“Bagaimana, Dad? Apakah Daddy sudah menemukan seseorang yang bisa memasukkan ku di suatu perusahaan untuk bekerja?” tanya Perrie ketika mereka sedang sarapan pagi hari itu di mansion milik Vinic yang berada di Los Angeles.
“Astaga, baru kemarin malam kita membicarakan hal ini, Queen,” sahut Vinic.
Luvena mengernyitkan keningnya mendengar perbincangan antara sang suami dan juga putri mereka.
“Bekerja?” tanya Luvena yang membuat Vinic dan juga Perrie menoleh ke arah wanita itu.
“Yes, Mom. Daddy sudah mengijinkan ku untuk bekerja,” jawab Perrie dengan antusias membuat Luvena menolehkan wajahnya menatap sang suami.
“Benar begitu?” tanya Luvena sedangkan Vinic mematung di tempat nya.
“Benar, Mom,” jawab Perrie kembali.
“Kau mengijinkan Perrie untuk bekerja sedangkan aku tidak?” tanya Luvena kepada sang suami
Vinic menghembuskan nafasnya dengan pelan, selama mereka menikah ia memang tidak pernah mengijinkan sang istri untuk bekerja, ia selalu mengurung wanita itu di dalam mansion miliknya.
“Ya,” jawab Vinic akhirnya yang membuat Luvena membanting pisau selai roti yang ia pegang.
Perrie terkejut dengan sikap sang ibu sedangkan Vinic memejamkan matanya, siap menerima kemarahan dari sang istri pagi ini.
“Kau tidak pernah mengijinkan ku untuk bekerja selama ini tapi kenapa kau mengijinkan Perrie untuk bekerja?! Itu tidak adil untukku!” teriak Luvena dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
Perrie menundukkan wajahnya melihat sang ibu yang tengah menangis saat ini sedangkan Vinic segera bangkit dari duduk nya, ia menghampiri sang istri yang masih berdiri di samping meja makan.
“Queen,” ucap Vinic seraya menyentuh pundak sang istri namun wanita itu segera pergi meninggalkan meja makan yang membuat Vinic menghela nafasnya dengan pelan sedangkan Perrie menundukkan wajahnya, ia berpikir bahwa mungkin sang ibu tidak akan mengijinkannya untuk berkerja.
Di tempat lain Tony berjalan memasuki ruang kerjanya setelah ia memarahi Harley dan menyuruh wanita itu untuk meninggalkan bisnis ilegal yang dibangun oleh adiknya tersebut.
Tony duduk di kursi kerjanya seraya memijat pelipisnya, kepalanya terasa pening saat ini karna Harley yang berulah dan sejak kemarin ia belum berhasil mendapatkan sekretaris pengganti Mia yang membuat ia harus kewalahan mengurus kantor nya yang berada di pusat kota Manhattan.
Dering smartphone miliknya berdenting, membuat ia menghentikan gerakan jemarinya yang memijat pelipis lalu mengambil smartphone tersebut yang tergeletak di atas meja.
Tony mengernyitkan keningnya kala nama sang sahabat terpampang jelas di layar berukuran enam inchi tersebut.
"Hallo," ucap Tony ketika ia mengangkat panggilan tersebut.
"Bagaimana kabarmu, Tony?" sapa seorang pria di sebrang sana yang bernama Willy Thomson.
"Sedang tidak baik saat ini," jawab Tony dengan jujur yang membuat Willy terkekeh.
"Jika kau hanya ingin mentertawakan ku lebih baik ku matikan panggilannya." Willy segera berdehem ketika Tony mengancam nya seperti itu.
"Okay, ceritakan padaku kenapa kau tidak baik-baik saja saat ini?" tanya Willy sedangkan Tony mendengus dengan kasar seraya menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi.
"Halsey berulah seperti biasa," jawab Tony yang membuat Willy menganggukkan kepalanya di seberang sana.
"Ada apa kau menghubungi ku?" tanya Tony.
Willy tersenyum seraya memegang sebuah undangan di tangannya. "Aku akan menikah satu bulan lagi."
"What?!" pekik Tony seraya bangkit dari duduk nya sedangkan Willy terkekeh di seberang sana.
"Siapa wanita yang mau menikah dengan mu?" tanya Tony tidak habis pikir yang membuat Willy semakin terbahak.
"Semua wanita menginginkan ku," jawab Willy dengan bangga.
"Kau harus datang dan bawa wanita yang selalu kau banggakan itu," kata Willy sedangkan Tony menghela nafasnya dengan kasar.
"Ya." Hanya itu jawaban dari Tony, setelah itu Willy segera mematikan sambungan telefon tersebut seraya sepihak setelah mendapatkan kepastian dari sahabatnya bahwa Tony akan hadir ke acara pernikahannya.
Tony kembali menghempaskan tubuhnya pada kursi kerja nya seraya menghela nafas dengan kasar. Hubungannya dengan Kylie sedang tidak berjalan dengan baik akhir-akhir ini dan ia pun tidak yakin jika wanita itu mau menemaninya menghadiri pernikahan Willy.