Ternyata tidak. Revano masih duduk tenang dihadapannya setelah mendengar cerita yang ia ungkapkan. "Saya tahu kamu tidak butuh simpati saya saat ini. Tapi saya sangat prihatin mendengarnya." Ucapannya sangat bertolak belakang dengan wajah yang pria itu tunjukkan, tidak ada rasa prihatin sama sekali. "Jujur saja sejak awal pernikahan ini direncanakan tidak ada sama sekali dalam benak saya untuk menjadikan pernikahan ini hanya sebagai pernikahan diatas kertas." "Saya tidak ingin membandingkan masalalu saya dengan masalalu kamu, karena memang sakitnya seseorang tidak bisa disamaratakan. Disisi lain saya mengerti keadaan kamu, tolong kamu juga mengerti keinginan saya. Saya sudah gagal dengan pernikahan saya yang lalu dan saya tidak ingin gagal untuk kedua kalinya." "Saya menerima kamu baik