BAB 12 : Theater Berdarah - Bagian 5

1259 Words
“Jika memang Diane benar – benar mempunyai hubungan dengan Tuan James, mengapa kita tidak menghancurkan hubungan mereka seperti di drama Othello yang akan kita pentaskan.” Kilasan balik kemudian berubah, memperlihatkan sosok Diane yang sedang melambaikan tangan kepada James di stasiun kereta. Tepat sebelum dia masuk ke dalam kereta, matanya melihat Sarah tengah berjalan mendekati James. Pada saat itu, Diane tidak memikirkan apa pun dan menganggap mungkin Sarah juga pulang menggunakan kereta. Samar – samar Diane mendengar suara Sarah yang sedang menyapa James dengan lembut. “Ah, Tuan James. Saya tidak menyangka akan bertemu Anda di stasiun.” Kata Sarah seraya tersenyum. James tersenyum balik. “Kebetulan sekali, apa kamu juga akan pulang naik kereta?” Sarah menggeleng, “Tidak. Hari ini saya naik kereta karena ingin mengunjungi ibu saya di luar kota.” Setelah mendengar percakapan singkat itu, Diane sudah sepenuhnya masuk ke dalam kereta sehingga tidak bisa mendengar percakapan mereka. Satu hal yang Diane ingat, wajah James berubah buruk saat sarah mengatakan sesuatu. Keesokan harinya Diane mulai melihat perubahan di dalam sikap James, pria itu cenderung mengabaikannya dan bahkan bersikap sinis. Sesekali Diane berusaha berbicara dengan James, tetapi dia selalu menghindar dan pergi. Sepanjang latihan, wajah James terus menunjukkan ekspresi kesal. Apalagi saat dia melihat Diane bersama dengan pemeran utama pria dalam pementasan teater mereka—Harold, James akan lebih agresif dan kerap kali memarahi Harold saat pria itu melakukan sedikit kesalahan saat latihan. Dia sama sekali bukan seperti James yang Diane kenal. Padahal, biasanya James selalu sabar saat melatih aktor dan aktrisnya. Namun, sekarang dia malah seperti banteng yang melihat warna merah setiap kali menemukan sedikit kesalahan.. Ketika latihan telah usai, Diane buru – buru mengejar James yang ingin pergi ke ruang khusus sutradara. Tepat sebelum James menutup pintu, Diane sudah lebih dahulu menahan pintu tersebut agar tidak tertutup. “James, ada apa denganmu? Kenapa terus menghindariku sejak pagi?” tanya Diane cepat. James mengerutkan keningnya dan berkata, “Pergilah, aku sedang tidak ingin melihatmu.” Perasaan Diane seketika jatuh begitu James berkata demikian, tidak biasanya James akan mengusirnya seperti ini dan bersikap dingin. Karena itu, Diane mengabaikan perintah James dan tetap melangkah masuk ke dalam ruang khusus pelatih. “Apa aku membuat kesalahan?” tanya Diane seraya mengejar langkah James di dalam ruangan. James berbalik, menatap Diane dengan tatapan bengis. “Apa kamu membuat kesalahan? Mengapa tidak kamu pikirkan sendiri kesalahan apa yang telah kamu perbuat kepadaku?” Diane semakin bingung. “James, aku tidak mengerti.” “Diane, kamu benar – benar pandai menyembunyikkan sesuatu.” Diane hendak membuka mulutnya, tapi James lebih dahulu bertanya, “Satu minggu yang lalu, apakah kamu tinggal di teater sendirian bersama Harold?” “Ya, aku memang berlatih bersama dia saat sore di teater. Bukankah aku sudah bilang kepadamu? Saat itu juga kamu mengizinkanku untuk berlatih bersama Harold.” Balas Diane. Lima hari yang lalu, Diane berkata kepada James bahwa dia akan pulang larut untuk berlatih bersama Harold di teater. Saat itu, Diane merasa bahwa antara Diane dan Harold belum terbangun kemistri yang sesuai sehingga penampilan mereka kurang akan sentuhan cinta yang selalu diperlihatkan oleh Othello dan Desdemona di awal drama. James tentu saja langsung menyetujui karena itu juga menyangkut pementasan mereka. Awalnya juga James ingin menemani Diane hingga selesai, tapi dia baru ingat harus menemui manajer dari perusahaan yang menaungi grup teater mereka untuk membicarakan masalah administrasi serta perkembangan latihan mereka. Karena merasa Diane akan baik – baik saja, James memutuskan untuk meninggalkan Diane seorang diri bersama Harold. Hari sudah berjalan satu minggu dan tiba – tiba saja James ingin membicarakan hal itu lagi bersama Diane, membuat wanita itu semakin bingung dan menjadi kesal dengan sikap James yang tidak masuk akal. “Diane, apakah kamu benar – benar hanya berlatih drama bersama Harold?” “James Dalton, pertanyaanmu mulai tidak masuk