Wajah Nindya menunjukkan heran saat Susi menyebut dua keponakan Tirta. “Itu lo, Nin. Kamu ingat nggak waktu kamu aku suruh menyajikan dua gelas jus apel beberapa hari lalu?” “Oh.” Nindya baru tersadar akan sesuatu hal. “Jadi dua gadis cantik itu keponakan pak Tirta?” “Iya, anak-anak Titania, adik kandung pak Tirta yang tinggal di Belanda, suaminya orang sana. Nah, mereka ini sekarang mau bangun usaha cafetaria gitu, yang modalin pak Tirta.” Nindya manggut-manggut, ternyata dua gadis yang bermesraan dengan Tirta yang dia lihat tempo hari adalah keponakan Tirta. “Aku juga dapat cerita ini dari Helmi, Nin,” ujar Susi lagi. Nindya terdiam, menyadari kecemburuannya terhadap Tirta, tapi dia tidak menyesali keputusannya, telah menolak perasaan Tirta terhadap dirinya. Nindya kembali berseman