia. Udah ya kamu ga usah nelfon aku dulu takut Bia kebangun. Bianca baru aja tidur soalnya"
-Percakapan di telefon usai-
Ya percakapan itu usai, karena Rigel mematikan secara sepihak telefon tadi. Setelah kata-kata yang membuat Luna benar-benar sakit hati.
Padahal Luna masih ingin sedikit berbicara kepada Rigel. Tapi, ternyata Rigel mematikan secara sepihak telfon mereka berdua.
"Udah ya aku lagi jagain Bia"
"Aku nginep di rumah Bia"
"Kamu jangan nelfon nanti Bia kebangun"
Kata-kata itu adalah kata-kata yang terus menerus ber putar terus menerus di kepala Luna. Membuat hati Luna sesak.
Saat sedang menangis, Luna mendapatkan sebuah pesan dari Mama dan Papanya. Yang lagi-lagi membuat Luna semakin hancur.
From: Mama
-Na, besok putusan sidang Mama sama Papamu keluar, besok kami resmi bercerai. Kamu mau ikut siapa jadinya?
From: Papa
-Sayang, Papa sama Mamamu besok udah resmi pisah. Kamu ikut papa mau ya?
"b******k, gua ga mau ikut kalian berdua" ujar Luna menangis.
Hal ini semakin membuat Luna sesak. Akhirnya Luna memutuskan untuk pergi keluar di jam 12 malam ini. Entah Luna mau kemana, Luna tidak tahu. Hanya saja saat ini Luna butuh tenang.
Tuhan kenapa hidup ku hancur banget? Apa boleh kalo aku nyerah sekarang aja. Aku udah sekarat sekarang. Batin Luna.
Luna berjalan tak tentu arah sembari menangis. Sampai akhirnya dia berada di depan salah satu Club Malam.
Luna ragu ingin masuk, tapi akhirnya Luna pun melangkahkan diri untuk masuk. Mungkin di dalam ada yang bisa membuatnya tenang, pikirnya.
Namun sebelum masuk, sebuah tangan menahannya untuk tetap di luar dan tidak jadi masuk kedalam. Luna terkejut dan langsung menengok tangan siapa yang memegang tangannya itu.
"Atlas" ujar Luna dengan air mata yang membanjiri.
"Na, lo kalo ada masalah bisa cerita ke gua. Jangan sekali-kali lo masuk ke dalam sana. Dunia malam kejam banget Na. Sekali lo masuk ke sana, lo bakalan terus masuk ke sana Na" ujar Atlas.
Luna pun langsung memeluk Atlas dan menangis di bahunya.
"Tlas, gua sekarat Tlas, gua hampir mati Tlas. Gua hancur" ujar Luna di dalam pelukan Atlas.
"Na, kita pergi dulu ya dari sini. Kita cari tempat yang lebih tenang dari ini" ujar Atlas.
Mereka berdua pun pergi ke Cafe 24 jam. Cafe ini adalah Cafe langganan Atlas.
"Kok lo bisa tau gua di situ Tlas?" tanya Luna.
"Gua ngikutin Lo Na, gua khawatir liat Lo nangis keluar dari kamar" ujar Atlas.
Liat Gel, bahkan Atlas aja khawatir sama gua. Atlas yang belum ada sebulan kenal sama aku Gel. Dia khawatir ngeliat aku nangis, dia ngikutin aku waktu aku nangis, dia nyegah aku masuk ke club malam itu Gel. Kamu harus liat ini Gel, harusnya kamu liat. Batin Luna.
"Tlas" ujar Luna dan memeluk Atlas lagi.
"Ga papa Na, keluarin aja semuanya" ujar Atlas sembari menenangkan Luna.
"Na, gua pesenin Cokelat Panas ya biar lo tenang" ujar Atlas lagi yang di balas Luna dengan anggukan.
Cokelat panas itu pun datang. Atlas juga memesan cokelat panas.
"Na, ini di minum dulu. Kalo lo ga mau cerita ga papa. Tapi dengan minum ini lo bisa ngerasa sedikit lebih tenang. Gua jamin. Karena kalo gua lagi ada masalah gua selalu lari kesini dan pasti minum cokelat panas di sini Na. Itu mujarab banget bisa bikin gua tenang" ujar Atlas.
"Atlas" ujar Luna sembari menatap Atlas.
"Hmmm?" jawab Atlas sembari menatap Mata Luna.
"Makasih" ujar Luna.
"Sama-sama Na" jawab Atlas sembari mengelus kepala Luna dengan penuh sayang.
Mereka pun saling menatap dalam tempo singkat, karena setelahnya mata mereka menatap kembali ke arah jutaan bintang dan bulan yang menghiasi seluruh bumi ini.
Malam itu Luna dan Atlas menghabiskan sisa malamnya sampai menuju pagi dengan meminum cokelat panas dan menatap bintang dan bulan yang ada di angkasa.