akal. Tentu saja aku berlatih bersamanya, memang apalagi hal yang bisa kita lakukan?” Ada sedikit kilatan marah di pelupuk mata James saat dia berkata, “Aku memang seharusnya tidak mempercayai ucapan seorang aktris sejak awal, karena kalian mampu bersandiwara sehingga bisa menipu orang lain dengan mudah.” “James! Aku tidak pernah menipumu, aku juga tidak pernah berpura – pura saat berbicara dengan kamu!” kesal Diane. James mendengus, “Pergilah Diane, aku sedang tidak ingin melihatmu di sini.” Karena merasa marah akibat tidak diperlakukan dengan baik, Diane akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangan dan pulang tanpa berpamitan dengan James. Xena merasa bahwa perubahan sikap James ini sangat tidak mendasar. Sekeras apa pun Xena berusaha berpikir, dia tidak dapat menemukan alasan James bisa bersikap demikian kepada Diane. Kemarin pria itu masih baik – baik saja dan selalu menatap Diane dengan penuh kasih sayang yang begitu besar, tetapi sekarang tatapan mata James hanya dipenuhi oleh amarah yang tidak terbendung. Sayangnya sudut pandang yang bisa Xena akses di dalam ilusi sangat terbatas. Dia mungkin bisa mengintip tempat – tempat lain yang berada di sekitar Diane, tapi saat Diane sudah pergi jauh, maka tempat – tempat itu akan menghilang. Sekarang, dia juga tidak bisa melihat James lagi setelah Diane meninggalkan teater. “Master Dominic, bagaimana menurutmu? Apakah kamu bisa mengetahui alasan James menjadi marah?” Zenon membalas, “Kemarin, James dan Sarah sempat berbincang. Sarah mungkin memberitahu James tentang keburukan Diane.” Xena tiba – tiba ingat sesuatu, “Ah, benar. Sarah sebelumnya berkata ingin menghancurkan hubungan James dan Diane. Tapi, aku tidak menyangka bisa secepat ini. Kira – kira apa yang telah diucapkan Sarah kepada James sampai pria itu langsung marah.” “Nona Archer, menurutmu hal apa yang paling sering membuat pasangan bertengkar?” Xena berpikir sejenak. Dia sudah melakoni berbagai macam film selama bertahun – tahun, dan sebanyak enam puluh persen dari film serta  drama series yang Xena perankan adalah film romantika. Alur dari film romantis memang beragam, terkadang terlihat sangat biasa atau kadang kala tampak sangat berbeda dengan film lainnya. Akan tetapi, terdapat satu alur yang selalu saja muncul di naskah romantis murni. “Perselingkuhan.” Jawab Xena. Sarah berkata akan menghancurkan hubungan Diane dan James seperti  di drama Othello. Maka, sama saja dengan Sarah ingin James dan Diane hancur akibat perselingkuhan palsu. “Benar, aku telah menangani berbagai macam kasus hantu yang di bunuh. Kebanyakan dari mereka terbunuh oleh kekasih mereka sendiri akibat terbutakan oleh amarah saat melihat kekasihnya berselingkuh.” Kata Zenon. Cinta memang pada dasarnya mengerikan. Ketika terlalu sedikit, maka hubungan sepasang kekasih akan menjadi hambar seperti teh tanpa gula. Namun, apabila hormon oksitosin yang dihasilkan terlalu banyak maka manusia cenderung meninggalkan logika dan berpaku pada perasaannya saja. Cinta yang murni itu lambat laun akan berubah menjadi obsesi yang bisa membusukkan pikiran, menanamkan ideologi baru bahwa kekasih mereka hanyalah milik mereka seorang sehingga tidak boleh ada orang lain yang menyentuhnya. Ketika seseorang mendengar kekasih yang sangat ia sayangi berselingkuh darinya, dia pasti akan langsung merasa terkhianati. Kesedihan yang dirasakan terlalu tinggi sehingga turut membawa perasaan marah ke atas permukaan. Dan kemarahan itu akan menguasai otak dan hati mereka, berusaha melampiaskan amarahnya kepada kekasih mereka. Sebab itu, pertengkaran yang diakibatkan oleh perselingkuhan cenderung mempunyai akhir yang buruk. Kepingan demi kepingan memori Diane berputar dengan cepat, seolah Diane telah melupakan hari – hari yang ia lewati tepat setelah James berubah dingin kepadanya. Dari kepingan memori yang Xena lihat secara sekilas. Diane dan James masih tetap berhubungan, namun pondasi dari hubungan itu mulai retak sehingga keduanya tengah berdiri di atas hubungan yang bisa runtuh bila sekali lagi terguncang badak. Akhirnya, kepingan memori Diane berhenti tepat sehari sebelum pementasan di mulai. • • • • • To Be Continued 4 September 2021    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD