Kolam teratai yang indah setelah di masuki oleh rubah kecil, berubah menjadi merah. Cahaya yang menjulang ke langit, perlahan mulai redup. Gilbert khawatir, karena Eden tak kunjung keluar dari kolam.
Pikiran-pikiran negatif pun mulai menjalar begitu saja tanpa peringatan. Tak mau tinggal diam, Gilbert hendak menyelam ke dalam air, tapi belum sempat dilakukan, seorang pria muda muncul di permukaan.
Rambut putih, dengan mata biru safir membuatnya tampan berkali-kali lipat. Gilbert senang Eden kembali menjadi normal. Pria itu bergegas memberikan kalung kepadanya agar identitas milik Eden tak di ketahui.
“Pakai itu untuk menutupi kekuatanmu. Dan mulai sekarang namamu adalah Eden.”
Memang sulit harus merubah identitasnya secara mendadak. Apalagi tubuh yang di diami merupakan siluman. Mau tak mau, Louis harus terbiasa dengan kehidupan Eden.
“Jangan pernah melepaskan kalung ini.” Gilbert memakaikan kalung itu ke leher Eden, sontak rambutnya yang berwarna putih berubah menjadi hitam legam. “Ingat, jangan membocorkan rahasia mu.”
Louis mengangguk setuju, mulai sekarang namanya adalah Eden, dan untuk Louis, nama itu akan disimpan sampai ia berubah menjadi manusia. “jadi, apa yang harus aku lakukan setelah ini?”
Berubah menjadi tubuh manusia sangat di inginkan oleh Louis, dan semua itu telah tercapai. Ketika hendak berjalan menuju kepermukaan, pria itu menatap ke arah genangan air. Bukan terkejut lagi ketika melihat wajahnya, melainkan syok sampai tak berkata apa-apa.
Gila benar! Wajah pria bernama Eden sangatlah tampan, dan terlihat berwibawa, bahkan terlihat awet muda. “Apakah semua siluman seperti ini?” gumamnya di dengar oleh Gilbert.
Pria berjenggot itu terkekeh. “Eden memang terkenal tampan, dia juga terkenal ramah. Kau harus ramah di depan semua siluman, termasuk kepada Kelly.”
“Akan aku usahakan. Mulai sekarang aku adalah Eden, dan Louis akan hadir kembali setelah menjadi manusia.” Eden berjalan menuju ke tepi sungai, dan bertekad nama Louis sudah dikubur di dama hatinya sampai tubuh manusianya kembali. Lagi pula menjadi siluman akan merusak martabatnya sebagai pemburu siluman, untuk itu sebagai Eden nanti ia akan berusaha kembali menjadi Louis seperti sedia kala.
“Kita kembali sekarang, Eden. Aku takut Kelly murka karena pergi terlalu lama. Benar saja, ketika mereka hendak melangkahkan kaki, suara Kelly berteriak-teriak memanggil nama mereka berdua. Gilbert menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, karena tingkah Kelly yang seperti siluman kurang didikan.
“Maklum saja, dia tumbuh tanpa seorang ibu.” Ibu Kelly sudah meninggal ketika melahirkan Kelly. Dan Gilbert merawatnya sendirian, bersama kedua anaknya. Suara milik Kelly yang menggelegar itu mampu membuat telinga mereka berdua berdengung.
Pohon-pohon yang semula tenang, tiba-tiba bergoyang. Gilbert mengangkat tangan agar Eden berhenti berjalan. “Ada apa?” tanya Eden yang tak mengerti dengan situasinya. Pria tua itu merangkulnya untuk diajak menjauh menuju pohon besar, dan mereka sekarang bersembunyi dibalik pohon itu.
“Dengar, aku tahu kekuatanmu masih lemah, dan kau juga belum sepenuhnya pulih.” Gilbert mengambil sesuatu di sakunya. “Kelly adalah anak yang baik, dia akan membantu menyelesaikan masalah jika kau memberikan ini padanya.”
Eden semakin bingung dengan inti pembicaraan Gilbert yang terkesan aneh itu. Dan sekarang dia malam memberikan sebuah kunci untuknya. “Eden, setelah identitas mu di ketahui, pasti akan ada yang mengejarmu. Cahaya yang menjulang ke angkasa berwarna putih adalah pertanda bahwa kau spesial.”
“Apa maksudmu?” seru Eden semakin tak mengerti.
“Aku sudah tua, sudah waktuku tiba melakukan kebaikan untuk terakhir kalinya.” Gilbert menatap manik biru safir milik Eden dengan penuh kasih sayang. “Kunci ini adalah jawaban yang kau inginkan.”
Gilbert pun berubah menjadi rubah coklat dengan tubuh besar dan berekor tujuh. Pria itu berlari menuju ke arah kolam teratai. Kabut hitam tebal mengikutinya, bunyi gemerincing besi terdengar jelas di telinga Eden yang masih bingung dengan situasi saat ini.
“Dimana ayahku?” tanya Kelly memegang pundak Eden dengan erat. Gadis itu melihatnya sedang terbengong, maka ia segera datang untuk menanyakan sang ayah.
Terdengar lagi bunyi langkah kaki beberapa orang, Kelly menarik Eden untuk bersembunyi di semak-semak ilalang. Ia bahkan menggunakan penyamar bau agar mereka tidak ketahuan.
“Tadi rubah besar coklat ada di sana! Aku melihatnya!” seru salah seorang pengawal bertubuh besar.
“Aku yakin dia yang dibicarakan ratu. Dia tak jauh dari kolam teratai. Kita harus menangkapnya hidup-hidup.”
Mereka pergi dengan diikuti kabut yang terus mengiringi sampai benar-benar menghilang dan cuaca berubah menjadi cerah kembali. Karena sudah aman, Kelly bangkit dan hendak mencari Gilbert.
“Kemana kau akan pergi?” tanya Eden menyilang kan kedua tangannya sebatas d**a dengan gaya sedikit sombong.
“Mencari ayahku.” Kelly tak suka sifat Eden yang sekarang karena benar-benar membuatnya ingin memukul wajah itu.
“Dia memberikan ini kepadamu.” Eden membuka telapak tangannya. Ada sebuah kunci perak dengan gantungan bulu ayam.
“Tidak mungkin!” seru Kelly tak percaya melihat benda itu. Eden tak mengerti, kenapa gadis tersebut berteriak histeris dengan benda sederhana yang ada di tangannya.?
“Aku akan mencarinya.” Meskipun tak mungkin, Kelly akan berusaha mencari Gilbert.
“Sepertinya, dia berkorban untukku.” Eden yakin dengan asumsinya.
“Bukan sepertinya! Tapi memang itu kenyataannya, Eden! Dia berkorban untukmu!” Kelly berteriak sambil meneteskan air matanya. Bagaimana bisa Gilbert meninggalkannya sendirian, dan memilih menjadi kambing hitam untuk mengecoh para pengawal itu.
“Aku yakin dia selamat.” Kelly positif dengan pemikirannya, dan memilih menuruti kemauan sang ayah. “Kunci ini aku ambil, dan kau ikut denganku.”
Setelah Kelly melihat cahaya yang menjulang tinggi ke langit itu, ia bergegas menuju ke kolam teratai. Dan benar saja, sebelum sampai para pengawal kerajaan sudah lebih dulu tiba di tempat itu.
“Dengar, aku akan membantumu, melepaskan tubuh yang bukan milikmu.” Menjadi teman Eden gadungan adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidup Kelly.
“Bagus..., karena itu adalah tugasmu.” Eden merasa bahwa usahanya akan menjadi manusia kembali sangat mudah, terbukti kutukan siluman pohon tua itu tak ada artinya.
“Sial, aku ingin membunuhnya,” desis Kelly tertahan karena pria itu sangat menyebalkan. Ia berharap Eden yang sekarang cepat kembali menjadi Louis Black. Pantas saja para siluman sangat membencinya, ternyata orang yang bernama Louis itu benar-benar pria yang menjengkelkan.
Mereka berjalan menuju ke pondok milik Kelly. Sesekali gadis itu mengoceh dengan segala ejekan dan hinaan yang dilayangkan Eden padanya dengan gumaman, alias di tahan.
“Kenapa kau tak mau bicara denganku?” Sebelum menjadi Eden, ia adalah manusia yang sangat dihormati, terlebih lagi oleh bawahannya, dan sekarang ada gadis tengil yang bersikap seolah meniadakan dirinya.
“Karena aku tak peduli.” Kelly kesal dengan ocehan tak bermutu keluar dari mulut Eden. Sungguh ia benar-benar tak tahan dan akhirnya menjentikkan jari supaya pria itu berhenti bicara.
“Emmm... emmm.” Eden menepuk-tepuk bahu Kelly kebingungan karena tak bisa bicara. Sedangkan gadis itu hanya acuh saja, tak peduli sama sekali.
‘Sial, kenapa dia mengabaikan ku?Dasar gadis busuk! Dia sengaja membungkam mulutku. Awas saja! Jika aku kembali menjadi Louis. Kau akan aku bunuh dengan rasa sakit yang luar biasa’
“Emmm... emmm.” Eden berjalan di depan Kelly-merentangkan kedua tangannya agar dia berhenti. Dan sayangnya, gadis itu melewati dengan acuh.
‘Oh s**t!’ teriak Eden di dalam hati dengan kesal.
Ia butuh kesabaran ekstra untuk menaklukan hati Kelly yang sedang marah padanya. Tidak ada cara lain lagi selain memohon. Pria itu berjalan mendekat kembali, tapi Kelly sudah bersuara.
“Kau akan kembali bicara setelah sampai pondok.” Kelly berjalan meninggalkan Eden yang masih kesal padanya. Gadis itu terkekeh merasa senang bisa membuatnya marah. “Well, hiburan terbaik.”
Bersambung