Perasaan Brasta sudah tak enak sejak hendak berangkat ke tujuannya. Tapi mau bagaimana lagi. Mau tidak mau, ia tetap harus ke sana, demi mengetahui bagaimana keadaan Angkasa yang sesungguhnya. Semoga dia baik - baik saja. Tahu Angkasa celaka saja ia sudah sangat merasa bersalah. Apa lagi kalau sampai Angkasa kenapa - kenapa, ia akan semakin tenggelam dalam rasa bersalahnya. Kalau bukan karena bertemu dengannya, mungkin Angkasa tidak akan mengalami celaka seperti itu. Brasta memacu mobil dengan kecepatan cukup tinggi. Ia sempat mencurigai seorang pengendara motor yang berada di belakang mobilnya. Hanya perasaan Brasta saja, atau pengendara itu memang sedang mengikutinya? Karena sejak tadi, ke mana pun Brasta berbelok, pengendara motor itu terus berbelok ke arah yang sama juga. Saat Bras