Transformation 3

1217 Words
Qiu Shen menghilang selama beberapa saat, kemudian kembali dengan beberapa buah berry di tangannya. "Di sebelah sana, ada buah berry yang bisa dimakan." Qiu Shen memberitahu informasi itu kepada Karen sebelum menghampiri Yeona kembali. Lalu, tanpa mengatakan apa-apa meletakkan buah yang dibungkus daun itu di dekat Yeona duduk. Yeona melirik. "Ini ... "Makan." Yeona pikir setelah itu Qiu Shen akan mencari tempat lain lagi untuk tidur seperti biasa, tapi pria itu justru duduk di sampingnya dan mulai melempar buah berry satu persatu ke mulutnya. Lalu, Yeona kembali berpikir bahwa mungkin saja pria itu akan pindah setelah selesai makan, tapi salah lagi. Karena Qiu Shen memilih untuk tetap di tempat itu hingga sore hari, bahkan secara terang-terangan terus mengawasinya. Sama seperti sekarang. Karena Yeona merasa pergelangan kakinya tidak begitu sakit lagi, dia beranjak ke sungai untuk cuci muka, namun tak lama setelah dia pergi, Qiu Shen juga berdiri dan mengikutinya. "Aku sudah bisa jalan sendiri, kau tidak perlu mengantarku," kata Yeona. Dan Qou Shen hanya membalas dengan, "Hn." Tapi begitu Yeona lanjut berjalan lagi, langkah kaki Qiu Shen masih terdengar di belakang dan tetap ada bahkan ketika Yeona memilih pergi ke tempat yang berbeda dari anggota lain. Yeona berbalik lagi. "Lalu kenapa masih mengikutiku?" "Aku juga mau ke sungai." Yeona melirik sungai yang sejak tadi sebenarnya sudah ada di samping kiri mereka. "Itu sungainya." Qiu Shen tidak menjawab, hanya berdiri menatapnya tanpa ekspresi. "Um ... " Yeona menggaruk pipi. "Aku mau pipis," cicitnya. Hening sejenak sebelum Qiu Shen akhirnya bereaksi. "Oh, oke," balasnya sebelum membalik tubuhnya dan berjongkok di tepi sungai. Puncaknya, di malam hari ketika mereka semua harus bergantian untuk tidur, Yeona memilih tidur lebih dulu dan bangun untuk menjaga di tengah malam sedangkan Qiu Shen memilih sebaliknya. Jadi Yeona menyandarkan tubuhnya ke salah satu pohon dan tidur, tapi saat dia bangun, dia justru sedang berbaring di pangkuan Qiu Shen. Bagaimana itu terjadi? Yeona tentu tidak tahu, tapi yang pasti dia cepat-cepat bangun dan meminta maaf, yang mana ditanggapi oleh Qiu Shen dengan gumaman tak jelas lagi. Pria itu kemudian melipat jaket yang tadi menjadi alas tidur Yeona di atas pahanya kemudian meletakkannya di pangkuan gadis itu. Lalu sebelum pemiliknya bisa bereaksi, dia membaringkan diri di sana. Yeona menarik napas terkejut dan tidak melepasnya hingga beberapa saat. Jangankan dirinya, orang-orang yang melihat mereka pasti juga terkejut, dan dia tidak berani untuk memeriksanya. Tapi si pelaku sangat santai, memejamkan mata dan bersedekap, lalu tidur. Sekarang, bahkan jika Yeona menangis darah untuk menjelaskan hubungannya dengan Qiu Shen, tidak ada yang akan percaya padanya. *** Dua hari kemudian, semua tim akhirnya berkumpul, melaporkan semua hasil temuan mereka dan bersiap untuk pulang. Awalnya, semuanya berjalan lancar, Karen juga sudah menetapkan jalur tersingkat dan aman untuk keluar dari hutan. Namun naas, pagi sebelum mereka berangkat, kecelakaan terjadi. Pagi itu, beberapa wanita dalam tim ke sungai untuk mengambil persediaan air sekaligus mencuci muka, salah satunya adalah Yeona. Dan karena Qiu Shen harus mendiskusikan sesuatu bersama Karen dan Ben, dia tidak mengikutinya. Jadi absennya para pria membuat beberapa orang memutuskan untuk mandi. Tapi hanya beberapa saat setelah mereka turun, tanah tiba-tiba bergetar, diikuti oleh suara tapakan kaki bintang yang sangat banyak. Saat Yeona mendongak, dari rumput ilalang di seberang sungai sekelompok Bison sedang berlari kencang ke arah mereka. Situasi jadi sangat kacau dan spontanitas semua orang adalah berlari ke tepi untuk mencari pohon. Yeona pun sama, tapi karena posisinya memang agak jauh dari tepi, dengan cepat dia terkejar oleh sekumpulan Bison itu. Yeona berpikir dia akan terinjak atau diseruduk oleh kepala binatang bertanduk itu, tapi tidak. Kejadian sama terjadi sekali lagi, seperti saat berhadapan dengan lebah. Meskipun Yeona berlari di tengah-tengah bintang yang jauh lebih besar darinya, tidak satu pun dari mereka yang menyerangnya, bahkan terkesan menghindari agar tidak menabraknya. Dan hal itu terlihat semakin jelas ketika Yeona berhenti berlari. Akhirnya, Yeona mengerti mengapa Onix berkata dia akan tahu nanti, rupa-rupanya serigala itu tetap melindunginya meski dia menolak untuk ikut. Yeona tiba-tiba saja merindukannya. "Tolong." Yeona menoleh dan menemukan seorang gadis tengah berlindung di balik batu yang mulai hancur oleh tabrakan para Bison. Dia tidak memakai baju dan memiliki beberapa luka di sekujur tubuhnya, seharusnya sebelum mendapatkan tempat berlindung, dia sudah terinjak beberapa kali. "Tolong aku." Tatapan Yeona kehilangan suhu semenjak dia mengenali siapa gadis itu dan dengan sedikit seringai tipis di bibirnya, dia berkata, "setelah mendorongku ke kerumunan Zombie, kenapa aku harus menyelamatkanmu?" Ya, gadis itu adalah orang yang mendorongnya dua kali ke kerumunan Zombie. Yeona bahkan tidak menyangka bahwa akan ada kejadian yang sangat kebetulan seperti ini, padahal dia sedang memikirkan cara untuk balas dendam sebelum pulang. "Yeona, maafkan aku. Malam itu aku tidak sengaja." Tidak sengaja? Yeona tertawa pelan dan berbalik pergi, tidak peduli bagaimana gadis itu meminta tolong, dia tidak pernah menoleh. Lalu saat rombongan Bison itu akhirnya lewat, Karen dan anggota yang lain datang, sedang mereka yang menyelamatkan diri dengan memanjat pohon turun. Qiu Shen melepaskan jaketnya dan menutup tubuh Yeona yang saat itu hanya memakai tank top. "Apa kalian semua baik-baik saja?" tanya Karen. "Tidak, seseorang mati," jawab Raya. Saat kejadian, Raya adalah orang yang pertama kali berlari dan memanjat, jadi orang kedua setelah Yeona yang sama sekali tidak terluka adalah dia. Begitu mendengar berita itu, semua orang langsung memeriksa ke sungai dan akhirnya melihat seseorang tengkurap di atas batu sungai dengan tubuh yang mengenaskan. Karen menghela napas pelan. "Saat keluar menjalankan misi, kita semua tahu bahwa resiko kehilangan nyawa selalu ada, dan takdir menetapkan dia untuk tetap di hutan ini." "Aku tidak akan peduli jika saja ini benar-benar kecelakaan, tapi fakta bahwa dia bisa saja hidup jika seseorang mau mengulurkan tangan membuatku tidak bisa menerima kematiannya begitu saja." Raya menoleh ke arah Yeona. "Seseorang yang menolak untuk menolong rekan tim ketika dia mampu, apakah kau akan membiarkannya tetap bersama kita Karen?" Karen mengerutkan kening. "Apa maksudmu?" Karena saat berbicara Raya terus menatap tajam ke arah Yeona, semua orang jadi menatap ke arahnya juga dengan penasaran. "Dia." Raya mengarahkan telunjuknya. "Sama seperti saat berhadapan dengan lebah, tidak satupun Bison yang menyerangnya meski dia adalah salah satu yang tertinggal di belakang. Tapi dia kembali tanpa menyelamatkan Tria, saat dia sendiri mampu melakukannya." "Tidak di serang?" Karen menoleh ke arah Yeona. "Benarkah kau tidak mendapatkan serangan." Yeona mengangguk tanpa ragu. "Bagaimana bisa?" tanya Karen lagi. "Aku juga tidak tahu." "Bukan itu masalahnya sekarang!" Raya meninggikan suara. "Dia sudah mengaku tidak diserang, lalu kenapa tidak menyelamatkan Tria?" Yeona membalas tatapan marah Raya dengan datar. "Aku tidak sempat, dia sudah terinjak saat aku sadar tidak ada yang menyerangku." "Bohong, aku melihat Tria mencoba untuk minta tolong padanya, tapi dia tidak peduli dan pergi begitu saja." Seorang gadis mengangkat suara. "Dia sengaja meninggalkan Tria." Saat mendengar itu, semua orang menatap Yeona, menunggu penjelasannya. Tapi gadis itu menjawab dengan pertanyaan, "Apakah aku wajib menyelamatkan seseorang saat aku sendiri tidak yakin apakah rombongan Bison itu akan menyerangku jika aku membawa seseorang." "Ya, tapi ... "Apakah omong kosong ini akan terus dilanjutkan hingga monster yang menyebabkan rombongan Bison itu lari tiba di sini?" Suara dingin Qiu Shen akhirnya mengingatkan semua orang bahwa pasti ada penyebab mengapa rombongan monster Bison berlari meninggalkan habitat mereka dan masuk ke hutan, yang pasti jauh lebih mengerikan dari mereka. Karen memijat kepalanya yang mulai berdenyut. "Baiklah, kita tinggalkan tempat ini dulu. Kita akan diskusikan lagi masalah ini di basecamp." Bersambung ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD