PLAAKKK Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Justin, tepat setelah pria itu melepaskan pelukannya. Nafas Irene memburu pun matanya menatap tajam ke arah bodyguardnya itu. Irene benar-benar tidak mengerti mengapa hari ini semua orang sangat menyebalkan dan membuatnya marah serta emosi. Justin yang mendapatkan tamparan tidak terkejut sama sekali. Pria itu tersenyum smirk yang mana itu membuat emosi Irene bertambah meledak. Dia semakin senang jika melihat gadis itu terpancing emosinya. Baginya itu menggemaskan. "Sinting!" amuk Irene. Gadis itu sangat yakin jika memang sebenarnya Justin itu gila, tidak waras, sinting, tidak punya malu dan tidak tau diri. Sekarang emosi dan amarah sudah mencapai ke ubun-ubun. Sebentar lagi dia akan meledak. Ibarat air yang mendidih, jika terus di atas a