“Suitt! Suit! Cowok! Ganteng!” Jeno yang sedang fokus bekerja, menatap pada pintu ruangan kerjanya, menatap Devan si sialan yang sudah menyembulkan kepalanya di pintu ruangannya. Ini baru jam satu siang, dan sedang masa-masa mengantuk dan enggan untuk meladeni orang gila. “Abang sayanggg!!” Jeno memijat pelipisnya, melihat Vero yang ikutan sama gilanya dengan Devan. Kapan memangnya Vero waras? Jeno itu sudah mengurangi kegilaannya sebanyak delapan puluh persen. Dan sekarang dirinya sudah waras. Maklum. Dia sudah punya istri, dan pujaan hati yang akan diambil hatinya. Mati kalau Jeno mengambil hati Alice! “Kalian tidak ada pekerjaan? Kenapa kalian bisa datang berdua? Kalian sedang berkencan? Oh My God! Aku tidak menyangka