Slice 81

2052 Words

Angkasa sudah berada di dalam mobilnya. Satu tangan memegang stir, matanya awas menatap jalanan yang ramai dan padat, sementara tangan kirinya memegangi ponsel yang ditempelkan ke telinga. Angkasa sedang berusaha menghubungi Sofia. Berharap semoga gadis itu sudah tak marah lagi. Nada tunggu terdengar cukup lama. Hingga Angkasa menyangka, Sofia masih sangat marah padanya, makanya tidak mau angkat telepon. Tapi ternyata, di detik-detik akhir sebelum Angkasa menyerah ... Sofia menerima panggilan itu. "Halo ...." Suara Sofia terdengar kesal, meskipun nadanya cukup datar. Angkasa tersenyum. Meski kesannya seperti marah, tapi Angkasa tahu, Sofia sudah tidak marah lagi padanya. Cukup dengan angkat telepon, berarti marahnya sudah hilang. Untuk urusan nada bicaranya yang masih ketus, itu hanya b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD