Tawa yang menganggu

1328 Words
Tubuhnya ia gulingkan ke kanan dan kiri, kedua telinganya ia Tutup dengan bantal yang ada. bibirnya sedari tadi tidak berhenti menggeram kesal, matanya sudah memerah karena mengantuk tapi suara tawa menggelegar itu membuatnya menjadi sulit untuk terlelap Aluna berkali-kali berdoa supaya suara tawa itu menghilang. Tapi bukannya menghilang, suara tawa itu malah semakin membahana. memenuhi setiap gendang telinganya "Tidak tidur, Aluna?" mendengar suara itu, Aluna pun langsung bangun dari tidurnya. Matanya menatap sosok pria yang tengah duduk di atas meja belajar miliknya, terlihat sekali raut geli di wajahnya, menambah rasa kesal dalam diri Aluna "Kupikir kau sudah tau, William. Suara tawa mereka benar-benar mengangguku, ingin rasanya aku menemui mereka lalu memarahi mereka." Jawab Aluna menggebu-gebu William tertawa, membuat bulu kuduk Aluna berdiri. "Mereka tengah membicarakan hantu baru yang berada di rumah paling ujung." Ucap William memberitahukan yang malah membuat Aluna curiga Apa jangan-jangan selama ini William ikut ngerumpi dengan para hantu genit itu? Jika memang benar, lebih baik ia suruh William segera menjauhi mereka. Ia sangat ingat betapa licik dan joroknya pikiran para hantu itu. Mereka bahkan dengan tidak tahu malunya menonton orang yang tengah mandi dengan wajah yang benar benar terlihat mengerikan "Bagaimana kau bisa tahu, Will?" Tanya Aluna menyelidik William terlihat kebingungan untuk menjawab, hingga memilih untuk mengajak Aluna pergi menemui para hantu itu. Dengan cepat Aluna pergi keluar rumah ketika melihat William yang telah meninggalkannya dengan menembus tembok. Dilihatnya dua sosok berambut panjang yang tengah duduk di atas dahan pohon mangga, pakaian mereka terlihat bergelantungan menambah kesan seram di mata Aluna. Ditambah hawa dingin yang menusuk kulit Aluna, membuatnya berkali kali memeluk dirinya sendiri. William terlihat tengah membicarakan sesuatu dengan dua hantu itu. Tawa yang sedari tadi terdengar pun lantas mulai menghilang. Kedua hantu itu pun berganti menatap wajah Aluna "Kau terganggu dengan suara kami? Hihihihi." Tanya salah satu hantu itu Aluna menggaruk tengkuknya pelan. Melihat bagaimana menyeramkannya wajah kedua hantu itu membuat pikirannya seketika hilang, ia yang awalnya ingin marah malah terlihat kebingungan karna tidak menduga kedua hantu itu menatapnya sedemikian rupa. Ini semua karena William. Ya, ini karena William Seandainya tadi William tidak berbicara lebih dulu, mungkin Aluna bisa memarahi kedua hantu itu dan langsung kabur dari sana. Bukan malah ia yang gugup seperti ini. William yang melihat keterdiaman Aluna malah bingung sendiri. "Kenapa kau diam saja? Mereka sedang bertanya padamu, Aluna." Ucap William yang mendekati Aluna "Kenapa mereka menatapku seperti itu, Will?" Bisik Aluna William menatap Aluna bingung. Gadis ini kenapa diam? Apa ia tidak ingat bagaimana kesalnya ia tadi ketika tidak bisa tidur, bahkan ucapannya tadi pun menggebu-gebu "Karena mereka bertanya padamu, Aluna." Jawab William Lama Aluna diam, kernyitan pun muncul di dahinya. Tunggu, wajah kedua kuntilanak ini berbeda dengan kuntilanak yang biasanya. Lalu, kemana perginya kuntilanak biasanya? Pantas saja aura kedua hantu ini berbeda. Terasa sangat asing dan menyeramkan "William, apa mereka baru disini?" Tanya Aluna William menganggukkan kepalanya. Itu sebabnya ia tadi berbicara lebih dulu pada kedua hantu ini. Karna jika tidak, Aluna akan langsung memarahi mereka dan akan terjadi hal yang tidak diinginkan "Kenapa kau diam saja, gadis. Hihihihi." Ucap salah satu kuntilanak "Apa kau takut pada kami? hihihihi." Tanya kuntilanak yang lainnya Aluna menatap mereka dengan berani, meskipun ia takut tapi tidak ia perlihatkan karna akan membuat kedua kuntilanak ini semakin senang "Apa kalian tahu kalau suara kalian itu sangat mengangguku? Aku bahkan tidak bisa tidur karena itu." Ucap Aluna dengan alisnya yang bergerak mengadu Kedua kuntilanak itu hanya diam memandang Aluna "Ini rumahku, pohon ini juga milikku. Jadi lebih baik kalian pergi dari sini, jika tidak aku akan melakukan cara yang lebih kasar pada kalian." Ancam Aluna Kedua hantu itu menganggukkan kepalanya beberapa kali, lalu mengeluarkan tawa mereka yang nyaring. Dilanjutkan pergi dari pohon itu dengan terbang Aluna menatap mereka dengan kagum. Sungguh keren melihat kuntilanak yang sedang terbang di langit *** Paginya Aluna menatap kakaknya yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. kedua tangannya ia gunakan sebagai penyangga kepalanya. Kadang kala ia sedih melihat kakaknya yang harus banting tulang untuk memenuhi kehidupan mereka berdua Ingin rasanya Aluna bekerja paruh waktu. Namun, kakaknya langsung melarangnya bahkan mengancam dirinya jika ketahuan bekerja paruh waktu "Kenapa kau diam saja, Aluna? Cepat makan. Jangan melamun." Ucap Alvar Aluna menganggukkan kepalanya lalu memulai sarapannya "Nanti malam kakak akan pulang terlambat, apa kau ingin David atau Kevin menjagamu? Jika iya, kakak akan menghubungi mereka." Ucap Alvar Aluna diam memikirkan "Bukankah kak David dan kak Kevin bekerja? Mereka pasti sibuk kak, lagian aku berani kok di rumah sendiri." Balas Aluna Alvar mendengus, selalu seperti itu jawabannya "Iya kamu berani, tapi setiap kakak pulang, kamu pasti ketakutan atau paling parah kerasukan. Seperti itu yang kamu mau?" Sinis Alvar Aluna terkekeh pelan "Kan tidak selalu seperti itu, lagian ada William yang bersamaku, jadi kakak nggak perlu cemas." Bela Aluna Alvar menatap Aluna malas "Iya, terus nanti kalau ada apa-apa. William ngasih tau kakak, terus nanti lampunya kedip-kedip sendiri, itu kan yang kamu mau?" Ucap Alvar Dirinya masih ingat ketika ia diganggu oleh teman tak terlihat Aluna itu. Ah, atau lebih tepatnya mencoba memberitahu dirinya tentang keadaan Aluna, mobilnya yang tiba-tiba melaju cepat padahal ia tidak menekan gasnya, dan kertas yang tiba tiba terdapat coretan aneh atau ruangan kantornya yang tiba-tiba berkedip sendiri. Itu semua pernah dialami Alvar ketika Aluna berada di rumah sendiri dan tengah kerasukan Padahal saat itu, Alvar pikir ia diganggu oleh penghuni kantor karna tak sengaja menyenggol pohon dalam pot yang katanya ada penunggunya, sehingga penunggu itu marah dan mengganggunya. Namun, ternyata kejadian yang ia alami adalah karna ulah William, teman Aluna. Itupun setelah ia berpikir lama dan akhirnya memberitahukan kejadian yang ia alami pada Aluna Benar-benar kejadian yang tidak ingin Alvar ingat dan rasakan lagi "Terserah, yang penting nanti ada yang datang buat jagain kamu." Putus Alvar Aluna menganggukkan kepalanya mengerti, terserah kakaknya. Toh, maksud kakaknya juga baik kan? "Baiklah, mari pergi." Ucap Alvar *** Malamnya Aluna duduk didepan teras rumahnya. Ia tengah menunggu siapa yang akan datang untuk menjaganya malam ini. Matanya tak sengaja memandang pohon mangga di halaman rumahnya Ternyata kuntilanak itu telah kembali. Tapi tunggu, siapa sosok yang bersamanya? Aluna pun lantas mendekati pohon itu "Halo Tante kunti." Sapa Aluna Kuntilanak itu menatap Aluna, dan melambaikan tangannya bermaksud menyuruh Aluna untuk naik ke atas "Siapa itu Tante?" Tanya Aluna Kuntilanak itu tampak malu-malu "Wah, apa dia yang disukai tante kun?" Tanya Aluna lagi sosok itu menatap Aluna dengan tidak nyaman. Mungkin belum pernah bertemu dengan seseorang yang terlihat sangat akrab pada mahluk seperti mereka "hihihi, diam deh Aluna." Jawab kuntilanak itu sembari tertawa pelan Aluna pun mulai memanjat pohon mangga itu, namun belum sampai atas, ia mendengar teriakan seseorang yang memanggil dirinya "Aluna, kamu ngapain? Cepat turun." matanya menoleh ke bawah, lalu terkekeh pelan "Iya, kak. Aluna turun." Balas Aluna Lalu menatap kuntilanak itu sembari mengedipkan sebelah matanya "Semoga sukses, tante." Ucap Aluna dan segera mendekati seseorang yang memanggilnya tadi "Jadi kak Kevin yang jaga aku?" Tanya Aluna pada pria didepannya Kevin menganggukkan kepalanya sembari mengusap rambut Aluna pelan "Kenapa tadi manjat? Kalau kamu jatuh bagaimana hmmm?" Tanya Kevin "Itu tadi yang biasanya duduk di sana kembali. Kemarin soalnya ada dua hantu baru yang duduk di sana, tapi udah aku usir, soalnya nganggu." Jawab Aluna santai Kevin menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Gadis ini benar-benar membuat Kevin gemas, kadang takut kadang berani "Emang nggak takut?" Tanya Kevin penasaran Aluna menggelengkan kepalanya. "Enggak, soalnya dia baik. Terus tadi dia bawa pacarnya tau kak, kakak aja kalah sama dia." Jawabnya Kevin menaikkan sebelah alisnya. Apakah hantu juga memiliki pacar seperti manusia? Jika memang iya, berarti kehidupan hantu juga keren seperti manusia. Benar kan? Lalu apakah di kehidupan hantu ada club, sekolah dan sebagainya? Kevin jadi penasaran sekarang "Kak Kevin penasaran, kenapa hantu juga bisa punya pacar?" Tanya Aluna membuat Kevin terkejut Bagaimana Aluna bisa tahu? Apa jangan-jangan Aluna juga bisa membaca pikiran?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD